Pembelajaran Daring Dua SMA Kutsel Dimajukan
SMAN 1 dan SMAN 3 Kuta Selatan lakukan pembelajaran daring sudah dimulai kemarin hingga 17 November mendatang.
MANGUPURA, NusaBali
Dua sekolah menengah atas (SMA) di wilayah Kuta Selatan memajukan proses pembelajaran daring saat KTT G20. Dua sekolah tersebut yakni SMAN 1 dan SMAN 3 Kuta Selatan. Dimajukannya proses pembelajaran secara daring karena pertimbangan kekroditan di wilayah Kuta Selatan.
Kepala SMAN 1 Kuta Selatan yang sekaligus Plt Kepala SMAN 3 Kuta Selatan, Dra Luh Made Sri Yuniati, menjelaskan proses pembelajaran daring dimajukan didasarkan satu pertimbangan, yaitu kondisi lalu lintas di wilayah Kecamatan Kuta Selatan sudah mulai krodit, bersamaan mulai semakin dekatnya penyelenggaraan KTT G20. Termasuk pula kaitan dengan rencana penerapan ganjil genap di sejumlah ruas jalan. Apalagi para siswa rata-rata berasal dari berbagai desa/kelurahan di wilayah Kuta Selatan.
“Demikian untuk para guru, yang bahkan dari luar wilayah Kuta Selatan, karena pertimbangan itulah, anak-anak dan para guru kami sudah mulai merasakan dampak dari kepadatan lalu lintas dengan persiapan penyelenggaraan KTT G20,” kata Yuniati.
Masih menurut Yuniati, dengan dimajukan seharinya pembelajaran secara daring itu, secara tidak langsung mendukung suksesnya penyelenggaraan KTT G20 agar mengurangi kekroditan. Langkah itu pula diambil guna menyikapi kemungkinan terlambatnya siswa ataupun para guru. “Setelah kami dengar keluhan anak-anak dan para guru, hal tersebut akhirnya kami diskusikan dan sepakati melakukan pembelajaran daring yang mendahului lagi sehari. Kami yakinkan ini tidak mengurangi makna, karena kami terbilang sudah biasa melaksanakan pembelajaran secara daring,” tegasnya.
Jika mengacu pada SE Gubernur Bali Nomor 35425/SEKRET/2022, pembelajaran daring diarahkan untuk dilaksanakan mulai dari 12 November hingg 17 November 2022. Namun karena dimajukan, sehingga di SMAN 1 dan 3 Kuta Selatan, pembelajaran daring dimulai sejak kemarin hingga 17 November mendatang. Hal inipun sudah disampaikan kepada para orang tua melalui surat edaran.
Dikatakannya pula, hal tersebut diberlakukan bagi seluruh siswa, mulai dari kelas X, XI, dan XII. Selain itu, juga kepada para guru serta pegawai diarahkan untuk bekerja dari rumah (work from home).
“Tapi kalau untuk petugas kebersihan dan keamanan tetap ke sekolah, karena rata-rata mereka rumahnya di dekat sekolah. Pun demikian untuk pegawai yang dekat dengan sekolah, ada beberapa yang kami piketkan,” kata Yuniati.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali I KN Boy Jayawibawa, tidak mempermasalahkan jika ada sekolah yang lebih awal melaksanakan kegiatan belajar daring di luar ketentuan SE Gubernur Bali. Menurutnya salah satu program pendidikan Pemerintah Provinsi Bali saat ini adalah mendorong proses pembelajaran sekolah dilakukan secara hibrida (sebagian daring, sebagian luring, disesuaikan dengan kebutuhan), karena itu sejatinya pembelajaran daring tidak selalu harus mengikuti konteks penyelenggaraan KTT G20.
“Tidak perlu melapor, karena memang kita tekankan walaupun Covid sudah reda tetap pembelajaran kombinasi (hybrid). Artinya saat mana perlu daring, mana perlu luring. Tidak masalah,” ujar Boy Jayawibawa.
