Sebanyak 149 Sekolah di Denpasar Sudah Miliki Bank Sampah
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 149 sekolah di Kota Denpasar, dari tingkat TK, SD, maupun SMP, sudah memiliki bank sampah.
Di Denpasar Utara terdapat 34 bank sampah di sekolah, Denpasar Timur terdapat 34, Denpasar Selatan 45, dan Denpasar Barat 36 sekolah. Kepala UPT Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gde Budhita, Rabu (16/11), mengatakan total untuk di Kota Denpasar sudah terbentuk sebanyak 317 bank sampah. Selain bank sampah di sekolah, juga ada bank sampah mandiri di banjar, dusun, hingga beberapa instansi.
Dikatakannya, tugas bank sampah ini adalah memilah dan mengolah sampah organik dan non organik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya guna, dalam upaya pengurangan beban sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
“Selain itu bank sampah juga melayani, menyiapkan, dan menampung sampah masyarakat di wilayahnya untuk didaur ulang. Juga menerima sampah masyarakat yang dapat dikonversi dalam bentuk uang yang dapat ditabung dan dibukukan pada buku tabungan,” kata Budhita.
Selain itu, Dinas LHK Kota Denpasar saat ini juga menggalakkan bank sampah di tingkat sekolah. Hal ini dilakukan untuk membiasakan anak-anak sejak dini memilah sampah.
“Kami saat ini juga sedang menggalakkan bank sampah di sekolah. Semua bank sampah ini sudah terkoneksi dengan aplikasi Sidarling (Sistem Aplikasi Sadar Lingkungan),” kata Budhita.
Dia mengatakan, ada banyak keuntungan yang diberikan kepada siswa pemilik kartu Sidarling ini. Bagi siswa 10 besar teraktif, pihaknya berikan kebebasan kepada siswa tersebut untuk memilih sekolah yang diinginkan. Selain itu, ada juga diskon belanja kebutuhan sekolah di beberapa supermarket ataupun swalayan.
“Misalnya saat ke Gramedia, ketika berbelanja dan menunjukkan kartu Sidarling ini akan mendapat diskon 10 persen. Beberapa tempat belanja yang sudah kami ajak kerjasama juga memberikan diskon,” ucap Budhita.
Dengan menabung di bank sampah ini, sampah juga bisa ditukarkan dengan emas di Pegadaian, tergantung sistem yang digunakan oleh masing-masing bank sampah. Namun kebanyakan memilih menabung uang, karena saat hari raya seperti Galungan, uang tersebut akan ditarik.
Menurutnya, program bank sampah yang terintegrasi ini berbasis website dan aplikasi Sidarling, juga memudahkan masyarakat dan pengurus bank sampah dalam pengecekan dan pengelolaan data bank sampah.
Melalui program ini Pemkot memberikan penghargaan kepada masyarakat yang turut menjaga lingkungan. Dengan menabung sampah ke bank sampah yang sudah terdaftar Sidarling, maka masyarakat akan mendapatkan saldo uang tabungan serta poin.
Poin-poin tersebut juga dapat ditukarkan dengan berbagai penghargaan menarik, seperti kemudahan akses layanan pemerintah, diskon di outlet toko buku, butik, dan restoran yang sudah bekerjasama dengan Pemkot Denpasar.
Dengan Sidarling masyarakat bisa melihat berapa kilogram sampah yang ditabung dan berapa jumlah uang tabungannya. “Sistem online Sidarling itu ada reward silver, gold, dan platinum sebagai bentuk penghargaan atas kepedulian masyarakat pada lingkungan,” kata Budhita. *mis
1
Komentar