Eco Enzyme Bisa Jadi Produk Turunan Sabun Organik Kaya Manfaat, Begini Cara Pembuatannya
DENPASAR, NusaBali.com – Nama ‘eco enzyme’ saat ini tidak asing lagi terdengar di masyarakat. Cairan berwarna cokelat hasil fermentasi dari bahan organik yang berasal dari limbah dapur ini kaya akan manfaat untuk kehidupan sehari-hari, seperti pupuk organik, penghilang bau yang menyengat, pereda infeksi, hingga sabun padat organik.
Saat ini memang sudah banyak jenis sabun di pasaran dengan berbagai merek. Namun, siapa sangka cairan cokelat dengan sejuta manfaat itu bisa menjadi produk turunan seperti sabun organik.
Tentunya, sabun organik berbahan dasar eco enzyme memiliki banyak manfaat untuk kulit seperti kulit tampak lebih bersih, lembab, hingga bisa memudarkan bekas luka.
Alat dan bahan yang digunakan pun tidak sulit dicari dan gampang ditemui. Alat-alat yang perlu dipersiapkan seperti, gelas takar ukuran 2 liter, mixer atau pengaduk, alat pengaduk, cetakan sabun, dan alat potong.
Selanjutnya, bahan yang digunakan untuk membuat satu cetakan sabun padat yakni 600 ml minyak sawit, 300 ml minyak kelapa, 100 ml minyak olive oil, 146 gram NaOH atau soda api, essential oil secukupnya, 380 ml susu full cream, dan bahan tidak lupa 15 ml eco enzyme.
Dalam pembuatan sabun padat organik ini dianjurkan untuk menggunakan standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yakni memakai sarung tangan, kaca mata, dan juga masker. Karena, hal ini tidak dilakukan akan berdampak buruk bagi pernapasan akibat terpaparnya soda api.
“Soda api ini sangat berbahaya jika terkena kulit karena akan menimbulkan efek gatal dan perih, apalagi jika terkena mata. Tetapi bukan berarti soda api ini tidak aman digunakan, soda api dan susu ketika dicampur maka ia tidak berbahaya,” ujar Kristianne Retno, pegiat pembuat sabun padat organik.
Soal pemakaian soda api atau caustic di dalam pembuatan sabun, kata Kristianne Retno merupakan bahan dasar yang bersifat sebagai katalis. Dengan adanya NaOH yang dilarutkan dalam susu, maka cairan tersebut nantinya akan mengalami proses safonifikasi dan mengemulsi bahan minyak yang digunakan.
“Minyak itu asam, akhirnya akan terjadi proses mengubah campuran asam dan basa melalui soda api. Maka nanti Ph akan menjadi netral,” paparnya menjelaskan.
Adapun langkah-langkah pembuatan sabun padat organik yakni tahapan pertama, melarutkan 380 ml susu bersama NaoH (soda api) atau bisa menggunakan air destilasi bahkan aquades dengan takaran yang sama. Setelah kedua bahan terlarut secara sempurna, ditunggu hingga dingin pada suhu ruangan.
Selanjutnya, larutan tersebut dicampur dengan 600 ml minyak sawit, 300 ml minyak kelapa, 15 ml eco enzyme dan 100 ml minyak olive oil. Untuk mencampurnya, semua cairan itu dicampur menggunakan mixer sampai merata dan pastikan tidak ada cairan minyak yang tersisa. Hal ini dilakukan agar cairan tersebut tidak cepat padat.
Lalu, ketika semua cairan telah tercampur dengan sempurna, campuran tersebut bisa dibagi menjadi tiga bagian atau sesuai keinginan. Jangan lupa memberikan pewarna, cairan eco enzyme serta pewangi agar sabun padat organik tetapi memiliki aroma yang menyegarkan. Lalu aduk kembali agar semua proses bisa dicampur dengan sempurna.
Tahap terakhir campuran tersebut bisa dituang ke cetakan sabun dan ditutup dengan rapat. Selanjutnya, sabun didiamkan selama 15 jam di ruangan terbuka lalu sabun bisa dikeluarkan dari cetakan dan dipotong sesuai ukuran.
Namun, sabun padat organik ini bisa digunakan setelah 45-50 hari setelahnya karena menunggu masa curing sabun tersebut.
“Dengan menggunakan bahan susu dalam pembuatannya memang mengakibatkan busa dari sabun organik ini tidak banyak namun dikulit itu lebih bersih. Karena kalau disabun itu, busa tidak menjamin kulit bersih,” ujar Kristianne Retno.
Kristianne Retno yang telah membuat sabun padat organik sejak tahun awal 2022, mengatakan perubahan ketika ia beralih dari sabun padat organik ini.
Karena ia yakin sabun padat organik buatannya menggunakan bahan-bahan yang tidak berbahaya dibanding menggunakan sabun padat lain yang tidak tahu apakah mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kulit atau tidak.
“Karena ini homemade kita buat sendiri pasti aman. Apa lagi menggunakan susu. Susu ini kan bisa kita minum, perut juga bisa menerima. Selain itu menggunakan olive oil, minyak zaitun yang merupakan bahan yang bagus untuk melembabkan kulit,” tandasnya.
Wanita asal Solo ini pun berharap dengan adanya produk turunan dari eco enzyme, masyarakat lebih bisa mengenal kegunaan lain dari eco enzyme. Karena dengan menggunakan eco enzyme dalam kehidupan sehari-hari, kata Kristianne Retno, adalah langkah untuk merawat bumi. *ris
1
Komentar