Sukses KTT G20, Pelaku UMKM Berharap Omset Meningkat
DENPASAR,NusaBali
Sukses perhelatan KTT G20, yang puncaknya Selasa (15/11)- Rabu (16/11) diharapkan membawa imbas pada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM)/ Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bali. Harapannya, geliat bisnis meningkat, sehingga omzet ikut terangkat.
Kuncinya kunjungan wisatawan ke Bali pulih, pendapatan masyarakat naik, sehingga daya beli membaik. “Tiyang kira itulah harapan selaku pelaku UKM/UMKM,” ujar I Wayan Sila Arta, seorang petani sekaligus pelaku usaha hortikultura dari Desa Candi Kuning, Baturiti, Tabanan, Rabu (16/11).
Disampaikan Sila Arta, sejak awal sampai dengan pertengahan November, permintaan produk hortikultura, mulai dari jenis bumbu, sayur-mayur dan buah-buahan mengalami penurunan.
“Kira-kira sampai 15 persen penurunannya,” lanjutnya.
Hal itu karena permintaan pasokan, khususnya untuk kepentingan pariwisata (hotel, restoran) dan lainnya berkurang. “Volumenya susah kami tentukan berapa pengurangannya, karena jenisnya banyak,” ujar Sila Arta.
Penurunan itu bisa dihitung berdasarkan omzet. “Biasanya omzet Rp50 juta perhari, sekarang turun jadi Rp40 juta sampai Rp42 juta,” jelasnya.
Permintaan pasokan produk hortikultura berkurang, karena kunjungan wisatawan berkurang. Pemicunya karena bulan November merupakan periode low season, sampai nanti merangkak naik mendekati Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selain itu, wisatawan diperkirakan banyak menunda kedatangan ke Bali, mengingat di Bali sedang berlangsung KTT G20. “Saya kira seluruh dunia tahu tentang G20, sehingga banyak yang menunda datang ke Bali,” kata Sila Arta.
Karena itulah pasca KTT G20, pariwisata Bali tentunya akan semakin ramai, sehingga geliat perekonomian semakin kencang.
I Nyoman Sudira, perajin tenun kain endek dari Desa Gelgel, Klungkung, menyampaikan harapan yang sama. “Agar UKM/UMKM Bali bisa semakin maju,” ujar Sudira.
Apalagi jelang Nataru serta hari raya Galungan dan Kuningan yang semakin dekat. Sudira berharap moment jelang Nataru dan hari raya keagamaan, mendorong permintaan kain meningkat, khususnya permintaan endek mapun kain songket Bali. “G20 kita harapkan memberi dampak susulan kepada pelaku UMK/UMKM,” ujar Sudira. *K17
Disampaikan Sila Arta, sejak awal sampai dengan pertengahan November, permintaan produk hortikultura, mulai dari jenis bumbu, sayur-mayur dan buah-buahan mengalami penurunan.
“Kira-kira sampai 15 persen penurunannya,” lanjutnya.
Hal itu karena permintaan pasokan, khususnya untuk kepentingan pariwisata (hotel, restoran) dan lainnya berkurang. “Volumenya susah kami tentukan berapa pengurangannya, karena jenisnya banyak,” ujar Sila Arta.
Penurunan itu bisa dihitung berdasarkan omzet. “Biasanya omzet Rp50 juta perhari, sekarang turun jadi Rp40 juta sampai Rp42 juta,” jelasnya.
Permintaan pasokan produk hortikultura berkurang, karena kunjungan wisatawan berkurang. Pemicunya karena bulan November merupakan periode low season, sampai nanti merangkak naik mendekati Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selain itu, wisatawan diperkirakan banyak menunda kedatangan ke Bali, mengingat di Bali sedang berlangsung KTT G20. “Saya kira seluruh dunia tahu tentang G20, sehingga banyak yang menunda datang ke Bali,” kata Sila Arta.
Karena itulah pasca KTT G20, pariwisata Bali tentunya akan semakin ramai, sehingga geliat perekonomian semakin kencang.
I Nyoman Sudira, perajin tenun kain endek dari Desa Gelgel, Klungkung, menyampaikan harapan yang sama. “Agar UKM/UMKM Bali bisa semakin maju,” ujar Sudira.
Apalagi jelang Nataru serta hari raya Galungan dan Kuningan yang semakin dekat. Sudira berharap moment jelang Nataru dan hari raya keagamaan, mendorong permintaan kain meningkat, khususnya permintaan endek mapun kain songket Bali. “G20 kita harapkan memberi dampak susulan kepada pelaku UMK/UMKM,” ujar Sudira. *K17
Komentar