Ada Mobil Listrik, Pawiba Tak Dilibatkan
Dari Ajang KTT G20
JAKARTA, NusaBaliTidak semua pelaku usaha di Bali
kebagian 'kue' dari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20
yang puncaknya digelar pekan ini di Bali. Misalnya saja, pelaku usaha
angkutan wisata lokal di Bali yang mengaku tidak dilibatkan dalam
penyelenggaraan.
Ketua Umum Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) I Nyoman Sudiartha menuturkan, hanya segelintir pengusaha angkutan wisata yang diajak berpartisipasi dalam penyelenggaraan KTT G20. Kebanyakan dari mereka termasuk dari asosiasi tidak dilibatkan.
Terlebih di dalam kegiatan utama atau ring 1 kebanyakan menggunakan kendaraan listrik. "Memang betul secara langsung tidak dilibatkan karena sudah di-handle EO (event organizer) di Jakarta. Semua, hanya beberapa gelintir saja mendapatkan booking-an kendaraan milik pengusaha lokal di Bali," kata Nyoman seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Rabu (16/11).
"EO di Jakarta menyiapkan 30 unit bus listrik dari INKA, mobil kecil menggunakan sponsor dari Wuling dan Toyota. Di tingkat tamu penting ada Hyundai," tambahnya.
Sementara beberapa mobil yang di booking dari usaha pariwisata lokal hanya digunakan di luar acara utama KTT G20. Seperti mobil Hiace dan penggunaan dari tamu delegasi. Dia mencontohkan seperti kunjungan ibu kepala negara ke desa wisata.
"Itu pun kecil banget jumlahnya. Memang tidak dilibatkan untuk penggunaan secara langsung. Dulu seperti KTT lainnya di Bali melibatkan asosiasi perjalanan, Pawiba," katanya.
Bahkan, lanjutnya, beberapa delegasi yang masih menetap di Bali setelah penyelenggaraan KTT G20 diurus oleh EO pusat untuk rangkaian acarannya. Sehingga pengusaha pariwisata di Bali tidak bisa menjual paket perjalanannya.
"Delegasi yang masih ada di Bali mau jalan kemana ini juga di handle sama EO. Kita nggak bisa jual tur program. Tidak untuk setingkat delegasi kementerian," tuturnya.
Bahkan dia menyatakan banyak pelaku usaha di Bali hanya menjadi penonton. "Jujur aja dari asosiasi, Bali Tourism Board, Anjungan Pariwisata di Bali itu hanya menonton dan melihat. Tapi ya tidak apa-apa demi pulihnya Bali secara keseluruhan setelah KTT G20," tukasnya.
Nyoman menjelaskan kondisi pariwisata di Bali saat ini masih belum pulih pascapandemi. Di mana tingkat kedatangan wisatawan baru sekitar 30 ribuan per hari, dari 250 ribuan per hari di masa sebelum pandemi, serta tingkat hunian hotel baru 40% di luar penyelenggaraan KTT G20.
Meski tidak kebagian 'kue' KTT G20, dia berharap setelah penyelenggaraan acara membuat wisatawan merasa aman untuk datang ke Bali pasca pandemi. *
Komentar