Posisi Patung Dipertanyakan, Puri Sebut Sesuai Babad
Patung Panji Landung dan Panji Sakti di Shortcut Titik 5-6
SINGARAJA, NusaBali
Proyek pembangunan anjung pandang di shortcut titik 5-6 wilayah Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng dengan ikon Patung Panji Landung yang sedang membopong I Gusti Panji Sakti (Raja Buleleng) sudah hampir rampung.
Patung setinggi 6,6 meter itu pun sudah berdiri paripurna. Hanya saja posisi patung banyak dipertanyakan masyarakat, karena dinilai kurang tepat.
Patung Panji Landung dan Panji Sakti sesuai dengan rencana awal dibangun di rest area shortcut sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Buleleng Panji Sakti. Adegan Panji Landung sosok makhluk astral membopong Panji Sakti saat sedang dalam perjalanan pengasingan dari Klungkung ke Denbukit. Saat itu Panji Sakti yang baru berusia 12 tahun bersama ibunya Ni Luh Pasek dan 40 orang pengawal kerajaan, diasingkan dari Klungkung karena diramal akan mengancam tahta putra mahkota.
Sosok Panji Landung dalam Babad Buleleng disebutkan menunjukkan kepada Panji Sakti arah timur, utara dan barat sejauh mata memandang akan menjadi daerah kekuasaan Panji Sakti. Penggalan kisah sejarah itu pun diambil dan dipatenkan dalam bentuk patung yang berdiri di atas anjung pandang.
Sedangkan dalam proyek yang saat ini masih berproses, Patung Panji Landung yang membopong Panji Sakti di bahu kiri, posisi badan dan wajahnya menghadap ke selatan (arah gunung) sedangkan tangan kanannya menunjuk ke barat daya. Tokoh Desa Pegayaman Ketut Muhammad Suharto, salah satu masyarakat yang mempertanyakan posisi patung tersebut. Selain itu sejumlah masyarakat juga ada yang membahasnya di media sosial.
Suharto mengaku kaget saat patung selesai dan sekarang sudah berdiri menghadap ke arah gunung (selatan) bukan menghadap ke Denbukit. “Saya kaget karena sekarang patung sudah berdiri, saya melihat patung menghadap ke arah Gunung Batukaru tidak ke laut wilayah Denbukit,” ucap Suharto melalui sambungan telepon, Minggu (6/11).
Menurutnya, posisi patung yang terpasang saat ini seharusnya menghadap ke laut (utara) saat menunjukkan perencanaan penguasaan wilayah untuk Denbukit. Terkait ini Panglingsir Puri Buleleng, Anak Agung Ngurah Parwata Panji saat dikonfirmasi mengatakan selama ini pihak puri memang selalu dilibatkan oleh penyedia proyek dan juga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan (PUPR) Provinsi Bali dalam rencana dan desain patung yang akan dipasang.
Menurut Parwata Panji, posisi patung saat ini secara kasat mata memang badan dan wajah Panji Landung menghadap ke selatan. Lalu tangannya menunjuk arah barat daya. Penetapan arah posisi patung disebut Parwata Panji sudah sesuai dengan sejarah yang dituliskan dalam Babad Buleleng. “Posisi patung terpasang saat Panji Landung menunjukkan kekuasaan sampai ke Blambangan sehingga badan menghadap ke selatan dan tangan ke barat daya menunjuk laut Bali dan Blambangan. Itu sudah sesuai kompas dipasang dengan koordinasi Dinas PU, penyedia dan kami di Puri. Kalau badan menghadap utara otomatis tangan menghadap timur laut, yakni kekuasaan sampai Tianyar. Kalau badan menghadap ke barat, tangan ke barat laut yakni kekuasaannya di Denbukit,” tegas Parwata Panji.
Sementara itu Kepala Proyek PT Sinar Bali Bina Karya I Putu Wahyu Nayaka dihubungi via pesan WhatsApp mengatakan posisi patung Panji Landung beserta Panji Sakti memang menghadap ke arah selatan dan tangan menunjuk barat daya. Posisi patung itu disebutnya sudah sesuai dengan Detail Engineering Design (DED) pembangunan.
“Iya memang menghadap ke selatan, disesuaikan dengan gambar DED,” balasnya singkat. Saat ditanya soal progres pembangunan Wahyu masih belum memberikan jawaban, karena masih menunggu izin dari Pejabat pembuat Komitmen (PPK). *k23
Komentar