Ekspor Komoditas Pertanian Bali Didominasi Produk Perikanan
DENPASAR, NusaBali
Komoditas hasil pertanian memberi sumbangan terbesar pada ekspor Bali. Setidaknya dalam hitungan sepuluh bulan, Januari – Oktober 2022, total nilai ekspor hasil pertanian 115.861.696,07 dolar AS.
Nilai tersebut 38,38 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 297.840.660,90 dolar AS. Masuk dalam kelompok komoditas ekspor hasil pertanian adalah buah-buahan dan bermacam hasil perikanan mulai dari ikan hias hidup, ikan kakap, kerapu, nener, tuna, lobster, rumput laut, dan sirip ikan hiu. Dari komoditas perikanan tersebut, ekspor tuna yang paling besar nilai dan kontribusinya, yakni 72.780.537,36 dolar atau 24,44 persen dari keseluruhan ekspor produk pertanian.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PLN) Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Bali Ni Wayan Lestari, menjelaskan ekspor Bali memang didominasi ekspor hasil pertanian. “Terutama ekspor perikanan, merupakan komoditas yang terbanyak diekspor dari Bali,” jelasnya, Jumat (18/11). Karena itu, menurut Lestari, perikanan jelas termasuk salah satu komoditas unggulan ekspor Bali.
Sementara produk handycraft atau barang kerajinan yang banyak digeluti masyarakat Bali, berada di posisi kedua. Dalam sepuluh bulan ekspor produk kerajinan dari Bali sebesar 96.364.980,19 dolar AS (32,35 persen). Jenis produk kerajinan sekitar 17 item, di antaranya kerajinan alat musik, anyaman, bambu, patung padas, furniture, kerang, kulit, lilin, logam, lukisan perak, rotan, terakota, dan kerajinan tulang. Dari 17 jenis kerajinan tersebut, produk kerajinan kayu yang volume dan nilai ekspornya paling banyak. Volumenya 13.054.880 pieces dengan nilai 32.573.405,05 dolar AS (10,94 persen). Terbesar kedua produk kerajinan perak. Volumenya 2.257.164 pieces dengan nilai 17.255.914,44 dolar AS (5,79 persen). “Ya, memang kerajinan kayu seperti ukir-ukiran dan perak, salah potensi kerajinan yang sudah sejak lama ditekuni,” kata Lestari.
Sedangkan ekspor produk industri terdiri dari ikan kaleng, komponen rumah jadi, plastik, sepatu (alas kaki), tas, dan tekstil serta produk tekstil. Nilainya 82.822.953,35 dolar AS (27,81 persen) berada di posisi tiga besar keseluruhan ekspor Bali.
Disusul ekspor produk perkebunan yang terdiri dari kakao, vanili, dan kopi. Nilai ekspor produk perkebunan 718.607,14 dolar AS (0,24 persen). Dan ekspor lainnya, dengan nilai 2.072.424,15 dolar AS (0,70 persen).
Sejauh ini belum ada perubahan atau penambahan pasar baru yang tercatat. “Belum ada tambahan. Itu sudah sekitar 100-an negara,” ujar Lestari. Dia menyebut beberapa negara tujuan ekspor Bali, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Hongkong, Prancis, negara- negara kawasan Timur Tengah, Afrika sampai dengan kawasan Amerika Latin seperti Brazil dan Argentina.
Lestari mengiyakan dalam rentang sisa waktu 2 bulan yakni November – Desember, besar kemungkinan ada peningkatan ekspor. “Ya, ini kan tahun masih belum berakhir, masih berjalan. Bisa jadi kegiatan ekspor masih ada,” ucap Lestari. *k17
Komentar