Industri Digital Bali Didorong Go International
Bekraf berjanji berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur.
DENPASAR, NusaBali
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong peningkatan inovasi dan jejaring perusahaan perintis (startup) industri digital melalui Bekraf Developer Day (BDD) yang digelar di Denpasar, Sabtu (6/5).
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari memuji bersemangatnya kalangan muda Bali untuk mengikuti kegiatan BDD dan mengharapkan hadirnya startup baru di bidang animasi, games dan perangkat lunak (software) dari pulau Dewata.
"Saya berharap kalangan muda di Bali semakin maju dengan industri digitalnya sesuai dengan potensi kearifan lokalnya. Malah tidak hanya untuk Bali atau Indonesia, namun juga harus bisa 'go international'," kata Hari Santosa Sungkari di Jakarta, Minggu (7/5).
Hari juga mendorong peminat industri digital dan pemerintah daerah untuk bekerja sama melakukan terobosan guna mendorong kemajuan industri digital tersebut. Ada pun mengenai kebutuhan infrastruktur, pemerintah pusat akan berupaya untuk melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait.
"Bekraf fokus pada konten digital, sementara infrastruktur akan berkoordinasi dengan lembaga lainnya. Nah, Bali juga sebenarnya sudah memiliki sarana yang baik, misalnya ada asosiasi 'co-working space', hingga Digital Lounge. Bahkan Bali juga sudah punya Rumah Sanur di mana peminat digital dapat berkumpul dan melakukan inovasi yang kreatif," ujarnya.
Hari menuturkan perkembangan teknologi aplikasi, game, web dan IOT (internet of things) mau tidak mau harus diikuti secara aktif oleh masyarakat peminat industri digital agar tidak tertinggal dalam kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Industri aplikasi dan game di Indonesia akan berkembang cukup pesat akan memberikan dampak positif di bidang ekonomi dan sosial budaya. "Karena itu, nantinya ada kebutuhan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas developer aplikasi dan game," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Game Indonesia Narenda Wicaksono, dalam kesempatan yang sama, mengatakan banyaknya peminat pengembang game, animasi dan programming di Bali cukup menggembirakan. Narenda mengaku pihaknya bersama dengan Bekraf akan terus berperan untuk kemajuan industri digital di Indonesia, khususnya di kalangan anak muda.
Selain BDD yang sudah berlangsung sejak 2016 lalu, pihaknya juga akan terus mendorong kemajuan industri digital dengan berbagai program. "Kami sedang menyusun pembuatan kurikulum game bagi para pemula, kami juga akan mendirikan Inkubasi bisnis bagi pengusaha pemula. Mudah-mudahan terobosan ini mendorong semakin majunya industri digital di Indonesia," katanya.
Sekitar 650 peserta dan pembicara dari sekitar dan luar Bali hadir dalam kegiatan Bekraf Developer Day (BDD) yang digelar di Aston Denpasar Hotel & Convention Center, Sabtu (6/5). BDD berlangsung di 10 kota besar di Indonesia dan Denpasar merupakan kota keempat tahun ini setelah Manado, Bogor dan Solo. Tahun ini pemerintah menargetkan 2.000 startup digital baru, naik dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.130 startup. *ant
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari memuji bersemangatnya kalangan muda Bali untuk mengikuti kegiatan BDD dan mengharapkan hadirnya startup baru di bidang animasi, games dan perangkat lunak (software) dari pulau Dewata.
"Saya berharap kalangan muda di Bali semakin maju dengan industri digitalnya sesuai dengan potensi kearifan lokalnya. Malah tidak hanya untuk Bali atau Indonesia, namun juga harus bisa 'go international'," kata Hari Santosa Sungkari di Jakarta, Minggu (7/5).
Hari juga mendorong peminat industri digital dan pemerintah daerah untuk bekerja sama melakukan terobosan guna mendorong kemajuan industri digital tersebut. Ada pun mengenai kebutuhan infrastruktur, pemerintah pusat akan berupaya untuk melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait.
"Bekraf fokus pada konten digital, sementara infrastruktur akan berkoordinasi dengan lembaga lainnya. Nah, Bali juga sebenarnya sudah memiliki sarana yang baik, misalnya ada asosiasi 'co-working space', hingga Digital Lounge. Bahkan Bali juga sudah punya Rumah Sanur di mana peminat digital dapat berkumpul dan melakukan inovasi yang kreatif," ujarnya.
Hari menuturkan perkembangan teknologi aplikasi, game, web dan IOT (internet of things) mau tidak mau harus diikuti secara aktif oleh masyarakat peminat industri digital agar tidak tertinggal dalam kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Industri aplikasi dan game di Indonesia akan berkembang cukup pesat akan memberikan dampak positif di bidang ekonomi dan sosial budaya. "Karena itu, nantinya ada kebutuhan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas developer aplikasi dan game," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Game Indonesia Narenda Wicaksono, dalam kesempatan yang sama, mengatakan banyaknya peminat pengembang game, animasi dan programming di Bali cukup menggembirakan. Narenda mengaku pihaknya bersama dengan Bekraf akan terus berperan untuk kemajuan industri digital di Indonesia, khususnya di kalangan anak muda.
Selain BDD yang sudah berlangsung sejak 2016 lalu, pihaknya juga akan terus mendorong kemajuan industri digital dengan berbagai program. "Kami sedang menyusun pembuatan kurikulum game bagi para pemula, kami juga akan mendirikan Inkubasi bisnis bagi pengusaha pemula. Mudah-mudahan terobosan ini mendorong semakin majunya industri digital di Indonesia," katanya.
Sekitar 650 peserta dan pembicara dari sekitar dan luar Bali hadir dalam kegiatan Bekraf Developer Day (BDD) yang digelar di Aston Denpasar Hotel & Convention Center, Sabtu (6/5). BDD berlangsung di 10 kota besar di Indonesia dan Denpasar merupakan kota keempat tahun ini setelah Manado, Bogor dan Solo. Tahun ini pemerintah menargetkan 2.000 startup digital baru, naik dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.130 startup. *ant
Komentar