Capaian Retribusi DTW Baru 64 Persen
SINGARAJA, NusaBali
Geliat sektor pariwisata di tengah pemulihan pandemi Covid-19 mulai tampak di Buleleng.
Sejumlah Daya Tarik Wisata (DTW) dan aktivitas berwisata pun mulai dilonggarkan sejak awal tahun ini. Hanya saja capaian retribusi DTW belum maksimal, karena sejumlah DTW tidak beroperasi dalam waktu lama.
Data Dinas Pariwisata Buleleng retribusi DTW yang sudah masuk hingga akhir Oktober lalu sudah mencapai 64,47 persen atau Rp 1,1 miliar dari target Rp 1,7 miliar yang ditetapkan. Retribusi itu berasal dari tiketing 9 DTW di Buleleng, yakni, Air Terjun Gitgit, Air Panas Banjar, Air Panas Banyuwedang, Air Terjun Melanting, Danau Buyan, Danau Tamblingan, Air Terjun Les, Air Terjun Sekumpul dan Air Terjun Campuhan.
”Pergerakan sektor pariwisata khususnya dari kunjungan DTW memang sudah membaik dibandingkan saat pandemi Covid-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara, Senin (14/11).
Jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata pun cukup menjanjikan dan memberikan dampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi. “Retribusi ini hanya dari 9 DTW yang sudah memberlakukan tiketing dan sudah menjalin kerjasama dengan Pemkab Buleleng,” jelas Dody.
Mantan Kadis Kebudayaan ini pun menjelaskan, kendala capaian retribusi DTW belum maksimal, karena sejumlah DTW terutama air terjun-air terjun lama tutup meskipun sudah bisa beroperasi lagi. Beberapa DTW yang dikelola kelompok masyarakat maupun Kelompok Sadar Wisata (Darwis) juga mengalami keterpurukan saat pandemi Covid-19. Sehingga untuk buka kembali diperlukan penataan DTW terlebih dahulu, termasuk beberapa perbaikan pada sarana prasarana pendukungnya.
Namun menurut Dody, pemberlakukan e-ticketing di beberapa DTW di Buleleng disebutnya sangat membantu mendongkrak capaian retribusi. Pelaporan jumlah kunjungan DTW dapat dicek secara real time. “Melalui e-ticketing ini sangat membantu akuntabilitas dan ketepatan. Loss pendapatan juga dapat ditekan hingga 50 persen,” ungkap pejabat asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. *k23
Data Dinas Pariwisata Buleleng retribusi DTW yang sudah masuk hingga akhir Oktober lalu sudah mencapai 64,47 persen atau Rp 1,1 miliar dari target Rp 1,7 miliar yang ditetapkan. Retribusi itu berasal dari tiketing 9 DTW di Buleleng, yakni, Air Terjun Gitgit, Air Panas Banjar, Air Panas Banyuwedang, Air Terjun Melanting, Danau Buyan, Danau Tamblingan, Air Terjun Les, Air Terjun Sekumpul dan Air Terjun Campuhan.
”Pergerakan sektor pariwisata khususnya dari kunjungan DTW memang sudah membaik dibandingkan saat pandemi Covid-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara, Senin (14/11).
Jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata pun cukup menjanjikan dan memberikan dampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi. “Retribusi ini hanya dari 9 DTW yang sudah memberlakukan tiketing dan sudah menjalin kerjasama dengan Pemkab Buleleng,” jelas Dody.
Mantan Kadis Kebudayaan ini pun menjelaskan, kendala capaian retribusi DTW belum maksimal, karena sejumlah DTW terutama air terjun-air terjun lama tutup meskipun sudah bisa beroperasi lagi. Beberapa DTW yang dikelola kelompok masyarakat maupun Kelompok Sadar Wisata (Darwis) juga mengalami keterpurukan saat pandemi Covid-19. Sehingga untuk buka kembali diperlukan penataan DTW terlebih dahulu, termasuk beberapa perbaikan pada sarana prasarana pendukungnya.
Namun menurut Dody, pemberlakukan e-ticketing di beberapa DTW di Buleleng disebutnya sangat membantu mendongkrak capaian retribusi. Pelaporan jumlah kunjungan DTW dapat dicek secara real time. “Melalui e-ticketing ini sangat membantu akuntabilitas dan ketepatan. Loss pendapatan juga dapat ditekan hingga 50 persen,” ungkap pejabat asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. *k23
Komentar