Resesi 2023, Tidak Menggentarkan Pariwisata dan Perhotelan di Bali
MANGUPURA, NusaBali.com - Berita bahaya resesi global yang akan dialami di banyak negara di dunia seakan kembali menjadi momok bagi Indonesia, khususnya Provinsi Bali yang cukup rentan sejak ambruknya pilar bisnis dunia pariwisata selama 2 tahun karena pandemi.
Laju inflasi Bali pada Agustus tercatat 6,38%, tertinggi ke enam secara nasional, seperti yang disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Gusti Agung Diah Utari di acara Bank Indonesia bersama media, pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022.
Desas-desus akan semakin dekatnya resesi membuat BLiP Integrator Provider bersama IHGMA (Ikatan Hotel General Manager) Bali mengundang sejumlah general manage perhotelan di Bali, praktisi marketing, dan pebisnis di hospitality dalam kegiatan Forum Group Discussion yang diselenggarakan pada 24 Oktober 2022, di restoran Natys, Nusa Dua, dengan tema Hospitality & Tourism in Recession 2023, ARE WE READY?
Dengan menghadirkan tiga orang pembicara utama, yaitu: Manuh Artana – Sales Manager BLiP, Hasan Bisri – General Manager FRii Echo Beach Hotel sekaligus perwakilan dari IHGMA, dan juga mengundang Agus Helly, CFP, IFP selaku Financial Advisor dari LINTAR Financial & Ngopi Pintar. Acara berlangsung sejak pukul 10 pagi dengan moderator Sofian Hadi –Corporate Marketing Communication BLiP yang berlangsung cukup hangat selama 2,5 jam.
Adapun Forum Group Discussion (FGD) bertujuan untuk mengumpulkan para profesional dan membahas mengenai topik-topik yang penting di masyarakat dengan harapan dapat menghasilkan terobosan-terobosan ataupun solusi-solusi sederhana yang dapat di praktikan secara langsung oleh para pelaku bisnis hospitality dan tourism di Bali, baik bagi yang hadir maupun yang tidak.
“Penyebab resesi adalah inflasi, yang berawal dari Covid-19, perang Rusia dan Ukraina, dan kenaikan harga minyak. Rata-rata inflasi di dunia pada angka yang tinggi (10%), bahkan beberapa negara telah mencapai hyper inflation atau inflasi pada angka di atas 100%.Sedangkan,inflasi Indonesia berada diposisi 5,9% setelah sebelumnya naik dari 2%, yang artinya Indonesia tidak seburuk itu dari sisi inflasi dibandingkan beberapa negara lain,” ungkap Agus Helly dari sisi finansial.
Hal serupa juga disampaikan oleh Hasan Bisri, GM FRii Echo Hotel yang mengungkapkan kita tidak perlu panik menghadapi resesi yang belum tentu mempengaruhi ekonomi di Bali, tapi tidak ada salahnya untuk tetap bersiap diri. Melalui riset yang disampaikan pada sesi presentasi, Hasan Bisri memberikan pandangan-pandangan baru dengan memulai sustainabily business in hospitality, dengan menggandeng masyarakat di sekitar usaha.
Selain fokus pembahasan mengenai resesi 2023, dibahas juga mengenai isu-isu lain yang tidak kalah penting dan bisa dibahas kembali di FGD berikutnya yang diusulkan oleh Ketua IHGMA; Yoga Iswara, mengenai kekhawatiran pada RUU KUHP Pasal Perzinahan dibanding resesi karena mempengaruhi bisnis perhotelan. Mengingat tidak sesuai dengan budaya dan kebiasaan pasar asing yang dapat mempengaruhi serapan pasar di Bali.
Adapun poin-poin penting yang dapat langsung di praktikan oleh para pelaku usaha di pariwisata antara lain:
1. Mengedepankan sikap optimis
Optimis dalam menanggapi resesi 2023 karena ada peluang dari sisi pemilu serta wisatawan mancanegara yang masih akan mendominasi di beberapa tahun ke depan. Walaupun kondisi bisnis MICE juga penjualan belum diatas 50%, namun dari banyak perspektif seperti travel dan sales optimis, bahwa tahun 2023 dapat mencapai diatas 50%.
2. Semangat Kolaborasi
Pemetaan situasi di sekitar lingkungan usaha agar dapat ditarik sebagai potensi melalui kolaborasi, sebagai contoh kolaborasi dengan sekolah-sekolah melalui edukasi menangani situasi penyebab bencana secara mandiri, selain itu juga akan menciptakan Marketing word of mouth melalui warga sekitar yang mampu membawa bisnis.
3. Digital Marketing
Dunia marketing belajar banyak dari kondisi pandemi, yaitu dengan mengadopsi dan merekontruksi marketing kekinian (digitalasi) sesuai kebutuhan masing-masing bisnis properti. Kemungkinan untuk mengkaji ulang pentingnya DigitalSpesialist daripada sales konvensional. Softselling dan hardselling menjadi strategi dalam pemasaran dihospitality. Digital marketing sangat berpengaruh dalam upaya penjualan, itulah kenapa beberapa bisnis hanya memiliki sedikit tim sales dan marketing karena pekerjaannya telah diefektifkan oleh media digital; OMNI Channel.
4. Pasar Domestik tidak lagi pasar nomer dua
Dengan memperkuat pasar domestik yang telah menjadi salah satu solusi serapan pasar di Bali. Bali akan aman jika bertahan dan mengelola domestik dengan baik, mengadaptasi kebutuhan pasar (promosi, strategi harga, dll), terus berbenah, dan berkontemplasi dengan membandingkan Bali saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Waktunya kini para pebisnis perhotelan untuk kembali “membumi” - rendah hati menghadapi berbagai krisis yang mungkin akan terjadi.
5. Sustainable Hospitality
Bali sebenarnya telah diperkirakan akan mengalami krisis air namun karena 2-3 tahun lalu tidak ada tamu air jadi tidak terpakai sehingga hingga sekarang masih aman, alih fungsi lahan menjadi salah satu faktor keberlanjutan perekonomian.Hal ini adalah tanda untuk terus berbenah agar generasi masa depan dapat terus memenuhi kebutuhannya.Para pemangku kepentingan (stakeholder) wajib mengacu pada postprofit untuk keberlangsungan perekonomian yang berdampak dan memberi nilai pada sekitar, seperti contoh:destinasi wisata difokuskan pada pertanian sehingga kekhawatiran berkurang pada resesi 2023, telah dikukuhkan oleh UNESCO bahwa sawah akan terus berlanjut.
Tentunya selain dari 5 poin penting di atas, BLiP melalui Sales Managernya, Manuh Artana menawarkan banyak solusi yang selalu diharapkan dapat membantu bisnis pariwisata dengan adanya program-program Pro Perhotelan yang diberi nama PPO – Pay Per Occupation, sehingga hotel hanya membayar layanan internet jika ada tamu saja.
Ada pula, BOD – Bandwidth On Demand, yang akan memudahkan bisnis MICE dalam menyediakan Bandwidth internet tambahan kapanpun, sangatflexible, hingga kapasitas super besar mencapai 1 Giga. Tidak hanya itu, masih banyak lagi solusi yang dipersiapkan dalam menghadapi krisis dan resesi 2023. Bertajuk #DoMore, BLiP Integrator Provider siap menjadi partner setia mendampingi bisnis hospitality dantourism tidak hanya di Bali, tapi juga di seluruh Indonesia.
Komentar