Kadisdikpora Bali menyebut dalam tahun ajaran ini pembelajaran secara hibrida sudah mulai dilakukan di beberapa sekolah di Bali. Terutama yang siap secara sarana dan prasarana. *dar, cr78
Kepala SMAN 1 Kuta Selatan yang sekaligus Plt Kepala SMAN 3 Kuta Selatan, Dra Luh Made Sri Yuniati, menjelaskan proses pembelajaran daring dimajukan didasarkan satu pertimbangan, yaitu kondisi lalu lintas di wilayah Kecamatan Kuta Selatan sudah mulai krodit, bersamaan mulai semakin dekatnya penyelenggaraan KTT G20. Termasuk pula kaitan dengan rencana penerapan ganjil genap di sejumlah ruas jalan. Apalagi para siswa rata-rata berasal dari berbagai desa/kelurahan di wilayah Kuta Selatan.
“Demikian untuk para guru, yang bahkan dari luar wilayah Kuta Selatan, karena pertimbangan itulah, anak-anak dan para guru kami sudah mulai merasakan dampak dari kepadatan lalu lintas dengan persiapan penyelenggaraan KTT G20,” kata Yuniati.
Masih menurut Yuniati, dengan dimajukan seharinya pembelajaran secara daring itu, secara tidak langsung mendukung suksesnya penyelenggaraan KTT G20 agar mengurangi kekroditan. Langkah itu pula diambil guna menyikapi kemungkinan terlambatnya siswa ataupun para guru. “Setelah kami dengar keluhan anak-anak dan para guru, hal tersebut akhirnya kami diskusikan dan sepakati melakukan pembelajaran daring yang mendahului lagi sehari. Kami yakinkan ini tidak mengurangi makna, karena kami terbilang sudah biasa melaksanakan pembelajaran secara daring,” tegasnya.
Jika mengacu pada SE Gubernur Bali Nomor 35425/SEKRET/2022, pembelajaran daring diarahkan untuk dilaksanakan mulai dari 12 November hingg 17 November 2022. Namun karena dimajukan, sehingga di SMAN 1 dan 3 Kuta Selatan, pembelajaran daring dimulai sejak kemarin hingga 17 November mendatang. Hal inipun sudah disampaikan kepada para orang tua melalui surat edaran.
Dikatakannya pula, hal tersebut diberlakukan bagi seluruh siswa, mulai dari kelas X, XI, dan XII. Selain itu, juga kepada para guru serta pegawai diarahkan untuk bekerja dari rumah (work from home).
“Tapi kalau untuk petugas kebersihan dan keamanan tetap ke sekolah, karena rata-rata mereka rumahnya di dekat sekolah. Pun demikian untuk pegawai yang dekat dengan sekolah, ada beberapa yang kami piketkan,” kata Yuniati.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali I KN Boy Jayawibawa, tidak mempermasalahkan jika ada sekolah yang lebih awal melaksanakan kegiatan belajar daring di luar ketentuan SE Gubernur Bali. Menurutnya salah satu program pendidikan Pemerintah Provinsi Bali saat ini adalah mendorong proses pembelajaran sekolah dilakukan secara hibrida (sebagian daring, sebagian luring, disesuaikan dengan kebutuhan), karena itu sejatinya pembelajaran daring tidak selalu harus mengikuti konteks penyelenggaraan KTT G20.
“Tidak perlu melapor, karena memang kita tekankan walaupun Covid sudah reda tetap pembelajaran kombinasi (hybrid). Artinya saat mana perlu daring, mana perlu luring. Tidak masalah,” ujar Boy Jayawibawa.
Kadisdikpora Bali menyebut dalam tahun ajaran ini pembelajaran secara hibrida sudah mulai dilakukan di beberapa sekolah di Bali. Terutama yang siap secara sarana dan prasarana. *dar, cr78
Komentar