Tabung Gas Bocor, Sekeluarga Nyaris Tewas Terpanggang
DENPASAR, NusaBali
Kebakaran hebat akibat tabung gas bocor melanda rumah kontrakan yang dihuni Robi Irawan, 38, di Jalan Gunung Lebah IV Nomor 6, Banjar Tegal Harum, Denpasar Barat, Kamis (3/11) pukul 08.00 Wita.
Kebakaran tersebut hampir merenggut nyawa Robi dan istrinya Linda, 30 serta dua orang anaknya, masing-masing berinisial A dan B, serta satu orang karyawan, Deny, 21. Kasi Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sudana dikonfirmasi kemarin siang mengatakan berdasarkan keterangan saksi-saksi di lokasi TKP sebelum terjadi kebakaran terdengar suara ledakan dari dalam rumah kontrakan tersebut. Seketika api membesar dan langsung menyambar barang-barang di dalam rumah. Para korban yang saat itu sebagian masih tidur berusaha menyelamatkan diri.
"Para korban yang merupakan sekeluarga menderita luka bakar. Mereka dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar untuk mendapatkan pertolongan medis. Sementara api yang membakar rumah tersebut berhasil dipadamkan oleh 5 unit mobil Pemadam Kebakaran BPBD Kota Denpasar," ungkap Iptu Ketut Sukadi.
Salah seorang kerabat korban, Imam Syafei, 32, ditemui Kamis petang di Gedung ICU Burns Unit RSUP Prof Ngoerah, mengatakan informasi yang diketahuinya kejadian bermula ketika korban Robi memasang tabung gas 3 kilogram di dapur. Namun tabung gas mengeluarkan bau seperti mengalami kebocoran.
Robi kemudian menyingkirkan tabung gas ke arah kamar mandi sambil menutupnya dengan kain basah. "Sebenarnya belum keluar api tapi sudah ditutup kain basah," ujar Imam.
Bau gas masih terasa dalam ruangan rumah, tiba-tiba Deny masuk ke dalam rumah bersiap menghidupkan rokok. Sempat diperingatkan Robi agar jangan menghidupkan korek api, namun Deny sudah telanjur menyalakan korek api yang mengakibatkan terjadi ledakan tabung gas.
Empat korban harus dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah terdiri dari Robi, 38, Deny, 21, anak Robi bernama Alfaridzi, 12, dan Bunga, 5. Mereka harus dirawat di ICU Burns Unit RSUP Prof Ngoerah. Sementara istri Robi yang mengalami luka ringan tidak sampai dirawat.
Anak paling kecil Robi, Bunga, karena lukanya juga tidak begitu parah, luka di kaki, sudah diizinkan pulang pada Kamis sore sekitar pukul 16.00 Wita.
Dua korban mengalami luka paling parah, kata Imam, adalah Alfaridzi, dan Deny. Keduanya harus dibalut perban sekujur tubuh. Sementara Robi hanya sebagian tubuhnya diperban. "Robi tadi bisa diajak bicara, sementara Deny dan anaknya diperban semua," ujar Imam.
Sementara itu, Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Sanglah, Dr dr Agus Roy Rusly Hariantana Hamid SpBP-RE(K) FICS, ketika dihubungi hingga Kamis malam pukul 20.00 Wita belum bisa memberi keterangan karena masih melakukan tindakan operasi. "Sebentar ya, saya masih ada operasi," ujarnya. *pol, cr78
1
Komentar