Fenomena Alam Perigee Masih Terjadi Hari Ini
Pesisir Selatan Bali Berpotensi Terjadi Banjir Rob
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan imbauan terkait potensi banjir pesisir (Rob) di sejumlah pesisir yang ada di Pulau Bali.
Potensi rob itu disebabkan adanya fenomena jarak terdekat bulan ke bumi atau biasa disebut Perigee yang menyebabkan peningkatan air pasang. Guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, BBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada saat beraktivitas di pesisir.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya mengungkapkan dari analisa yang dilakukan, potensi Rob ini diperkirakan terjadi sejak 27 Oktober hingga, Sabtu (29/10) hari ini. Hal itu disebabkan adanya fenomena bulan baru pada tanggal 25 Oktober dan faktor Perigee (jarak terdekat bulan ke Bumi) pada tanggal 29 Oktober. Kedua peristiwa alam itu berpotensi menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum.
"Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di selatan Bali," beber Wirajaya kepada NusaBali, Jumat (28/10). Dirincikan Wirajaya, pesisir yang berpotensi terdampak rob itu terbentang dari wilayah Kabupaten Klungkung sampai Kabupaten Jembrana. Adapun pantai tersebut, yaitu Pantai Kusamba dan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. Pantai Ketewel, Lebih, Masceti, dan Saba di Kabupaten Gianyar. Pantai Sindu, Sanur dan Serangan di Kota Denpasar. Pantai Nusa Dua, Pandawa, Nunggalan, Padang-padang, Balangan, Jerman, Kuta, Seminyak, dan Pantai Batubolong di Kabupaten Badung. Kemudian Pantai Tanah Lot, Kedungu, Yeh Gangga, Kelanting, Pasut, Soka, dan Balian di Kabupaten Tabanan. Serta Pantai Pekutatan dan Pulukan di Kabupaten Jembrana.
"Jadi ada sekitar 27 pantai yang berpotensi dilanda banjir rob selama 3 hari belakangan ini," katanya. Dia juga mengaku kalau potensi banjir rob itu diperkirakan berlangsung dengan waktu berbeda-beda di setiap wilayah. Kondisi itu secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pesisir dan pelabuhan. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
Untuk itu masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut, serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari pihaknya. "Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, diharapkan masyarakat selalu waspada dan update setiap informasi yang kita keluarkan," harap Wirajaya. *dar
Komentar