Dua RSU Diusulkan Naik Kelas
RSU Tangguwisia dan RSU Giri Emas diproyeksikan untuk ditingkatkan kelasnya dari rumah sakit tipe D ke tipe C.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Kesehatan Buleleng akan mengusulkan bantuan anggaran ke pemerintah pusat untuk pengembangan Rumah Sakit Umum (RSU) Tangguwisia, Kecamatan Seririt dan RSU Giri Emas, Kecamatan Sawan. Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto mengatakan, saat ini RSU Tangguwisia dan RSU Giri Emas masih berstatus tipe D. Untuk dinaikkan menjadi tipe C, pihaknya harus menambah sarana dan prasarana, seperti jumlah bed minimal 100, serta SDM. Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan masing-masing rumah sakit diperkirakan Rp 25 miliar.
Menurut Sucipto, peningkatan tipe rumah sakit ini perlu dilakukan agar pelayanan kesehatan untuk masyarakat meningkat dan menjadi lebih baik. Selain itu, hal ini juga untuk penanganan pasien di masing-masing wilayah agar tidak menumpuk di RSUD Buleleng yang berada di Kota Singaraja.
"Keselamatan pasien juga bisa dijaga karena rumah sakitnya bisa bersaing dengan rumah sakit nasional lainnya. Kami sudah melakukan pendekatan dengan DPR RI dan Kemenkes agar pengembangan sarprasnya bisa dibantu lewat APBN, karena APBD kita juga masih terbatas," kata Sucipto, Minggu (20/11).
Kata Sucipto, khusus RSU Tangguwisia saat ini sejatinya sudah memenuhi syarat untuk meningkat ke tipe C dari segi tenaga medis yakni minimal memiliki empat dokter spesialis. RSU Tangguwisia sudah memiliki dokter spesialis anak, kandungan, penyakit dalam, saraf dan radiologi. "Namun agar pelayanannya lebih bagus, perlu ditambah lagi, minimal masing-masing spesialis diisi dua dokter," terangnya.
Sucipto juga menyebutkan selain meningkatkan ke tipe C, RSU Tangguwisia juga perlu menambah layanan cuci darah (hemodialisa). Mengingat pasien cuci darah tertinggi ada di wilayah Buleleng bagian arat, seperti Kecamatan Seririt, Gerokgak, Busungbiu dan Banjar. Pasien-pasien itu diharapkan bisa tercover di RSU Tangguwisia.
"Itu akan jadi inovasi untuk mengembangkan layanan cuci darah, agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke RSUD. Kami akan perjuangkan lewat DAK, atau kerjasama dengan penyedia hemodialisa yang bisa bantu pendanaan dan alat. Jadi kami tinggal menyiapkan tenaga dan tempat," tandasnya. *mz
Menurut Sucipto, peningkatan tipe rumah sakit ini perlu dilakukan agar pelayanan kesehatan untuk masyarakat meningkat dan menjadi lebih baik. Selain itu, hal ini juga untuk penanganan pasien di masing-masing wilayah agar tidak menumpuk di RSUD Buleleng yang berada di Kota Singaraja.
"Keselamatan pasien juga bisa dijaga karena rumah sakitnya bisa bersaing dengan rumah sakit nasional lainnya. Kami sudah melakukan pendekatan dengan DPR RI dan Kemenkes agar pengembangan sarprasnya bisa dibantu lewat APBN, karena APBD kita juga masih terbatas," kata Sucipto, Minggu (20/11).
Kata Sucipto, khusus RSU Tangguwisia saat ini sejatinya sudah memenuhi syarat untuk meningkat ke tipe C dari segi tenaga medis yakni minimal memiliki empat dokter spesialis. RSU Tangguwisia sudah memiliki dokter spesialis anak, kandungan, penyakit dalam, saraf dan radiologi. "Namun agar pelayanannya lebih bagus, perlu ditambah lagi, minimal masing-masing spesialis diisi dua dokter," terangnya.
Sucipto juga menyebutkan selain meningkatkan ke tipe C, RSU Tangguwisia juga perlu menambah layanan cuci darah (hemodialisa). Mengingat pasien cuci darah tertinggi ada di wilayah Buleleng bagian arat, seperti Kecamatan Seririt, Gerokgak, Busungbiu dan Banjar. Pasien-pasien itu diharapkan bisa tercover di RSU Tangguwisia.
"Itu akan jadi inovasi untuk mengembangkan layanan cuci darah, agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke RSUD. Kami akan perjuangkan lewat DAK, atau kerjasama dengan penyedia hemodialisa yang bisa bantu pendanaan dan alat. Jadi kami tinggal menyiapkan tenaga dan tempat," tandasnya. *mz
Komentar