PJ Bupati Lantik 3 Perbekel PAW
SINGARAJA, NusaBali
Tiga perbekel pergantian antar waktu (PAW) di Buleleng, dilantik, Selasa (22/11), di tiga lokasi berbeda.
Perbekel anyar ini terpilih melalui musyawarah desa untuk mengisi kekosongan jabatan perbekel. Karena perbekel sebelumnya meninggal.
Tiga perbekel PAW tersebut, Perbekel Desa Munduk dan Perbekel Dencarik di Kecamatan Banjar, serta Perbekel Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula.
Tiga perbekel ini setahun sebelumnya meninggal karena sakit dan kecelakaan lalu lintas. Kekosongan jabatannya diisi dengan pemilihan perbekel PAW. Perbekel Desa Munduk I Nyoman Niryasa, meninggal dunia Jumat (27/5), karena kecelakaan lalulintas tunggal, Senin (23/5) lalu.
Tidak berselang lama kemudian disusul Perbekel Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng. Putu Budiasa, meninggal, Selasa (5/7). Dia disebut-sebut menderita kanker. Sedangkan Perbekel Desa Bondalem Gede Ngurah Sadu Adnyana meninggal dunia setelah dua hari dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Buleleng, Selasa (4/10). Dia diduga terkena serangan jantung.
Tiga perbekel PAW dilantik langsung Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana di gedung serba guna desa masing-masing. Dia berharap perbekel anyar mampu menjawab tantangan pembangunan desa yang semakin komplek. Dia juga berpesan agar perbekel selalu menempatkan diri di atas semua kepentingan masyarakat desa.
Menurutnya, tahapan pemilihan perbekel ini dilaksanakan sejak 12 Oktober 2022 melalui musyawarah desa. Model pemilihan ini sesuai peraturan perundang-undangan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan proses demokrasi di desa.
Lihadnyana menyebut desa memiliki minimal 5 sumber anggaran yang dapat dikelola melalui dana APBD Desa. Di antaranya dari dana desa, alokasi dana desa, 10 persen pajak retribusi, pendapatan lain yang sah, pendapatan asli desa. “Sinergi BPD dan tokoh masyarakat agar bisa mengakomodir kepentingan di desa sehingga kepala desa atau perbekel dapat mengambil langkah kebijakan yang penting untuk mempercepat pembangunan di desa,” tegas pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Dia mengharapkan, sebagai entitas pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat, pemerintah desa dan perbekelnya agar dapat menjadi fasilitator dan wadah semua program pemerintah. “Semua program pemerintah semua pasti lewat desa. Sehingga perlu ada sinergi BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dengan tokoh masyarakat juga, maka pekerjaan berat akan menjadi ringan,” tegasnya. *k23
Komentar