Jembatan Swadaya, Tua-Apuan Tersambung
TABANAN, NusaBali
Pasca diterjang bencana 17 Oktober lalu, jembatan penghubung Desa Tua Kecamatan Marga dengan Desa Apuan, Kecamatan Baturiti sudah bisa dilalui.
Relawan sekaa demen Banjar Cau Desa Tua membangun jembatan darurat. Namun jembatan ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki.
Jembatan darurat ini dibuat secara swadaya menggunakan pipa besi. Masing-masing warga urunan hingga terkumpul dana Rp 50 juta. Jembatan darurat ini pun dibuat sepanjang 18 meter dan lebarnya hanya 20 centimeter serta bisa menampung berat 1 ton. Untuk bisa dilalui telah dilakukan upacara pemakuh.
Ketua relawan sekaa demen Banjar Cau, Ketut Dingkrik menjelaskan proses pembuatan jembatan sudah dilakukan sejak Rabu (9/11) dan sudah selesai Jumat (11/11). "Kita buat jembatan darurat ini karena masyarakat sudah lelah harus memutar jauh untuk menuju kota Tabanan ataupun sebaliknya. Sehingga secara swadaya dan sukarela dibuat jembatan darurat ini," jelas Dingkrik, Jumat (11/11).
Jembatan ini menelan biaya Rp 35 juta dari total urunan sukarela sebesar Rp 50 juta. Sisanya ini pun akan digunakan untuk biaya upacara hingga keperluan terkait dengan pembuatan jembatan tersebut. "Kita buat jembatan ini lembur 24 jam sehingga sudah bisa dilalui. Tapi hanya untuk sepeda motor dan pejalan kaki," terangnya.
Dia pun berharap dengan dibuat jembatan darurat ini bisa mempermudah akses masyarakat sekitaran untuk ke kota Tabanan ataupun sebaliknya. "Karena kalau menunggu bantuan dari pemerintah pasti lama, sehingga diputuskan untuk membuatnya,” tegas Dingkrik.
Sementara itu Perbekel Desa Tua, I Wayan Budi Arta Putra berharap jembatan darurat itu bisa memudahkan pergerakan masyarakat setempat sehari-hari usai jembatan permanen sebelumnya ambruk diterjang arus sungai Yeh Kajang. "Biar mudah masyarakat kami lalu lalang, karena saat ini di jalur alternatif juga tengah dilakukan perbaikan jalan, dan sudah ada batu kapur," katanya.
Meski jembatan darurat telah tersedia saat ini, pihaknya tetap berharap pembangunan jembatan Yeh Kajang yang permanen tetap direalisasikan pemerintah. Apalagi Gubernur Bali, Wayan Koster, sempat meninjau kerusakan jembatan Yeh Kajang pasca bencana pada 17 Oktober 2022 lalu. "Bantuan jembatan permanen tetap kami harapkan karena ini adalah jalan vital," pinta Budi Arta. *des
1
Komentar