Tas Cantik Kombinasi Ecoprint, Tonjolkan Anyaman Bambu
Tim Peneliti SMAN Bali Mandara Raih 2 Perak dan 1 Perunggu di FIKSI 2022
Produk hasil penelitian siswa di bidang FIKSI masih terkendala untuk produksi jumlah besar, sebab rata-rata masih membuatnya dengan tangan (handmade).
SINGARAJA, NusaBali
Luh Eka Ratnadi dan Kadek Alia Wati siswa kelas XI SMAN Bali Mandara adalah salah satu dari dua tim peraih medali perak pada Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2022. Mereka membuat karya inovasi yang dinamai TIECABA, yakni Tas Inovatif Kombinasi Ecoprint dan Anyaman Bambu.
Hal menarik yang dilihat dewan juri saat pemaparan Eka dan Alya tanggal 14-17 November lalu lewat daring, karena kreativitas dan inovasi mereka memanfaatkan alam dan menjunjung tinggi kearifan lokal. Produk fashion berupa tas itu mereka kreasikan dengan memanfaatkan pewarna alami dan juga produk anyaman bambu Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar Buleleng.
Menurut Eka, ide untuk mengkreasikan tas sebagai salah satu fashion yang sangat digemari kaum hawa, diawali dengan melakukan pengamatan pasar. Selain itu perkembangan dunia mode dan fashion yang sangat cepat, membuat seorang desainer bebas mengkreasikan ide yang mereka punya. Dalam tas ecoprint yang dikombinasi anyaman bambu ini, disebutnya memang satu langkah yang sangat berani berbeda dari produk lainnya. “Dari pengamatan yang kami lakukan, peluang pasar terutama tas wanita mengalami pergeseran dari bentuk dan bahan yang sudah mainstream ke bahan anti mainstream. Sehingga kami mencoba mengkreasikan melalui produk kombinasi ecoprint dan anyaman bambu,” kata gadis asal Desa/Kecamatan Busungbiu ini.
Dengan pola baru ini disebutnya tidak meninggalkan tradisi lokal. Teknik ecoprint dengan memakai pewarna alami diharapkan lebih ramah lingkungan. Mereka juga ingin mengeksplorasi khasanah kekayaan alam yang ada di Indonesia. Sedangkan disisipkannya anyaman bambu Desa Tigawasa ini sebagai salah satu brand produk lokal. Melalui produk ini juga diharapkan dapat mengenalkan produk lokal Buleleng kepada seluruh masyarakat.
“Selama proses pembuatan kendala yang dihadapi, saat memadu padankan warna dan juga menyatukan dua bahan agar terlihat menyatu. Mudah-mudahan produk kami ini bisa diminati masyarakat,” imbuh Alia. Sementara itu dalam proses penguasaan teknik ecoprint, siswa SMAN Bali Mandara didukung oleh Arry Budiawan pemilik usaha Ecoprint Bali. Kedua siswa ini didukung dan dibimbing penuh untuk penguasaan teknik pewarnaan alami ini, hingga menjadi juara FIKSI 2022.
Atas keberhasilannya, Eka dan Alya kini sedang merintis manajemen bisnis mereka. Mulai dari proses pemasaran di media sosial dan pengaturan waktu produksi saat ada pemesanan. Guru Pembina Kadek Yuli Artama mengatakan sejauh ini produk hasil penelitian siswa di bidang FIKSI, masih terkendala untuk produksi jumlah besar. Sebab mereka rata-rata masih membuatnya dengan tangan (handmade). Sehingga memerlukan lebih banyak waktu dan juga modal usaha.
“Seperti tas ini, anak-anak baru bisa menyelesaikan 1 tas antara 5-8 hari. Jadi masih terkendala jika ada permintaan jumlah banyak. Padahal sebelumnya, produk anak-anak kami di FIKSI ini di bidang fashion juga sempat diminta oleh Ajik Cok Krisna (Krisna Oleh-Oleh). Hanya saja belum bisa memenuhi karena kendala tadi,” jelas Yuli.
