Orang Kaya RI Irit Belanja Sembako
JAKARTA, NusaBali
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pengeluaran orang kaya untuk belanja makanan lebih kecil dibandingkan kelompok menengah ke bawah.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022 menunjukkan, pengeluaran rata-rata orang Indonesia untuk konsumsi mencapai Rp1.327.782 per kapita per bulan. Terjadi kenaikan 5% dibandingkan pengeluaran pada Maret 2021 yang sebesar Rp1.264.590 per kapita per bulan.
Dilaporkan, pengeluaran untuk makanan lebih besar dibandingkan konsumsi nonpangan. Rata-rata setiap bulan, warga Indonesia menghabiskan Rp665.757 per bulan untuk makanan, dan Rp662.025 untuk nonpangan.
Angka itu naik masing-masing 6,89% dan 3,16 persen dibandingkan Maret 2022. BPS mengutip Hukum Working, saat tingkat pendapatan rumah tangga rendah, akan cenderung mencukupi kebutuhan makanan terlebih dahulu. Akibatnya, proporsi pengeluaran untuk makanan lebih tinggi dibandingkan nonpangan.
Sedangkan, untuk nonpangan, rata-rata pengeluaran orang Indonesia meningkat, kecuali barang tahan lama.
BPS kemudian membedakan pengeluaran berdasarkan kelompok pengeluaran penduduk. Untuk memetakan kesejahteraan penduduk antargolongan.
Penduduk Indonesia dikelompokkan menjadi 5 kelompok kuintil pengeluaran. Semakin tinggi kuintil, semakin tinggi pengeluaran.
"Hasil Susenas Maret 2022 menunjukkan, rata-rata pengeluaran semakin meningkat seiring tingginya kuintil pengeluaran," demikian penjelasan BPS dalam Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia, Susenas Maret 2022, seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Selasa (1/11).
"Setiap penduduk kuintil kelima atau kuintil tertinggi memiliki rata-rata pengeluaran sebesar Rp3.067.188 sebulan. Sekitar 6 kali lebih besar dibandingkan pengeluaran penduduk kuintil pertama yang pengeluarannya hanya Rp476.384 sebulan," lebih lanjut hasil Susenas Maret 2022.
Susenas Maret 2022 menunjukkan, porsi pengeluaran untuk makanan semakin kecil seiring dengan semakin tingginya kuintil pengeluaran.
Hanya kelompok masyarakat dengan tingkat pengeluaran tertinggi atau kuintil kelima yang porsi belanja makanannya di bawah 50%, yaitu hanya 40,81% atau rata-rata Rp1.251.661 per bulan.
Sedangkan, kelompok masyarakat kuintil I-IV belanja makanannya masing-masing 63,45%, 60,84%, 58,30%, dan 54,84%.
"Menurut Hukum Woroking, ini mengindikasikan ketahanan pangan kuintil kelima paling baik." Hanya saja, belanja pangan kelompok masyarakat di kuintil kelima justru naik 4,06% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan, kelompok kuintil I dan II justru turun.
Di sisi lain, Susenas 2022 menemukan, ketimpangan pengeluaran untuk nonpangan antarkelompok kuintil. "Rata-rata pengeluaran penduduk kuintil kelima sekitar 10 kali lebih besar dibandingkan kuintil pertama."
Berdasarkan komoditas, semua kelompok kuintil menaikkan belanja komoditas perumahan dan fasilitas rumah tangga. Dengan proporsi lebih dari pengeluaran nonpangan masing-masing kelompok kuintil. *
Dilaporkan, pengeluaran untuk makanan lebih besar dibandingkan konsumsi nonpangan. Rata-rata setiap bulan, warga Indonesia menghabiskan Rp665.757 per bulan untuk makanan, dan Rp662.025 untuk nonpangan.
Angka itu naik masing-masing 6,89% dan 3,16 persen dibandingkan Maret 2022. BPS mengutip Hukum Working, saat tingkat pendapatan rumah tangga rendah, akan cenderung mencukupi kebutuhan makanan terlebih dahulu. Akibatnya, proporsi pengeluaran untuk makanan lebih tinggi dibandingkan nonpangan.
Sedangkan, untuk nonpangan, rata-rata pengeluaran orang Indonesia meningkat, kecuali barang tahan lama.
BPS kemudian membedakan pengeluaran berdasarkan kelompok pengeluaran penduduk. Untuk memetakan kesejahteraan penduduk antargolongan.
Penduduk Indonesia dikelompokkan menjadi 5 kelompok kuintil pengeluaran. Semakin tinggi kuintil, semakin tinggi pengeluaran.
"Hasil Susenas Maret 2022 menunjukkan, rata-rata pengeluaran semakin meningkat seiring tingginya kuintil pengeluaran," demikian penjelasan BPS dalam Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia, Susenas Maret 2022, seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Selasa (1/11).
"Setiap penduduk kuintil kelima atau kuintil tertinggi memiliki rata-rata pengeluaran sebesar Rp3.067.188 sebulan. Sekitar 6 kali lebih besar dibandingkan pengeluaran penduduk kuintil pertama yang pengeluarannya hanya Rp476.384 sebulan," lebih lanjut hasil Susenas Maret 2022.
Susenas Maret 2022 menunjukkan, porsi pengeluaran untuk makanan semakin kecil seiring dengan semakin tingginya kuintil pengeluaran.
Hanya kelompok masyarakat dengan tingkat pengeluaran tertinggi atau kuintil kelima yang porsi belanja makanannya di bawah 50%, yaitu hanya 40,81% atau rata-rata Rp1.251.661 per bulan.
Sedangkan, kelompok masyarakat kuintil I-IV belanja makanannya masing-masing 63,45%, 60,84%, 58,30%, dan 54,84%.
"Menurut Hukum Woroking, ini mengindikasikan ketahanan pangan kuintil kelima paling baik." Hanya saja, belanja pangan kelompok masyarakat di kuintil kelima justru naik 4,06% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan, kelompok kuintil I dan II justru turun.
Di sisi lain, Susenas 2022 menemukan, ketimpangan pengeluaran untuk nonpangan antarkelompok kuintil. "Rata-rata pengeluaran penduduk kuintil kelima sekitar 10 kali lebih besar dibandingkan kuintil pertama."
Berdasarkan komoditas, semua kelompok kuintil menaikkan belanja komoditas perumahan dan fasilitas rumah tangga. Dengan proporsi lebih dari pengeluaran nonpangan masing-masing kelompok kuintil. *
1
Komentar