Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Tengah Perairan Pengambengan, Jembrana
Korban adalah Penumpang Kapal yang Dilaporkan Hilang di Ketapang
Keluarga korban menyebut, jenazah yang ditemukan itu sebelumnya dilaporkan hilang pada 1 November 2022. Diketahui hilang saat naik kapal dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang.
NEGARA, NusaBali
Sesosok mayat ditemukan mengapung di tengah perairan Pengembangan dengan jarak sekitar 5 mil dari bibir Pantai Pengembangan, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Sabtu (5/11) pagi. Mayat perempuan tanpa identitas ini, tepatnya ditemukan anak buah kapal (ABK) Perahu Bintang Amanah dari Desa Pengembangan pada pukul sekitar 06.45 Wita.
Saat itu, para ABK perahu nelayan yang kebetulan melintas di lokasi dalam perjalanan balik menuju Pengambangan, tidak sengaja melihat benda menyerupai mayat manusia yang mengapung di antara kumpulan sampah.
Begitu didekati, ternyata benda itu benar merupakan mayat manusia yang mengapung dalam posisi telungkup. Mayat tersebut memakai celana dalam berwarna pink, baju kaos berwarna biru, serta rok pendek berwarna hitam.
Selanjutnya, temuan mayat di tengah laut itu dilaporkan ke pihak Satpolairud Polres Jembrana. Begitu menerima laporan, Satpolairud langsung mengerahkan kapal boat untuk melakukan evakuasi. Setelah berhasil dievakuasi ke Pantai Pengembangan, mayat langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSU Negara untuk dilakukan identifikasi.
Dari hasil identifikasi, tidak ada kartu identitas pada mayat tersebut. Kondisi mayat perempuan itu pun sudah dalam kondisi membengkak. Pada tubuh korban tidak ada ditemukan bekas tanda-tanda kekerasan.
Meski tidak ada identitas, namun diketahui sudah ada pihak keluarga yang mengakui mayat perempuan tersebut. Mayat itu, diketahui bernama Maria Christina Ariastuti, 53, warga asal Malang, Jawa Timur, yang sempat dilaporkan hilang oleh pihak keluarga di Polsek Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut ipar korban, Didik Sugiarto, 58, yang datang ke RSU Negara pada Sabtu sore kemarin, pihaknya yakin bahwa mayat tersebut adalah iparnya. Selain ciri-ciri fisik, pakaian pada mayat tersebut, sama persis dengan pakaian yang dikenakan iparnya saat diketahui hilang pada Selasa (1/11) sore lalu.
“Ipar saya ini hilang pada 1 November. Diketahui hilang saat naik kapal dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) ke Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi),” ujar Sugiarto.
Sugiarto menjelaskan, sebelumnya korban bersama suami dan anaknya, berlibur ke Bali pada Sabtu (29/10) lalu. Kemudian mereka memutuskan balik dan menyeberang naik kapal dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang pada Selasa (1/11) lalu. Saat naik kapal, korban pun sempat menyatakan ingin berjalan-jalan dan terpisah dengan keluarga.
Namun sesampainya di Pelabuhan Ketapang, saat suami dan anak korban sudah turun kembali berkumpul ke mobil, korban tidak ada kembali ke mobil. Saat diketahui hilang pada Selasa (1/11) sekitar pukul 18.30 Wita itu, keluarga dibantu para ABK kapal pun sempat mencari korban di sekitar kapal. Namun korban tidak ditemukan.
“Suaminya juga tidak tahu bagaimana kejadian tiba-tiba hilang. Karena saat di kapal, tidak ada yang lihat orang tercebur ke laut. Dari rekaman beberapa CCTV di kapal, juga tidak ada terlihat korban tercebur,” ucap Sugiarto.
Terkait peristiwa hilangnya korban itu, juga sudah dilaporkan pihak keluarga ke Polsek Wilayah Pelabuhan Ketapang. Namun selama beberapa hari pencarian di Ketapang, korban tidak ada ditemukan. Hingga akhirnya begitu mendengar informasi penemuan mayat seorang perempuan di laut Pengambengan, Sabtu kemarin, ternyata identik dengan korban.
“Sekarang kami masih nunggu kedatangan suaminya. Dari petunjuk petugas kepolisian, biar dipastikan langsung oleh suaminya. Kami dari keluarga sudah mengikhlaskan, dan berharap tidak sampai otopsi. Nanti jenazahnya biar bisa segera dibawa pulang ke Malang,” ujar Sugiarto.
Sementara Kapolsek Negara Kompol Benyamin Nikijuluw saat dikonfirmasi Sabtu kemarin, membenarkan bahwa mayat perempuan tanpa identitas yang ditemukan mengapung di perairan Pengambengan itu, sudah ada keluarga yang mengakui. Namun untuk tindakan selanjutnya masih menunggu identifikasi lebih lanjut.
