Perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda di SMPN 4 Singaraja
Seribuan Karya Sastra Murid, Guru, dan Pegawai Dipamerkan
Pihak sekolah selalu menekankan kepada anak didik untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan tidak menghilangkan kearifan lokal. Karena terkadang ditemukan siswa menggunakan bahasa gaul saat berkomunikasi dengan guru.
SINGARAJA, NusaBali
Hampir 1.500 buah karya sastra hasil karya murid, guru, dan pegawai SMPN 4 Singaraja dipamerkan mulai Senin (24/10) hingga puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, Sabtu (29/10). Berbagai jenis karya sastra itu dibuat oleh seluruh warga sekolah. Tidak hanya untuk memeriahkan perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, tetapi juga untuk membangkitkan kreativitas dan kecintaan seluruh civitas sekolah agar mencintai Bahasa Indonesia.
Ketua Panitia Putu Juliani ditemui saat puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, Sabtu kemarin, mengatakan SMPN 4 Singaraja rutin menggelar perayaan Bulan Bahasa setiap tahunnya. Namun tahun ini diinovasikan agar lebih semarak dengan pelibatan seluruh warga sekolah.
“Tahun ini kami membuat parade karya siswa, guru, dan pegawai. Karya-karya sastra mereka berupa puisi, cerpen, pantun, kisah, tips, apa saja dipajang di depan kelas dan di pojok-pojok baca. Karya-karya dipajang agar ini bisa dibaca bersama,” ucap Juliani yang juga guru Bahasa Indonesia di SMPN 4 Singaraja.
Pihak sekolah berencana mendokumentasikan seluruh karya dan akan dibukukan. Buku karya itu akan disimpan di perpustakaan sekolah dan dapat menjadi sumber bacaan dan referensi antarsiswa. Selain parade karya, juga digelar sejumlah lomba sastra. Mulai dari lomba cerpen, lomba majalah dinding (mading) antarkelas, lomba masatua Bali, dan pemilihan Jegeg Bagus Spend Four (SMPN 4 Singaraja).
Kepala Sekolah SMPN 4 Singaraja Putu Budiastana, mengatakan rangkaian perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda merupakan tindak lanjut program literasi. Sekolah juga menekankan kepada seluruh warga sekolah, untuk memprioritaskan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama di tengah gempuran perkembangan bahasa pergaulan anak muda saat ini.
“Kami di sekolah memang selalu menekankan kepada anak-anak untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan tidak menghilangkan kearifan lokal. Kita perlu khawatir juga dengan perkembangan bahasa zaman sekarang. Tidak jarang kami temukan siswa menggunakan bahasa gaul saat berkomunikasi dengan guru. Ketika itu ditemukan, kami langsung tegur dan arahkan yang benar, tetap harus mengutamakan etika,” jelas Budiastana.
Menurutnya peringatan Bulan Bahasa juga menjadi ajang merefleksi diri untuk tetap mencintai dan menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia. Budiastana menambahkan, sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, telah dilakukan penguatan karakter siswa melalui literasi. Seluruh siswa setiap 2 minggu sekali berkumpul di lapangan untuk melakukan literasi 15 menit membaca dan merefleksi apa yang sudah dibaca.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda juga sebagai salah satu penguatan karakter nasionalisme dan cinta tanah air dengan menggunakan Bahasa Indonesia. “Terus kami pupuk dan pelihara kecintaan pada Bahasa Indonesia oleh seluruh warga sekolah. Menomorsatukan Bahasa Indonesia dan menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air,” tandas Budiastana. *k23
Ketua Panitia Putu Juliani ditemui saat puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, Sabtu kemarin, mengatakan SMPN 4 Singaraja rutin menggelar perayaan Bulan Bahasa setiap tahunnya. Namun tahun ini diinovasikan agar lebih semarak dengan pelibatan seluruh warga sekolah.
“Tahun ini kami membuat parade karya siswa, guru, dan pegawai. Karya-karya sastra mereka berupa puisi, cerpen, pantun, kisah, tips, apa saja dipajang di depan kelas dan di pojok-pojok baca. Karya-karya dipajang agar ini bisa dibaca bersama,” ucap Juliani yang juga guru Bahasa Indonesia di SMPN 4 Singaraja.
Pihak sekolah berencana mendokumentasikan seluruh karya dan akan dibukukan. Buku karya itu akan disimpan di perpustakaan sekolah dan dapat menjadi sumber bacaan dan referensi antarsiswa. Selain parade karya, juga digelar sejumlah lomba sastra. Mulai dari lomba cerpen, lomba majalah dinding (mading) antarkelas, lomba masatua Bali, dan pemilihan Jegeg Bagus Spend Four (SMPN 4 Singaraja).
Kepala Sekolah SMPN 4 Singaraja Putu Budiastana, mengatakan rangkaian perayaan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda merupakan tindak lanjut program literasi. Sekolah juga menekankan kepada seluruh warga sekolah, untuk memprioritaskan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama di tengah gempuran perkembangan bahasa pergaulan anak muda saat ini.
“Kami di sekolah memang selalu menekankan kepada anak-anak untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan tidak menghilangkan kearifan lokal. Kita perlu khawatir juga dengan perkembangan bahasa zaman sekarang. Tidak jarang kami temukan siswa menggunakan bahasa gaul saat berkomunikasi dengan guru. Ketika itu ditemukan, kami langsung tegur dan arahkan yang benar, tetap harus mengutamakan etika,” jelas Budiastana.
Menurutnya peringatan Bulan Bahasa juga menjadi ajang merefleksi diri untuk tetap mencintai dan menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia. Budiastana menambahkan, sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, telah dilakukan penguatan karakter siswa melalui literasi. Seluruh siswa setiap 2 minggu sekali berkumpul di lapangan untuk melakukan literasi 15 menit membaca dan merefleksi apa yang sudah dibaca.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda juga sebagai salah satu penguatan karakter nasionalisme dan cinta tanah air dengan menggunakan Bahasa Indonesia. “Terus kami pupuk dan pelihara kecintaan pada Bahasa Indonesia oleh seluruh warga sekolah. Menomorsatukan Bahasa Indonesia dan menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air,” tandas Budiastana. *k23
1
Komentar