Tiga Siswa SMKN 1 Denpasar Ukir Prestasi di LKS Tingkat Nasional Tahun 2022
Berpeluang Wakili Indonesia pada Ajang Serupa di Tingkat ASEAN hingga Dunia
Ketiga pelajar SMK berprestasi ini berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang ekuivalen dengan kompetensi keahlian di SMK.
DENPASAR, NusaBali
Ada 3 orang siswa SMKN 1 Denpasar yang berasal dari dua kompetensi keahlian berhasil mengukir prestasi sebagai wakil Bali di ajang bergengsi pelajar SMK, yakni Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat nasional.
LKS merupakan ajang kompetisi tahunan antar SMK setanah air yang dilaksanakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Kompetisi ini setara dengan OSN (Olimpiade Sains Nasional) pada SMP dan SMA. Pelajar yang menjadi pemenang pada ajang ini berpeluang menjadi wakil Indonesia pada ASEAN Skills Competition, Worldskills Asia Competition, atau World Skills International Competition.
Ketiga siswa berprestasi itu adalah I Made Gautama,17, dan I Made Adnya Sutha Wirya,18, dari kompetensi keahlian (jurusan) Rekayasa Perangkat Lunak, serta I Kadek Dwiki Andika Putra,17, dari kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara.
Dalam kompetisi nasional yang digelar secara dalam jaringan (Daring) pada 24-28 Oktober 2022 lalu itu, Gautama berhasil menorehkan prestasi sebagai pelajar SMK terbaik dalam kategori lomba Teknik Desain Laman atau Web Technologies. Sebagai yang terbaik, Gautama berhak atas medali emas dari ajang yang baru pertama kali diikuti oleh siswa kelas 12 ini.
“Ini pertama kalinya saya ikut ajang ini. Persiapannya sudah dari Juni dengan pendampingan yang terbilang minim. Di awal-awal itu saya sedikit pesimistis dengan pengetahuan saya di bidang web technologies ini,” kata Gautama, ditemui di sela-sela kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sekolahnya, Rabu (9/11) sore.
Untuk mempersiapkan perlombaan tersebut ada empat modul yang harus remaja asal Gianyar ini pelajari dengan teliti. Empat modul tersebut adalah server site, speed test, content management system, dan client site. Setiap modul tersebut masing-masing berupa proyek yang nantinya menghasilkan produk.
Selama perlombaan, Gautama menerapkan strategi yang menghantarkannya menjadi yang terbaik, yakni memprioritaskan proyek di setiap modul yang menghasilkan poin penilaian terbesar. Hal ini pun dirasa efektif karena ada beberapa kompetitornya yang kekurangan waktu karena mengerjakan proyek dengan berurutan sedangkan proyek unggulan belum terselesaikan.
Sementara itu, rekan sejurusannya, Adnya adalah seorang penghobi programming pada piranti Android. Remaja asal Kintamani ini berhasil lolos seleksi dan terpilih mewakili sekolah di kategori lomba Teknologi Informasi Piranti Lunak untuk Bisnis atau IT Software Solutions for Business.
Pada kategori ini, ia harus menguasai tiga modul yaitu desktop, Android, dan website. Sama dengan Gautama, ketiga modul tersebut dipelajari secara mandiri dalam waktu yang lebih singkat yakni satu bulan. Meskipun memulai latihan lebih lambat, pelajar yang mengusai empat bahasa pemrograman ini sukses menyisihkan sebagian kompetitornya dan berhasil menyabet medali perak.
“Untuk desktop itu peserta memrogram semacam aplikasi perpustakaan, kemudian di Android itu semacam penggunaan database restoran, dan di web itu ada penggunaan data redeem point untuk voucher,” terang Adnya, dijumpai pada kesempatan yang sama.
Selain dua pelajar dari kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, ada Dwiki yang berhasil menyabet medali perunggu pada kategori lomba Refrigeration and Air Conditioning. Pada lomba ini Dwiki beradu ketelitian dan ketelatenan dalam merakit pendingin ruangan bermodifikasi khusus. Pada lomba ini ada empat modul yang mesti dikuasai remaja asal Kediri, Tabanan ini. Pertama adalah pemasangan dan pemosisian, perakitan dan pressure test, kelistrikan, dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
“Pada modul kedua itu, banyak peserta yang tidak selesai tepat waktu. Hanya ada empat perwakilan daerah yang lolos di modul kedua itu salah satunya saya sebagai wakil Bali. Jadi ini sudah nilai plus untuk jadi empat besar,” terang Dwiki.
