NasDem dan Hanura Kritisi Pemangkasan Hibah KONI
SINGARAJA, NusaBali
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Kabupaten Buleleng mengaku kecewa dengan kesepakatan wacana pemangkasan hibah KONI Buleleng di tahun anggaran 2023.
Menurutnya pemangkasan usulan hibah KONI akan mencederai upaya pembangunan mental generasi muda di Buleleng. Ketua DPD NasDem Buleleng I Made Suparjo, Minggu (20/11), mengatakan seharusnya eksekutif maupun legislatif lebih bijak dalam memutuskan sesuatu. Terlebih saat ini atlet dan pelatih sedang bertarung dan berjuang di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Bali. Hal ini akan membuat gusar dan merusak konsentrasi dan semangat tanding mereka.
"Jangan seperti ini dong, apalagi masalah ini terjadi saat Porprov berlangsung. Pejabat baik di eksekutif dan legislatif jangan hanya lihat jangka pendeknya menghabiskan anggaran, tetapi lihat jangka panjangnya sebagai pembangunan mental generasi muda Buleleng itu perlu proses," ucap Suparjo.
Menurutnya dalam pemangkasan hibah KONI agar lebih selektif. Menurutnya pos anggaran untuk pembinaan, operasional rutin dan bonus atlet harus tetap dipertahankan. Yang memungkinkan untuk dipangkas adalah pos anggaran pelaksanaan gerak jalan HUT RI.
"Anggaran pembinaan, operasional rutin dan bonus atlet wajib tetap ada. Olahraga ini juga politik untuk menjaga citra dan menjadi gengsi daerah, " tegas politisi asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.
Suparjo pun mengaku Fraksi NasDem DPRD Buleleng siap pasang badan untuk memperjuangkan anggaran tersebut. Dia pun berharap Penjabat (Pj) Bupati Buleleng dan DPRD Buleleng lebih bijak dalam mengambil keputusan. "Saya harap bupati bisa lebih bijak, jangan buat keruh suasana dan mengacaukan semangat anak-anak Buleleng yang sedang bertanding. Kami sangat menyayangkan itu, " ungkap dia.
Hal senada juga diungkapkan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hanura Buleleng. Ketua DPC Gede Wisnaya Wisna meminta agar rancangan pemangkasan hibah KONI Buleleng agar dikaji kembali. "Besok (hari ini) akan ada rapat pembahasan, nanti kami juga akan meminta untuk dikaji kembali hal ini, " kata dia.
Wisnaya menyebutkan pemangkasan usulan hibah dari angka Rp 17,9 miliar menjadi Rp 10 miliar ini disebutnya kelewatan. Wisnaya menyakini anggaran yang diusulkan KONI Buleleng tentu sudah ada rencana program yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sementara itu soal pandangan prestasi olahraga di Buleleng yang stagnan menurutnya tidak benar. Kabupaten Buleleng yang bisa bertengger di posisi ketiga setelah Badung dan Denpasar bukan tidak ada perkembangan positif. Justru pertahanan di posisi ketiga merupakan hal luar biasa. Sebab sejauh ini untuk menyaingi Denpasar dan Badung, Buleleng masih jauh untuk penyiapan sarpras dan anggaran pembinaan.
"Jangan bilang stagnan, peraihan medalinya naik dan bisa bertahan di posisi ketiga itu sulit. Pembinaan atlet juga sudah berjalan dengan baik, " ungkap Wisnaya.
Pemangkasan usulan hibah KONI Buleleng dikhawatirkannya akan berdampak pada merosotnya prestasi Buleleng dan turun ke ranking lebih rendah. Bahkan potensi mutasi atlet pun akan sangat riskan. Hal ini dapat merugikan Buleleng yang selama ini telah berkomitmen dan berupaya melakukan pembinaan atlet. *k23
Komentar