Bali United Tolak Kompetisi Sistem Sentralisasi
Klub Liga 1 Kritik Keras Komnas HAM
JAKARTA, NusaBali
Sejumlah klub mengkritik keras dan
menyayangkan rekomendasi Komnas HAM dalam pembekuan sementara seluruh
pertandingan sepak bola sebagai hasil investigasi atas Tragedi
Kanjuruhan. Sedangkan Bali United menolak Liga 1 dilanjutkan dengan
sistem sentralisasi.
Klub-klub yang mengkritik Komnas HAM, di antaranya Madura United dan Persib Bandung. Mereka menilai Komnas HAM kurang merangkul aspek-aspek sepak bola dalam merekomendasikan pembekuan. Rekom itu hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober lalu.
"Dia tidak melihat dari perspektif bagaimana sepak bola ini bisa segera bergulir kembali. Dia tidak punya pertimbangan itu sama sekali," kata Presiden Madura United Achsanul Qosasi, di Jakarta, Senin (7/11).
Menurut Achsanul, perspektif Komnas HAM dalam hasil investigasinya lebih menekankan pada persoalan HAM-nya, tetapi tidak melihat dari unsur sepak bolanya sama sekali. Padahal, kata Achsanul, Komnas HAM seharusnya lebih merekomendasikan tentang jaminan agar hak-hak asasi manusia dapat terakomodasi dalam sepak bola, bukan malah merekomendasikan terkait kompetisi atau sepak bolanya. Jadi, kata Achsanul, jika Komnas HAM masuk dalam ranah sepak bolanya malah menjadi langkah yang terlalu jauh.
"Komnas HAM mestinya merekomendasikan, misalnya, demi keamanan penonton maka dalam menggelar kompetisi sepak bola harus memperhatikan apakah itu jam tayangnya atau instrumen-instrumen lain. Bukan sepak bolanya. Kalau begini bisa dibilang Komnas HAM agak offside lah," kata Achsanul.
Senada dengan itu, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar juga telah meminta Komnas HAM tidak gegabah dalam mengeluarkan rekomendasi terkait pembekuan seluruh aktivitas sepak bola Tanah Air.
Umuh Muchtar mengatakan selama ini sepak bola bukanlah sekadar olahraga semata bagi bangsa Indonesia, namun sepak bola telah mempersatukan bangsa dan kesatuan. Bahkan, tempat silahturahmi.
"Kalau sampai FIFA turun (tangan), kita dibekukan (karena melihat ada intervensi dari rekomendasi ini), di-banned delapan tahun, nangis semua. Nangis semua, “kata Umuh.
Sementara itu, pelatih Bali United Stefano ‘Teco’ Cugurra menolak wacana sentralisasi pada lanjutan Liga 1 2022. Menurutnya, format itu akan membuat klub merugi.
Teco tak punya memori bagus soal penerapan format sentralisasi sebagaimana yang terjadi di Liga 1 2021. Saat itu, sistem bubble dipilih karena menjadi syarat pemerintah di masa pandemi Covid-19.
Untuk saat ini, Teco menilai pilihan sentralisasi sebaiknya bukan menjadi pilihan utama. Pertandingan dengan menerapkan home dan away diharapkan tetap berlanjut.
"Saya pikir waktu main kembali dengan sistem bubble, semua tim berpeluang rugi secara finansial. Klub harus bayar hotel, membeli makanan, sewa lapangan, dan menyewa bus. Lalu tim akan main jauh dari dukungan suporter," ujar Teco.
Musim lalu, klub memang tak menerima banyak pendapatan setelah absennya kehadiran penonton. Seperti yang diungkapkan Teco, klub bahkan harus mengeluarkan dana lebih karena format kompetisi tidak seperti biasanya. *
1
Komentar