Sayangnya, nilai plus pada modul kedua itu tidak berlanjut di modul ketiga. Pada modul ini, Dwiki sempat membuat kesalahan pemasangan pada sebuah komponen sehingga begitu memasuki waktu mepet batas akhir, ia harus membenahi kesalahan tersebut. Akibatnya, pemasangan kelistrikan seperti kabel jadi kurang rapi. Kondisi ini membuatnya harus puas di posisi ketiga.
Walaupun demikian, sebagai pelajar yang baru pertama kali mengikuti LKS dan berhasil memeroleh hasil yang mentereng merupakan pencapaian yang luar biasa bagi mereka.
Ketiga pelajar SMK ini berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang ekuivalen dengan kompetensi keahlian di SMK. Mereka mengaku bahwa pelajar yang berhasil menempati tiga besar dalam setiap kategori lomba LKS berpeluang menerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikan.
Untuk rencana jangka menengah, baik Gautama, Adnya, dan Dwiki sama-sama berharap dapat terus melanjutkan peluang mereka untuk lolos seleksi pada ASEAN Skills Competition sebagai wakil Indonesia. Selain itu, ketiganya pun mengaku mempunyai cita-cita tersendiri sebagai seorang pengusaha di bidang masing-masing.
Sementara itu, Waka Bidang Hubungan Masyarakat SMKN 1 Denpasar, Dra Desak Made Rai MPd menyatakan bahwa sekolah senantiasa mendorong para peserta didik untuk berprestasi. Selain itu, untuk memotivasi peserta didik yang lain, siswa yang berhasil mengukir prestasi selalu diundang untuk tampil di depan seluruh siswa pada saat upacara bendera pada hari Senin. “Langkah-langkah yang kami ambil adalah menyiapkan fasilitas baik itu sarana dan prasarana, juga kolaborasi dengan guru pembina yang berdedikasi sehingga dapat memotivasi dan jadi inspirasi agar siswa lain mampu berprestasi,” terang Desak, dijumpai dalam kesempatan yang sama. *ol1
LKS merupakan ajang kompetisi tahunan antar SMK setanah air yang dilaksanakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Kompetisi ini setara dengan OSN (Olimpiade Sains Nasional) pada SMP dan SMA. Pelajar yang menjadi pemenang pada ajang ini berpeluang menjadi wakil Indonesia pada ASEAN Skills Competition, Worldskills Asia Competition, atau World Skills International Competition.
Ketiga siswa berprestasi itu adalah I Made Gautama,17, dan I Made Adnya Sutha Wirya,18, dari kompetensi keahlian (jurusan) Rekayasa Perangkat Lunak, serta I Kadek Dwiki Andika Putra,17, dari kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara.
Dalam kompetisi nasional yang digelar secara dalam jaringan (Daring) pada 24-28 Oktober 2022 lalu itu, Gautama berhasil menorehkan prestasi sebagai pelajar SMK terbaik dalam kategori lomba Teknik Desain Laman atau Web Technologies. Sebagai yang terbaik, Gautama berhak atas medali emas dari ajang yang baru pertama kali diikuti oleh siswa kelas 12 ini.
“Ini pertama kalinya saya ikut ajang ini. Persiapannya sudah dari Juni dengan pendampingan yang terbilang minim. Di awal-awal itu saya sedikit pesimistis dengan pengetahuan saya di bidang web technologies ini,” kata Gautama, ditemui di sela-sela kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sekolahnya, Rabu (9/11) sore.
Untuk mempersiapkan perlombaan tersebut ada empat modul yang harus remaja asal Gianyar ini pelajari dengan teliti. Empat modul tersebut adalah server site, speed test, content management system, dan client site. Setiap modul tersebut masing-masing berupa proyek yang nantinya menghasilkan produk.
