Hibah KONI Tahun 2023 Dipangkas
Dari angka pengusulan sebesar Rp 17,94 miliar, dirasionalisasikan menjadi Rp 10 miliar.
SINGARAJA, NusaBali
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Buleleng dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Buleleng, sepakat untuk memangkas hibah KONI Buleleng di tahun anggaran 2023. Tidak tanggung-tanggung angka pemotongan hibah sebesar 44 persen dari angka pengusulan.
Rencana pemangkasan hibah KONI itu dibahas dalam rapat pembahasna APBD 2023 oleh TAPD dan Banggar DPRD Buleleng, di ruang rapat gabungan Komisi DPRD Buleleng, Kamis (17/11).
KONI Buleleng tahun anggaran 2023 mendatang disebut mengusulkan hibah sebesar Rp 17,94 miliar. Hibah tersebut sebanyak Rp 8,5 miliar dialokasikan untuk bonus, Rp 3 miliar untuk operasional rutin dan kegiatan gerak jalan, sedangkan sisanya untuk pembinaan atlet dan kejuaraan cabang olahraga di tingkat kabupaten.
Jumlah usulan hibah itu pun dinilai Banggar DPRD Buleleng terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Bali. Anggota Banggar DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa meminta agar TAPD Buleleng untuk mengurangi hibah ke instansi vertikal. Hal itu disebabkan karena terus menyusutnya sumber pendapatan pemerintah.
Sehingga TAPD harus benar-benar mengetatkan anggaran yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan manfaat pemerintah daerah. “Kalau dibandingkan dengan kabupaten lain, kita terlalu tinggi. Mungkin ini perlu dikaji lebih mendalam sesuai kebutuhan riil di lembaga KONI. Undikhsa juga, itu sudah ada anggarannya dari pusat, saya minta dicoret saja,” kata Mangku Budiasa.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng ini juga meminta TAPD mengoreksi kembali besaran hibah yang diberikan kepada instansi vertikal lainnya seperti Kodim 1609/Buleleng dan Polres Buleleng.
Sementara itu Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menjawab permintaan tersebut, mengaku sudah meninjau kembali usulan hibah instansi vertikal.
TAPD pun sudah menyisir dan melakukan pengetatan anggaran hibah dari usulan awal Rp 28 miliar menjadi Rp 13 miliar. Pemangkasan anggaran hibah terbesar dilakukan pada hibah KONI Buleleng. Dari usulan Rp 17,9 miliar hanya disisakan Rp 10 miliar.
"Alokasi hibah KONI di semua kabupaten/kota sata tahu semuanya. Makanya saya potong Rp 7,9 miliar dari usulan Rp 17,9 miliar. Kita lihat Jembrana hanya Rp 2,7 miliar, kemudian Gianyar yang lebih kaya dari kita saja Rp 7 miliar. Bukan kami menolak, cuma kami ingatkan agar benar-benar memilih cabor yang berprestasi," tegas Lihadnyana. *k23
Rencana pemangkasan hibah KONI itu dibahas dalam rapat pembahasna APBD 2023 oleh TAPD dan Banggar DPRD Buleleng, di ruang rapat gabungan Komisi DPRD Buleleng, Kamis (17/11).
KONI Buleleng tahun anggaran 2023 mendatang disebut mengusulkan hibah sebesar Rp 17,94 miliar. Hibah tersebut sebanyak Rp 8,5 miliar dialokasikan untuk bonus, Rp 3 miliar untuk operasional rutin dan kegiatan gerak jalan, sedangkan sisanya untuk pembinaan atlet dan kejuaraan cabang olahraga di tingkat kabupaten.
Jumlah usulan hibah itu pun dinilai Banggar DPRD Buleleng terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Bali. Anggota Banggar DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa meminta agar TAPD Buleleng untuk mengurangi hibah ke instansi vertikal. Hal itu disebabkan karena terus menyusutnya sumber pendapatan pemerintah.
Sehingga TAPD harus benar-benar mengetatkan anggaran yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan manfaat pemerintah daerah. “Kalau dibandingkan dengan kabupaten lain, kita terlalu tinggi. Mungkin ini perlu dikaji lebih mendalam sesuai kebutuhan riil di lembaga KONI. Undikhsa juga, itu sudah ada anggarannya dari pusat, saya minta dicoret saja,” kata Mangku Budiasa.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng ini juga meminta TAPD mengoreksi kembali besaran hibah yang diberikan kepada instansi vertikal lainnya seperti Kodim 1609/Buleleng dan Polres Buleleng.
Sementara itu Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menjawab permintaan tersebut, mengaku sudah meninjau kembali usulan hibah instansi vertikal.
TAPD pun sudah menyisir dan melakukan pengetatan anggaran hibah dari usulan awal Rp 28 miliar menjadi Rp 13 miliar. Pemangkasan anggaran hibah terbesar dilakukan pada hibah KONI Buleleng. Dari usulan Rp 17,9 miliar hanya disisakan Rp 10 miliar.
"Alokasi hibah KONI di semua kabupaten/kota sata tahu semuanya. Makanya saya potong Rp 7,9 miliar dari usulan Rp 17,9 miliar. Kita lihat Jembrana hanya Rp 2,7 miliar, kemudian Gianyar yang lebih kaya dari kita saja Rp 7 miliar. Bukan kami menolak, cuma kami ingatkan agar benar-benar memilih cabor yang berprestasi," tegas Lihadnyana. *k23
1
Komentar