Kurang Familiar, Ibukota Tabanan Dibuatkan Tarian
Ibukota Tabanan Singasana dibentuk tahun 2010 dan dikukuhkan melalui Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Hari Lahir Ibukota, Lagu Hymne, dan Mars Kabupaten Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Menjelang HUT ke–529, Pemkab Tabanan kembali gaungkan nama ibukota, Singasana. Bahkan untuk mempopulerkan agar dikenal masyarakat, Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya tuangkan lewat tarian bernama ‘Jayaning Singasana AUM’ yang akan di-launching saat puncak HUT Tabanan pada 29 November mendatang.
Ibukota Tabanan Singasana ini sudah dibentuk tahun 2010 dan dikukuhkan melalui Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Hari Lahir Ibukota, Lagu Hymne, dan Mars Kabupaten Tabanan. Ibukota Tabanan bernama Singasana sebagai bentuk penghormatan kepada Prabu Singasana yang memindahkan Ibukota Tabanan dari Desa Buahan ke Tabanan di areal Taman Bunga Karno saat ini.
Tarian Jayaning Singasana ini dibawakan 7 orang perempuan. Yang menarikan dari Sanggar Sekarang Rare dan diiringi gamelan serta karawitan dari Sanggar Haridwipa. Tarian yang digagas oleh Bupati Sanjaya ini bermakna kepemimpinan yang penuh keagungan, ketegasan, dan demokrasi serta cinta rakyatnya.
Bupati Sanjaya mengatakan, tarian Jayaning Singasana AUM ini akan dibuatkan hak cipta. Launching-nya akan dilaksanakan saat puncak HUT, 29 November mendatang. "Setiap event, tentunya setiap pemimpin sangat perlu membuat suatu legacy atau warisan dan pada HUT yang bersejarah ke-529 ini dibuat Tarian Jayaning Singasana dan akan ditetapkan hak ciptanya,” ujar Bupati Sanjaya saat meninjau latihan di Banjar Tehal Belodan, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Rabu (16/11).
Kata dia, tarian ini memiliki gerak tari yang estetis, dinamis, tegas dalam konseptual keagungan kepemimpinan. Bahkan tarian Jayaning Singasana ini akan membawa atribut cakranaya yang memiliki konsep sebuah perputaran kehidupan dengan konfigurasi Tri Sakti yakni Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur. Serta atribut yang digunakan penari mengambil filosofi tridatu.
Secara tegas Bupati Sanjaya menyebutkan tarian Jayaning Singasana AUM ini bermakna, pemerintahan yang sekarang ini memaknai dan membangun Tabanan dengan sungguh-sungguh. “Jayaning ini artinya jaya atau kemenangan. Singasana artinya linggih atau tempat duduk juga kekuasaan, bagaimana kita memiliki kekuasaan yang positif untuk meraih kejayaan menuju Tabanan Era Baru yang aman, unggul, dan madani,” bebernya.
Dia pun berharap nama ibukota Singasana dapat digaungkan sampai ke tingkat kecamatan, desa bahkan banjar. Karena diakuinya sejak diperdakan tahun 2010 silam, belum begitu familiar di masyarakat. “Kabupaten Badung punya Mangupura, Klungkung punya Semarapura, dan lainnya, kini Tabanan juga punya Singasana yang sejarahnya luar biasa,” tandas Bupati Sanjaya. *des
Ibukota Tabanan Singasana ini sudah dibentuk tahun 2010 dan dikukuhkan melalui Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Hari Lahir Ibukota, Lagu Hymne, dan Mars Kabupaten Tabanan. Ibukota Tabanan bernama Singasana sebagai bentuk penghormatan kepada Prabu Singasana yang memindahkan Ibukota Tabanan dari Desa Buahan ke Tabanan di areal Taman Bunga Karno saat ini.
Tarian Jayaning Singasana ini dibawakan 7 orang perempuan. Yang menarikan dari Sanggar Sekarang Rare dan diiringi gamelan serta karawitan dari Sanggar Haridwipa. Tarian yang digagas oleh Bupati Sanjaya ini bermakna kepemimpinan yang penuh keagungan, ketegasan, dan demokrasi serta cinta rakyatnya.
Bupati Sanjaya mengatakan, tarian Jayaning Singasana AUM ini akan dibuatkan hak cipta. Launching-nya akan dilaksanakan saat puncak HUT, 29 November mendatang. "Setiap event, tentunya setiap pemimpin sangat perlu membuat suatu legacy atau warisan dan pada HUT yang bersejarah ke-529 ini dibuat Tarian Jayaning Singasana dan akan ditetapkan hak ciptanya,” ujar Bupati Sanjaya saat meninjau latihan di Banjar Tehal Belodan, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Rabu (16/11).
Kata dia, tarian ini memiliki gerak tari yang estetis, dinamis, tegas dalam konseptual keagungan kepemimpinan. Bahkan tarian Jayaning Singasana ini akan membawa atribut cakranaya yang memiliki konsep sebuah perputaran kehidupan dengan konfigurasi Tri Sakti yakni Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur. Serta atribut yang digunakan penari mengambil filosofi tridatu.
Secara tegas Bupati Sanjaya menyebutkan tarian Jayaning Singasana AUM ini bermakna, pemerintahan yang sekarang ini memaknai dan membangun Tabanan dengan sungguh-sungguh. “Jayaning ini artinya jaya atau kemenangan. Singasana artinya linggih atau tempat duduk juga kekuasaan, bagaimana kita memiliki kekuasaan yang positif untuk meraih kejayaan menuju Tabanan Era Baru yang aman, unggul, dan madani,” bebernya.
Dia pun berharap nama ibukota Singasana dapat digaungkan sampai ke tingkat kecamatan, desa bahkan banjar. Karena diakuinya sejak diperdakan tahun 2010 silam, belum begitu familiar di masyarakat. “Kabupaten Badung punya Mangupura, Klungkung punya Semarapura, dan lainnya, kini Tabanan juga punya Singasana yang sejarahnya luar biasa,” tandas Bupati Sanjaya. *des
Komentar