Usai Ngeseng Layon Dilaksanakan Pakemitan
Prosesi Palebon Ida Pedanda Gede Pasuruan
AMLAPURA, NusaBali
Palebon layon (jenasah) Ida Pedanda Gede Wayan Pasuruan,96, di Tunon Banjar Tengah, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Sukra Umanis Ukir, Jumat (11/11).
Usai ngeseng layon (membakar jenazah), para sisya (warga pengikut Ida Pendanda) kemudian makemit (bermalam) semalam. Di akhir palebon, digelar Ngasti (nganyut) ke Segara Lingkungan Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Saniscara Paing Ukir, Sabtu (12/11). Ida Pedanda Gede Wayan Pasuruan dari Geria Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, lebar di usai 96 tahun. Kini beliau mewariskan 438 cakep lontar. Sebab, semasih walaka intens nyurat dan menyalin ke aksara Bali di daun lontar.
Palebon diawali upacara Mapamit dan Meras Cucu di Geria Kawan, dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja, Ida Pedanda Gede Pinatih Pasuruan dan Ida Pedanda Gede Made Sidemen. Selanjutnya, pukul 12.00 Wita, layon Ida Pedanda diusung dan ditempatkan di atas Bade, lanjut diberangkatkan ke tunon (lokasi pembakaran).
Setiba di tunon, layon Ida Pedanda Gede Wayan Pasuruan diturunkan dan ditempatkan di dalam lembu. Saat itulah, sejumlah ida pedanda silih berganti niwakang tirtha pangentas, lan tirtha panyucian, ke layon sang sulinggih.
Tampak niwakang tirtha, di antaranya Ida Pedanda Putra Manuaba, Ida Pedanda Gede Oka Pinatih, Ida Pedanda Istri Karang dan lain-lain. Selanjutnya upacara Ngeseng Layon. Upacara palebon akan berlanjut, Saniscara Paing Ukir, Sabtu (12/11) diawali Nyupit (mengambil tulang-tulang) di tempat pangesengan, berlanjut prosesi Palebon, dan terakhir Ngasti.
Wiku tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, mengatakan upacara palebon sebenarnya berlangsung dua hari. Hari pertama, hanya ngeseng layon, dan hari kedua disertai nyupit galih (tulang), persembahyangan, dan berlanjut ngasti. "Makanya usai menggelar upacara ngeseng, makemit semalam di lokasi upacara," jelas Ida Pedanda Istri karang.
Ida Pedanda Gede Wayan Pasuruan lebar saat menjalani perawatan di RS BaliMed, Jumat (21/10), pukul 02.00 Wita. Berlanjut menggelar upacara maca mana, Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (22/10).
Selama jadi sulinggih sering dipercaya menjadi yajamana karya, sulinggih yang bertanggungjawab atas bangunan upacara, mulai dari Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Sibetan, hingga Pura Kiduling Kreteg, Desa Besakih.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Ida Pedanda Istri Biang, seorang anak, 3 cucu dan 4 cicit, lebar karena menderita sakit prostat dan darah putihnya tidak berfungsi, sehingga setiap menjalani rawat inap selalu menjalani transfusi darah. Tercatat 5 kali menjalani rawat inap, terakhir kondisinya drop.
Dilahirkan tahun 1926, disulinggih 24 Maret 1973, tercatat selama 49 tahun menapaki sebagai sulinggih. Ida Pedanda Gede Wayan Pasuruan, telah bergelar Ida Pedanda Nabe, terakhir muput upacara Pujawali di Pura Kiduling Kreteg Besakih, Banjar Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, saat Karya Panyeeb Brahma, tahun 2021.*k16
1
Komentar