Komunitas di Bali Kampanyekan EBT Sambut KTT G20
DENPASAR, NusaBali
Komunitas anak muda yang tergabung dalam Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika mengampanyekan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam rangka menyambut perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 15-16 November 2022.
Kampanye tersebut untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk bijak menggunakan BBM. Ketua Dewan Pembina Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika Iwan Bento, Minggu (6/11) mengatakan kegiatan yang mengusung tema ‘Sapa Bali Bijak Menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak)’ tersebut bertujuan untuk mengkampanyekan pemahaman kepada masyarakat untuk bijak menggunakan BBM serta menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Bali terkait energi terbarukan yang menjadi salah satu isu prioritas dalam KTT G20.
Kegiatan yang diikuti oleh tidak kurang dari 300 orang dari berbagai komunitas masyarakat, mahasiswa yang berada di Bali, kelompok Cipayung, serta masyarakat Bali tersebut dipadukan dengan kegiatan jalan sehat dan senam zumba bersama di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar.
Iwan Bento mengatakan, kegiatan tersebut juga bertujuan penting untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai persatuan dan pemahaman mengenai pentingnya masyarakat bijak dalam menggunakan BBM yang sedang mengalami kelangkaan. “Energi adalah salah satu isu strategis pada pertemuan negarA-negara anggota G20,” kata dia.
Dengan kondisi seperti itu, kata Bento, masyarakat perlu mendukung pemerintah untuk melakukan langkah-langkah strategis dalam memenuhi ketahanan energi nasional melalui progam transisi energi, di mana transisi energi menjadi salah satu isu pokok dalam KTT G20 yang dapat menguntungkan Indonesia. Oleh karena isu EBT menjadi salah satu prioritas dalam KTT G20, pemerintah perlu melakukan pemetaan dari supply, demand dan rantai pasok komoditi EBT, melakukan penguatan hulu dan hilir komoditi mineral penunjang EBT, sehingga EBT merupakan komoditi yang efesien dan terjangkau, serta bisa dinikmati oleh setiap warga negara.
Iwan Bento menilai Indonesia sangat potensial dalam pengembangan EBT seperti ketersediaan bahan baku, sarana penunjang hingga percepatan infrastruktur hukum transisi energi guna memberikan kepastian hukum dalam menciptakan iklim investasi pasar baru yaitu pemasaran karbon. Menurut dia, percepatan transisi energi jangan hanya sebatas ide, tetapi harus juga diimplementasikan dengan langkah-langkah yang tepat, cepat dan terukur, dimulai dari pemetaan wilayah penghasil EBT dan wilayah-wilayah penghasil mineral penunjang EBT.
Selain itu, lanjut Iwan Bento, penguatan hulu dan hilir pada proses transisi energi harus berbanding lurus dengan kepastian hukum pengaturan harga untuk tenaga listrik bersumber energi baru dan terbarukan, serta konversi energi. Dia menyebutkan potensi energi baru dan terbarukan yang dimiliki oleh Indonesia sangatlah melimpah dimulai dengan tenaga surya, tenaga angin, panas bumi, tenaga arus bawah laut hingga pada pengelolaan gas metana batubara.
Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Pekerja dan Ekonomi Kreatif Bali Ayu Budiasih menyambut baik langkah komunitas Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika mengkampanyekan isu BBM dalam acara yang melibatkan federasi serikat pekerja di Bali. Menurut dia, ajang KTT G20 membawa angin segar bagi terbukanya lapangan kerja bagi pekerja yang tergabung dalam serikat yang dipimpinnya.
“Ini (pekerja) terbantu dengan adanya G20. Hanya, saya menunggu apakah setelah G20, hunian di Nusa Dua masih seperti sekarang atau tidak. Di situ akan terlihat apakah pariwisata Bali memang bangkit atau stagnan,” kata dia. *ant
Komentar