Wakili Aspirasi Kelompok Minoritas, Jazilul Dukung Utusan Golongan Dihidupkan Lagi
JAKARTA, NusaBali
Wacana mengaktifkan kembali utusan golongan terus bergulir. Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mendukung utusan golong dihidupkan lagi, karena Wilayah Indonesia sangat luas.
Utusan golongan dinilai sangat penting agar golongan dari minoritas memiliki wakil dan dapat menyuarakan aspirasinya. Apalagi, kata Jazilul, kelak bila Ibu Kota Negara (IKN) akan pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. "Ketika IKN sudah pindah, menurut saya utusan golongan penting untuk dihidupkan kembali. Terlebih Indonesia sangat besar, ada 17 ribuan pulau dari ribuan etnik yang tidak bisa diakomodir lewat pemilihan," ujar Jazilul di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Rabu (23/11).
Oleh karena itu, modelnya perlu dipikirkan. Posisi mereka (utusan golongan) harus jelas untuk bisa berpartisipasi di lembaga legislatif. Karena, kata Jazilul, sila ke-4 dari Pancasila pun, bisa menjadi filosofi dalam menentukan utusan golongan. Menurut pria dari Fraksi PKB ini, Indonesia besar dari sisi etnik, agama dan budaya. Perwakilan mereka bisa menjadi utusan golongan. Dulu utusan golongan tidak melalui proses seleksi. Melainkan dari penunjukan. Ke depan bisa melalui seleksi atau berdasarkan sila ke-4 dari Pancasila yakni sistem perwakilan.
"Saya pikir, masing-masing daerah punya kearifan lokal untuk menyeleksi siapa yang akan masuk menjadi utusan golongan. Kedua, melalui sistem perwakilan yang diambil dari sila ke empat. Ini sesungguhnya akan memudahkan mengambil keputusan dan tidak berbiaya tinggi," terang Jazilul.
Jazilul berharap, tahun 2024 nanti bisa menjadi momentum untuk merefleksikan kembali apa yang terjadi selama reformasi. Salah satunya dengan menghidupkan utusan golongan. "Untuk menghidupkan utusan golongan relevan, karena Indonesia sangat luas," papar Jazilul. *k22
Oleh karena itu, modelnya perlu dipikirkan. Posisi mereka (utusan golongan) harus jelas untuk bisa berpartisipasi di lembaga legislatif. Karena, kata Jazilul, sila ke-4 dari Pancasila pun, bisa menjadi filosofi dalam menentukan utusan golongan. Menurut pria dari Fraksi PKB ini, Indonesia besar dari sisi etnik, agama dan budaya. Perwakilan mereka bisa menjadi utusan golongan. Dulu utusan golongan tidak melalui proses seleksi. Melainkan dari penunjukan. Ke depan bisa melalui seleksi atau berdasarkan sila ke-4 dari Pancasila yakni sistem perwakilan.
"Saya pikir, masing-masing daerah punya kearifan lokal untuk menyeleksi siapa yang akan masuk menjadi utusan golongan. Kedua, melalui sistem perwakilan yang diambil dari sila ke empat. Ini sesungguhnya akan memudahkan mengambil keputusan dan tidak berbiaya tinggi," terang Jazilul.
Jazilul berharap, tahun 2024 nanti bisa menjadi momentum untuk merefleksikan kembali apa yang terjadi selama reformasi. Salah satunya dengan menghidupkan utusan golongan. "Untuk menghidupkan utusan golongan relevan, karena Indonesia sangat luas," papar Jazilul. *k22
1
Komentar