Meski demikian, yang terpenting bagi sekolah, adalah pembinaan karakter kewirausahaan bagi siswanya. Mereka dengan ide-ide kreatif yang melahirkan produk-produk inovatif ini diharapkan bisa menjadi bekal mereka hidup mandiri. Terutama setelah tamat dari SMAN Bali Mandara. *k23
Hal menarik yang dilihat dewan juri saat pemaparan Eka dan Alya tanggal 14-17 November lalu lewat daring, karena kreativitas dan inovasi mereka memanfaatkan alam dan menjunjung tinggi kearifan lokal. Produk fashion berupa tas itu mereka kreasikan dengan memanfaatkan pewarna alami dan juga produk anyaman bambu Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar Buleleng.
Menurut Eka, ide untuk mengkreasikan tas sebagai salah satu fashion yang sangat digemari kaum hawa, diawali dengan melakukan pengamatan pasar. Selain itu perkembangan dunia mode dan fashion yang sangat cepat, membuat seorang desainer bebas mengkreasikan ide yang mereka punya. Dalam tas ecoprint yang dikombinasi anyaman bambu ini, disebutnya memang satu langkah yang sangat berani berbeda dari produk lainnya. “Dari pengamatan yang kami lakukan, peluang pasar terutama tas wanita mengalami pergeseran dari bentuk dan bahan yang sudah mainstream ke bahan anti mainstream. Sehingga kami mencoba mengkreasikan melalui produk kombinasi ecoprint dan anyaman bambu,” kata gadis asal Desa/Kecamatan Busungbiu ini.
Dengan pola baru ini disebutnya tidak meninggalkan tradisi lokal. Teknik ecoprint dengan memakai pewarna alami diharapkan lebih ramah lingkungan. Mereka juga ingin mengeksplorasi khasanah kekayaan alam yang ada di Indonesia. Sedangkan disisipkannya anyaman bambu Desa Tigawasa ini sebagai salah satu brand produk lokal. Melalui produk ini juga diharapkan dapat mengenalkan produk lokal Buleleng kepada seluruh masyarakat.
“Selama proses pembuatan kendala yang dihadapi, saat memadu padankan warna dan juga menyatukan dua bahan agar terlihat menyatu. Mudah-mudahan produk kami ini bisa diminati masyarakat,” imbuh Alia. Sementara itu dalam proses penguasaan teknik ecoprint, siswa SMAN Bali Mandara didukung oleh Arry Budiawan pemilik usaha Ecoprint Bali. Kedua siswa ini didukung dan dibimbing penuh untuk penguasaan teknik pewarnaan alami ini, hingga menjadi juara FIKSI 2022.
Atas keberhasilannya, Eka dan Alya kini sedang merintis manajemen bisnis mereka. Mulai dari proses pemasaran di media sosial dan pengaturan waktu produksi saat ada pemesanan. Guru Pembina Kadek Yuli Artama mengatakan sejauh ini produk hasil penelitian siswa di bidang FIKSI, masih terkendala untuk produksi jumlah besar. Sebab mereka rata-rata masih membuatnya dengan tangan (handmade). Sehingga memerlukan lebih banyak waktu dan juga modal usaha.
“Seperti tas ini, anak-anak baru bisa menyelesaikan 1 tas antara 5-8 hari. Jadi masih terkendala jika ada permintaan jumlah banyak. Padahal sebelumnya, produk anak-anak kami di FIKSI ini di bidang fashion juga sempat diminta oleh Ajik Cok Krisna (Krisna Oleh-Oleh). Hanya saja belum bisa memenuhi karena kendala tadi,” jelas Yuli.
Meski demikian, yang terpenting bagi sekolah, adalah pembinaan karakter kewirausahaan bagi siswanya. Mereka dengan ide-ide kreatif yang melahirkan produk-produk inovatif ini diharapkan bisa menjadi bekal mereka hidup mandiri. Terutama setelah tamat dari SMAN Bali Mandara. *k23
Komentar