UMKM Konvensional Badung Didorong Go Digital
MANGUPURA, NusaBali.com – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masih berbisnis secara konvensional didorong untuk beralih ke digital untuk optimalisasi promosi dan pemasaran.
Go digital dapat dilakukan secara semi-profesional yakni melalui smartphone saja. Smartphone yang sudah dimiliki oleh hampir semua orang saat ini dapat dimanfaatkan kemampuan fotografi dan videografinya. Lewat dua fitur ini para pelaku UMKM yang ingin go digital dapat membuat konten menarik untuk promosi dan optimalisasi pemasaran produk.
Menurut Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKMP) Kabupaten Badung, I Made Widiana, UMKM yang beroperasi secara konvensional memiliki pola pikir offline. Kebanyakan dari pelaku usaha kecil semacam ini beranggapan proses bisnis hanya terjadi secara O2O (offline-to-offline) atau tatap muka. Padahal, secara digital proses bisnis sudah terjadi apabila pelanggan potensial sudah melihat konten produk di media sosial.
“Padahal melalui perkembangan pesat dunia digital, conceptual branding dan marketing adalah strategi yang dapat membangun nilai tambah produk di dunia maya,” kata Widiana di sela-sela pelaksaan pelatihan 60 pelaku UMKM Badung di Hotel Made Sempidi, Senin (21/11/2022).
Marketing dan branding yang berkonsep ini dikatakan Widiana sangat penting untuk membentuk citra produk. Melalui citra produk ini, pelaku UMKM dapat menempelkan kesan produk dalam ingatan konsumen atau sederhananya menciptakan kekhasan yang selalu jadi top-of-mind para konsumen.
Untuk membangun citra produk dan jadi top-of-mind konsumen ini sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang terbilang murah yakni lewat smartphone dan media sosial. Media sosial dapat menjadi platform membangun citra produk sedangkan fitur fotografi dan videografi pada smartphone dapat digunakan sebagai alat menciptakan citra produk. Citra produk tersebut dapat dilakukan dengan keberadaan logo, kekhasan desain, maupun unggahan foto dan video berkonsep.
“Selain itu, pelaku usaha juga harus mengetahui minat konsumen sehingga dapat diciptakan produk yang selaras dengan keinginan pasar,” imbuh Widiana.
Produk yang sudah diciptakan sesuai minat pasar tersebut, lanjut Widiana, hendaknya dievaluasi. Proses evaluasi ini dapat dilakukan dengan memancing kesan konsumen terhadap produk tersebut ataupun melalui kolom komentar yang sudah tersedia. Evaluasi akan jadi motivasi bagi pelaku usaha untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk. Dengan begitu, untuk menjaring konsumen setia sangat mungkin dilakukan.
Atas dasar hal tersebut, Kepala Bidang UMKM dan Kewirausahaan Diskop UKMP Badung, I Made Wirya Santosa menjelaskan bahwa pelatihan untuk 60 UMKM Badung selama tiga hari hingga Rabu (23/11/2022) ini dilakukan. Dalam kurun waktu tiga hari tersebut para pelaku UMKM ini diberikan dua materi pokok yakni branding produk lewat teknik fotografi dan videografi smartphone, serta digital marketing.
“Sebanyak 60 peserta ini kami bagi menjadi dua sesi untuk branding produk dan digital marketing. Narasumber yang kami undang adalah Ketua STIMIK Primakara I Made Antara sebagai salah satu kampus IT masa kini,” tandas Wirya Santosa usai pembukaan acara. *rat
1
Komentar