Selama perlombaan, Gautama menerapkan strategi yang menghantarkannya menjadi yang terbaik, yakni memprioritaskan proyek di setiap modul yang menghasilkan poin penilaian terbesar. Hal ini pun dirasa efektif karena ada beberapa kompetitornya yang kekurangan waktu karena mengerjakan proyek dengan berurutan sedangkan proyek unggulan belum terselesaikan.
Sementara itu, rekan sejurusannya, Adnya adalah seorang penghobi programming pada piranti Android. Remaja asal Kintamani ini berhasil lolos seleksi dan terpilih mewakili sekolah di kategori lomba Teknologi Informasi Piranti Lunak untuk Bisnis atau IT Software Solutions for Business.
Pada kategori ini, ia harus menguasai tiga modul yaitu desktop, Android, dan website. Sama dengan Gautama, ketiga modul tersebut dipelajari secara mandiri dalam waktu yang lebih singkat yakni satu bulan. Meskipun memulai latihan lebih lambat, pelajar yang mengusai empat bahasa pemrograman ini sukses menyisihkan sebagian kompetitornya dan berhasil menyabet medali perak.
“Untuk desktop itu peserta memrogram semacam aplikasi perpustakaan, kemudian di Android itu semacam penggunaan database restoran, dan di web itu ada penggunaan data redeem point untuk voucher,” terang Adnya, dijumpai pada kesempatan yang sama.
Selain dua pelajar dari kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, ada Dwiki yang berhasil menyabet medali perunggu pada kategori lomba Refrigeration and Air Conditioning. Pada lomba ini Dwiki beradu ketelitian dan ketelatenan dalam merakit pendingin ruangan bermodifikasi khusus. Pada lomba ini ada empat modul yang mesti dikuasai remaja asal Kediri, Tabanan ini. Pertama adalah pemasangan dan pemosisian, perakitan dan pressure test, kelistrikan, dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
“Pada modul kedua itu, banyak peserta yang tidak selesai tepat waktu. Hanya ada empat perwakilan daerah yang lolos di modul kedua itu salah satunya saya sebagai wakil Bali. Jadi ini sudah nilai plus untuk jadi empat besar,” terang Dwiki.
Sayangnya, nilai plus pada modul kedua itu tidak berlanjut di modul ketiga. Pada modul ini, Dwiki sempat membuat kesalahan pemasangan pada sebuah komponen sehingga begitu memasuki waktu mepet batas akhir, ia harus membenahi kesalahan tersebut. Akibatnya, pemasangan kelistrikan seperti kabel jadi kurang rapi. Kondisi ini membuatnya harus puas di posisi ketiga.
Walaupun demikian, sebagai pelajar yang baru pertama kali mengikuti LKS dan berhasil memeroleh hasil yang mentereng merupakan pencapaian yang luar biasa bagi mereka.
Ketiga pelajar SMK ini berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang ekuivalen dengan kompetensi keahlian di SMK. Mereka mengaku bahwa pelajar yang berhasil menempati tiga besar dalam setiap kategori lomba LKS berpeluang menerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikan.
Untuk rencana jangka menengah, baik Gautama, Adnya, dan Dwiki sama-sama berharap dapat terus melanjutkan peluang mereka untuk lolos seleksi pada ASEAN Skills Competition sebagai wakil Indonesia. Selain itu, ketiganya pun mengaku mempunyai cita-cita tersendiri sebagai seorang pengusaha di bidang masing-masing.
Sementara itu, Waka Bidang Hubungan Masyarakat SMKN 1 Denpasar, Dra Desak Made Rai MPd menyatakan bahwa sekolah senantiasa mendorong para peserta didik untuk berprestasi. Selain itu, untuk memotivasi peserta didik yang lain, siswa yang berhasil mengukir prestasi selalu diundang untuk tampil di depan seluruh siswa pada saat upacara bendera pada hari Senin. “Langkah-langkah yang kami ambil adalah menyiapkan fasilitas baik itu sarana dan prasarana, juga kolaborasi dengan guru pembina yang berdedikasi sehingga dapat memotivasi dan jadi inspirasi agar siswa lain mampu berprestasi,” terang Desak, dijumpai dalam kesempatan yang sama. *ol1
Komentar