Air Tirta Empul Dituding Tercemar
Beredar Video Hoax Wisman Sakit Mata Usai Malukat
Oknum konten kreator dengan nama akun Intan Mulia Suri tidak berada di Bali.
GIANYAR, NusaBali
Beredar video hoax yang menyebutkan wisatawan mancanegara mengalami sakit mata usai malukat di Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Rabu (16/11) malam. Video kontroversial ini pun cepat beredar di media sosial. Sejumlah nitizen berharap oknum konten kreator perempuan berhijab itu segera diusut tuntas. Dalam postingan video tersebut, perempuan ini menyebutkan air panglukatan Tirta Empul terkontaminasi bakteri E-coli oleh karena lingkungan sekitar tercemar sampah.
Video mendiskreditkan panglukatan Tirta Empul ini membuat Prajuru Desa Adat Manukaya sebagai pengempon Pura Tirta Empul geram. Prajuru menyayangkan adanya oknum yang mencemarkan nama baik panglukatan Tirta Empul yang sudah mendunia. “Orang ini bilang ada turis New Zealand liburan ke Bali, setelah malukat di Tirta empul matanya perih nyaris buta. Kami baru dapat videonya semalam,” ungkap Patajuh Desa Adat Manukaya, Made Kuntung, Kamis (17/11).
Prajuru Desa Adat Manukaya langsung merapatkan barisan pasca menyimak video tersebut. Hasil paruman, prajuru masih melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Kepolisian, PHDI, dan Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Gianyar terkait konten itu. “Kami tidak ingin gegabah, terlebih dahulu mohon petunjuk dinas terkait, kemungkinan nanti kami laporkan ke cyber Polda Bali,” jelas Kuntung. Prajuru Desa Adat Manukaya berharap Polsek Tampaksiring turut atensi kasus ini. “Kami mohon petunjuk. Langkah selanjutnya apakah harus lapor ke cyber atau ada jalan keluar lebih humanis. Jangan sampai kami melangkah sendiri,” harap Kuntung.
Sementara itu, Prajuru Desa Adat Manukaya lainnya secara bersamaan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. “Bendesa bersama empat prajuru koordinasi ke Disparda, PHDI, dan MDA,” imbuh Kuntung. Menanggapi harapan Prajuru Desa Adat Manukaya, Kapolsek Tampaksiring AKP Ni Luh Suardini mengaku siap mendampingi laporan ke Polda Bali. “Ini ranahnya kriminal khusus, sebaiknya prajuru melapor ke Krimsus Polda Bali bagian cyber agar ditindaklanjuti. Saya siap mendampingi,” ujar AKP Suardini.
Kapolsek mengetahui video tersebut viral sekitar pukul 19.30 Wita. “Saya dikasi info ada permasalahan seperti itu. Hoax, ndak benar, kami sudah koordinasi dengan Kasatintel Polres Gianyar,” jelas AKP Suardini. Hasil penelusuran awal, oknum konten kreator dengan nama akun Intan Mulia Suri ini tidak berada di Bali. “Bukan di Bali. Kami cek ternyata di Lampung. Nomor HPnya sudah kami pegang, sempat kami hubungi tiga kali nyambung. Keempat sudah tidak aktif,” terangnya.
Sebagai masyarakat Bali, Kapolsek AKP Suardini mengaku turut menyayangkan video tersebut. “Kami tetap merasa keberatan, ada sedikit unsur SARA, daerah pariwisata. Kalau tidak ditindaklanjuti, akan berdampak pada objek wisata Tirta Empul. Tapi saya tidak bisa bergerak sendiri, ada tim Cyber dari Polda, PHDI, Dispar. Ada unsur apa sebenarnya di balik konten itu,” ujar AKP Suardini.
