Gede Agastya Raih Perunggu di Australia

Atas prestasi itu, Agas bersyukur, karena sebelumnya tidak memasang target tinggi karena baru pertama kali berkiprah di kejuaraan tersebut. "Astungkara, saya mendapatkan medali perunggu di kelas +100 kg," ujar Agas, Rabu (2/11).

Agas meraih perunggu setelah kalah di semifinal dari pejudo Slovenia, Dragic V. Menurutnya, pejudo Slovenia itu punya power kuat. Agas pun berusaha main lepas. Namun, dia kalah cepat dari Dragic sehingga terhenti di semifinal.

Selanjutnya, Agas bertanding kembali memperebutkan perunggu. Pejudo kelahiran Desa Bebandem, Kabupaten Karangasem, 7 Januari 2003 itu berhadapan dengan pejudo Selandia Baru, Monta P dan Agus pun menang sehingga membawa pulang medali perunggu.

Dari kejuaraan Oceania Open itu Agas segera melakukan evaluasi. Menurutnya, dia menyadari  harus lebih meningkatkan power, fisik dan tekniknya agar kelak saat bertanding memperoleh hasil lebih bagus lagi. Apalagi Agas menjadi satu-satunya pejudo senior Indonesia yang meraih medali di Oceania Open.

"Di Ocenia Open ada tujuh pejudo senior dan satu pejudo junior. Pejudo senior hanya saya yang mendapatkan medali. Sedangkan pejudo junior mendapatkan medali emas di kelas 48 kg," papar Agas.

Agas dkk pulang ke tanah air pada Selasa malam (1/11). Di Bandara Soekarno Hatta, rombongan Agas dkk disambut Waketum PJSI MB Hutagalung bersama pengurus lainnya, dengan pengalungan bunga.

Selanjutnya, Agas dkk langsung ke Padepokan Judo di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dan sampai Rabu dinihari (2/11). Mereka mendapat waktu istirahat satu hari. "Hari Rabu ini, saya libur. Kamis besok, saya sudah mulai latihan kembali," ucap Agas, yang meraih medali emas +100 kg di SEA Games 2019 Filipina.

Kini, Agas menanti pertandingan lainnya. Menurut Agas, di bulan Desember mendatang ada Kejuaraan Grand Slam. "Saya masih menunggu informasi mengenai kejuaraan itu," kata Gede Agastya. *k22