Anak Keluarga Kurang Mampu, Sarat Prestasi
Ni Ketut Sri Amiasih, Siswi SMPN 1 Selat Raih 3 Emas
AMLAPURA, NusaBali
Siswi dari keluarga kurang mampu, Ni Ketut Sri Amiasih kelas IX/D SMPN 1 Selat, Karangasem, meraih, 3 medali emas, 3 medali perak dan 1 perunggu, selama tahun 2022.
Prestasi itu membanggakan keluarga besar SMPN 1 Selat, sekaligus menginspirasi adik-adik kelasnya. "Kami merasa bangga punya siswa berprestasi yang selama ini sering ikut lomba melalui online. Sda juga lomba secara manual, dan hasilnya sangat memuaskan," jelas Kasek SMPN 1 Selat I Nengah Sikiarta, dihubungi di ruang kerjanya, Banjar Gede, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (31/10).
Sri Amiasih, alumnus SDN 2 Muncan, asal Banjar Gunung Biau, Desa Muncan, Kecamatan Selat katanya, memiliki talenta dalam mata pelajaran IPA dan bahasa Inggris. Kedua mata pelajaran itulah yang menyumbangkan banyak prestasi. Dia meraih medali emas tingkat Provinsi Bali pada Lomba Mata Pelajaran IPA digelar Lembaga Competition Nasional, medali emas Tingkat Provinsi Bali Mata Pelajaran IPA digelar PT Jenius Sains Indonesia, dan medali emas Tingkat Provinsi Bali Mata Pelajaran IPA digelar OSPI (Olimpiade Saint Pemuda Indonesia).
Medali perak Tingkat Nasional Mata Pelajaran IPA digelar Nasional Zeta Institute Medan, Sumatra Utara, dan medali perak KSN (Kompetisi Saint Nasional) Tingkat Kabupaten Karangasem, satu medali perunggu Tingkat Nasional Mata Pelajaran IPA dilaksanakan PT Bima Competition Indonesia.
"Siswa ini memang belajar mandiri, lomba juga sering diikuti secara mandiri, terutama lomba lewat online," jelas Kasek SMPN 1 Selat, asal Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem ini.
Walau sarana sangat terbatas, jelasnya, tidak menghalangi untuk berprestasi. Mengingat siswa tersebut telah menginjak kelas IX, sebentar lagi menamatkan sekolah, maka sementara SMPN 1 Selat menanggung beban, untuk mencari generasinya agar prestasi terus berkelanjutan.
Siswi Ni Ketut Sri Amiasih di satu sisi merasa bangga mencatat prestasi, di sisi lain, merasa khawatir. Sebab, sebentar lagi menamatkan sekolah, belum terpikirkan untuk kelangsungan sekolahnya di jenjang SMA. Sebab, berasal dari keluarga kurang mampu, khawatir tidak memiliki biaya sekolah.
"Bangga juga dapat prestasi untuk nama sekolah, tetapi saya pribadi khawatir, semoga bisa berlanjut sekolah ke jenjang SMA," harap siswi bungsu dari 4 bersaudara pasangan I Ketut Suardika - Ni Wayan Suartini.
Sebab, ayahnya sebagai petani dan ibunya rumah tangga. Meski demikian siswi kelahiran 14 Februari 2008, tetapi optimis dan bersemangat, akan mampu melanjutkan sekolahnya hingga SMA nanti. "Semoga Tuhan selalu memberkati keselamatan, dan jalan terbaik, untuk kelangsungan pendidikan saya selanjutnya," harapnya. Sebab, pendidikan itulah, sebagai jalan menuju kesuksesan, dan masa depan yang lebih baik. *k16
Komentar