Salah seorang penjaga objek wisata Tirta Empul, I Ketut Sudarta juga kesal atas postingan itu. Sepengetahuannya, belum pernah ada keluhan dari wisatawan asing, domestik, maupun lokal terkait panglukatan Tirta Empul. Dari sekian tahun panglukatan ini, tidak ada keluhan dari wisatawan asing maupun lokal. Tirta Empul didatangi ribuan wisatawan per hari. “Tidak ada keluhan sakit, mereka justru merasakan segar. Saya sangat menyayangkan ada oknum yang mencemarkan nama baik objek wisata Tirta Empul,” ungkap Sudarta. *nvi
Video mendiskreditkan panglukatan Tirta Empul ini membuat Prajuru Desa Adat Manukaya sebagai pengempon Pura Tirta Empul geram. Prajuru menyayangkan adanya oknum yang mencemarkan nama baik panglukatan Tirta Empul yang sudah mendunia. “Orang ini bilang ada turis New Zealand liburan ke Bali, setelah malukat di Tirta empul matanya perih nyaris buta. Kami baru dapat videonya semalam,” ungkap Patajuh Desa Adat Manukaya, Made Kuntung, Kamis (17/11).
Prajuru Desa Adat Manukaya langsung merapatkan barisan pasca menyimak video tersebut. Hasil paruman, prajuru masih melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Kepolisian, PHDI, dan Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Gianyar terkait konten itu. “Kami tidak ingin gegabah, terlebih dahulu mohon petunjuk dinas terkait, kemungkinan nanti kami laporkan ke cyber Polda Bali,” jelas Kuntung. Prajuru Desa Adat Manukaya berharap Polsek Tampaksiring turut atensi kasus ini. “Kami mohon petunjuk. Langkah selanjutnya apakah harus lapor ke cyber atau ada jalan keluar lebih humanis. Jangan sampai kami melangkah sendiri,” harap Kuntung.
Sementara itu, Prajuru Desa Adat Manukaya lainnya secara bersamaan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. “Bendesa bersama empat prajuru koordinasi ke Disparda, PHDI, dan MDA,” imbuh Kuntung. Menanggapi harapan Prajuru Desa Adat Manukaya, Kapolsek Tampaksiring AKP Ni Luh Suardini mengaku siap mendampingi laporan ke Polda Bali. “Ini ranahnya kriminal khusus, sebaiknya prajuru melapor ke Krimsus Polda Bali bagian cyber agar ditindaklanjuti. Saya siap mendampingi,” ujar AKP Suardini.
Kapolsek mengetahui video tersebut viral sekitar pukul 19.30 Wita. “Saya dikasi info ada permasalahan seperti itu. Hoax, ndak benar, kami sudah koordinasi dengan Kasatintel Polres Gianyar,” jelas AKP Suardini. Hasil penelusuran awal, oknum konten kreator dengan nama akun Intan Mulia Suri ini tidak berada di Bali. “Bukan di Bali. Kami cek ternyata di Lampung. Nomor HPnya sudah kami pegang, sempat kami hubungi tiga kali nyambung. Keempat sudah tidak aktif,” terangnya.
Sebagai masyarakat Bali, Kapolsek AKP Suardini mengaku turut menyayangkan video tersebut. “Kami tetap merasa keberatan, ada sedikit unsur SARA, daerah pariwisata. Kalau tidak ditindaklanjuti, akan berdampak pada objek wisata Tirta Empul. Tapi saya tidak bisa bergerak sendiri, ada tim Cyber dari Polda, PHDI, Dispar. Ada unsur apa sebenarnya di balik konten itu,” ujar AKP Suardini.
Salah seorang penjaga objek wisata Tirta Empul, I Ketut Sudarta juga kesal atas postingan itu. Sepengetahuannya, belum pernah ada keluhan dari wisatawan asing, domestik, maupun lokal terkait panglukatan Tirta Empul. Dari sekian tahun panglukatan ini, tidak ada keluhan dari wisatawan asing maupun lokal. Tirta Empul didatangi ribuan wisatawan per hari. “Tidak ada keluhan sakit, mereka justru merasakan segar. Saya sangat menyayangkan ada oknum yang mencemarkan nama baik objek wisata Tirta Empul,” ungkap Sudarta. *nvi
1
Komentar