“Setelah dilakukan pengecekan, memang di Ketapang ada orang hilang yang ciri-cirinya sama. Dari ciri fisik dan baju yang dikenakan, cocok dengan korban tersebut. Namun untuk penyerahan jenazah ke keluarga, kita masih menunggu identifikasi. Nanti akan didalami lagi, dan kalau memang sudah pasti, baru diarahkan,” ujar Kompol Benyamin. *ode
Saat itu, para ABK perahu nelayan yang kebetulan melintas di lokasi dalam perjalanan balik menuju Pengambangan, tidak sengaja melihat benda menyerupai mayat manusia yang mengapung di antara kumpulan sampah.
Begitu didekati, ternyata benda itu benar merupakan mayat manusia yang mengapung dalam posisi telungkup. Mayat tersebut memakai celana dalam berwarna pink, baju kaos berwarna biru, serta rok pendek berwarna hitam.
Selanjutnya, temuan mayat di tengah laut itu dilaporkan ke pihak Satpolairud Polres Jembrana. Begitu menerima laporan, Satpolairud langsung mengerahkan kapal boat untuk melakukan evakuasi. Setelah berhasil dievakuasi ke Pantai Pengembangan, mayat langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSU Negara untuk dilakukan identifikasi.
Dari hasil identifikasi, tidak ada kartu identitas pada mayat tersebut. Kondisi mayat perempuan itu pun sudah dalam kondisi membengkak. Pada tubuh korban tidak ada ditemukan bekas tanda-tanda kekerasan.
Meski tidak ada identitas, namun diketahui sudah ada pihak keluarga yang mengakui mayat perempuan tersebut. Mayat itu, diketahui bernama Maria Christina Ariastuti, 53, warga asal Malang, Jawa Timur, yang sempat dilaporkan hilang oleh pihak keluarga di Polsek Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut ipar korban, Didik Sugiarto, 58, yang datang ke RSU Negara pada Sabtu sore kemarin, pihaknya yakin bahwa mayat tersebut adalah iparnya. Selain ciri-ciri fisik, pakaian pada mayat tersebut, sama persis dengan pakaian yang dikenakan iparnya saat diketahui hilang pada Selasa (1/11) sore lalu.
“Ipar saya ini hilang pada 1 November. Diketahui hilang saat naik kapal dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana) ke Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi),” ujar Sugiarto.
Sugiarto menjelaskan, sebelumnya korban bersama suami dan anaknya, berlibur ke Bali pada Sabtu (29/10) lalu. Kemudian mereka memutuskan balik dan menyeberang naik kapal dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang pada Selasa (1/11) lalu. Saat naik kapal, korban pun sempat menyatakan ingin berjalan-jalan dan terpisah dengan keluarga.
Namun sesampainya di Pelabuhan Ketapang, saat suami dan anak korban sudah turun kembali berkumpul ke mobil, korban tidak ada kembali ke mobil. Saat diketahui hilang pada Selasa (1/11) sekitar pukul 18.30 Wita itu, keluarga dibantu para ABK kapal pun sempat mencari korban di sekitar kapal. Namun korban tidak ditemukan.
“Suaminya juga tidak tahu bagaimana kejadian tiba-tiba hilang. Karena saat di kapal, tidak ada yang lihat orang tercebur ke laut. Dari rekaman beberapa CCTV di kapal, juga tidak ada terlihat korban tercebur,” ucap Sugiarto.
Terkait peristiwa hilangnya korban itu, juga sudah dilaporkan pihak keluarga ke Polsek Wilayah Pelabuhan Ketapang. Namun selama beberapa hari pencarian di Ketapang, korban tidak ada ditemukan. Hingga akhirnya begitu mendengar informasi penemuan mayat seorang perempuan di laut Pengambengan, Sabtu kemarin, ternyata identik dengan korban.
“Sekarang kami masih nunggu kedatangan suaminya. Dari petunjuk petugas kepolisian, biar dipastikan langsung oleh suaminya. Kami dari keluarga sudah mengikhlaskan, dan berharap tidak sampai otopsi. Nanti jenazahnya biar bisa segera dibawa pulang ke Malang,” ujar Sugiarto.
Sementara Kapolsek Negara Kompol Benyamin Nikijuluw saat dikonfirmasi Sabtu kemarin, membenarkan bahwa mayat perempuan tanpa identitas yang ditemukan mengapung di perairan Pengambengan itu, sudah ada keluarga yang mengakui. Namun untuk tindakan selanjutnya masih menunggu identifikasi lebih lanjut.
“Setelah dilakukan pengecekan, memang di Ketapang ada orang hilang yang ciri-cirinya sama. Dari ciri fisik dan baju yang dikenakan, cocok dengan korban tersebut. Namun untuk penyerahan jenazah ke keluarga, kita masih menunggu identifikasi. Nanti akan didalami lagi, dan kalau memang sudah pasti, baru diarahkan,” ujar Kompol Benyamin. *ode
1
Komentar