PDAM Tabanan Terancam Krisis Sumber Air
PDAM Tabanan mengelola 34 titik sumber mata air yang tersebar di 10 kecamatan, sistemnya semua menyewa.
TABANAN, NusaBali
Komisi III DPRD Tabanan kunjungan kerja ke PDAM Tabanan, di Jalan Wagimin Nomor 27, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (12/5). Ada dua masalah pokok yang dibahas yakni krisis sumber mata air dan rendahnya tarif PDAM. Meski tarif masih terendah di Bali, PDAM diimbau tak terburu-buru menyesuaikan harga.
Kunjungan kerja ke PDAM Tabanan dipimpin langsung Ketua I Wayan Lara dengan tiga anggotanya masing-masing I Wayan ‘Gading’ Sudiana, I Wayan Eddy Nugraha Giri, dan I Nyoman Wirama Putra. Mereka diterima Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana. Pertemuan digelar di ruang rapat lantai II. “Kami bahas sumber mata air dan tarif pelanggan,” ungkap Lara usai pertemuan dengan jajaran Direksi PDAM Tabanan.
Lara mengatakan, PDAM Tabanan masih kekurangan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sumber mata air yang dikelola PDAM Tabanan merupakan milik orang lain. “Selama ini PDAM Tabanan masih menyewa,” ungkap Lara. Politisi PDIP asal Kecamatan Kerambitan ini pun menyarakan PDAM mencari sumber mata air agar Tabanan tidak kekurangan air. Dikatakan, Kabupaten Tabanan banyak punya sumber mata air di pegunungan. Mungkin air tersebut terbuang sia-sia karena belum ada yang mengelolanya.
Terkait kekurangan sumber mata air untuk dikelola ke pelanggan, Komisi III memikirkan pembuatan embung atau bendungan. Selain bisa suplai air untuk konsumsi juga untuk irigasi pertanian. “Kami kaji secara bersama-sama terkait krisis sumber mata air,” tambah Lara. Mengenai tarif PDAM yang terendah di Bali, Lara mengimbau untuk tidak terburu-buru menaikkan tarif ke pelanggan. Awali dengan sosialisasi agar masyarakat tidak terkejut. Apalagi selama ini pelanggan masih disubsidi, sementara masyarakat tidak tahu pembayaran tarif disubsidi. “Tunda dulu menaikkan tarif,” sarannya.
Sementara Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana menyampaikan mengelola 34 titik sumber mata air yang tersebar di 10 kecamatan. Sistemnya semua menyewa. “Air punya sendiri, tetapi tanah tempat mata air itu sebagian besar sewa,” ungkap Oka Sedana. Ia membenarkan, sejak awal PDAM Tabanan berdiri, pelanggan mendapat subsidi tarif Rp 2.600 per kubik. Dana yang dikeluarkan mensubsidi tarif untuk 55 ribu pelanggan mencapai Rp 2,5 miliar per bulan atau rata-rata Rp 30 miliar setahun.
Subsidi itu bukan berasal dari PDAM melainkan dari Pemkab Tabanan. Ditambahkan, di Tabanan PDAM selalu mencari pelanggan saat mencari sumber air baru. “Dengan kondisi ini kami masih laba. Sebab kami terus mencari pelanggan potensial dan selalu bersinergi,” beber Oka Sedana. Oka Sedana menegaskan, meski selama 10 tahun belum menaikkan tarif ke pelanggan, PDAM belum ada rencana penyesuaian tarif. “Kami masih fokus untuk pemberian pelayanan kepada masyarakat agar konsumsi air minum bisa berjalan lancar,” tandas Oka Sedana.*7 d
Kunjungan kerja ke PDAM Tabanan dipimpin langsung Ketua I Wayan Lara dengan tiga anggotanya masing-masing I Wayan ‘Gading’ Sudiana, I Wayan Eddy Nugraha Giri, dan I Nyoman Wirama Putra. Mereka diterima Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana. Pertemuan digelar di ruang rapat lantai II. “Kami bahas sumber mata air dan tarif pelanggan,” ungkap Lara usai pertemuan dengan jajaran Direksi PDAM Tabanan.
Lara mengatakan, PDAM Tabanan masih kekurangan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sumber mata air yang dikelola PDAM Tabanan merupakan milik orang lain. “Selama ini PDAM Tabanan masih menyewa,” ungkap Lara. Politisi PDIP asal Kecamatan Kerambitan ini pun menyarakan PDAM mencari sumber mata air agar Tabanan tidak kekurangan air. Dikatakan, Kabupaten Tabanan banyak punya sumber mata air di pegunungan. Mungkin air tersebut terbuang sia-sia karena belum ada yang mengelolanya.
Terkait kekurangan sumber mata air untuk dikelola ke pelanggan, Komisi III memikirkan pembuatan embung atau bendungan. Selain bisa suplai air untuk konsumsi juga untuk irigasi pertanian. “Kami kaji secara bersama-sama terkait krisis sumber mata air,” tambah Lara. Mengenai tarif PDAM yang terendah di Bali, Lara mengimbau untuk tidak terburu-buru menaikkan tarif ke pelanggan. Awali dengan sosialisasi agar masyarakat tidak terkejut. Apalagi selama ini pelanggan masih disubsidi, sementara masyarakat tidak tahu pembayaran tarif disubsidi. “Tunda dulu menaikkan tarif,” sarannya.
Sementara Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana menyampaikan mengelola 34 titik sumber mata air yang tersebar di 10 kecamatan. Sistemnya semua menyewa. “Air punya sendiri, tetapi tanah tempat mata air itu sebagian besar sewa,” ungkap Oka Sedana. Ia membenarkan, sejak awal PDAM Tabanan berdiri, pelanggan mendapat subsidi tarif Rp 2.600 per kubik. Dana yang dikeluarkan mensubsidi tarif untuk 55 ribu pelanggan mencapai Rp 2,5 miliar per bulan atau rata-rata Rp 30 miliar setahun.
Subsidi itu bukan berasal dari PDAM melainkan dari Pemkab Tabanan. Ditambahkan, di Tabanan PDAM selalu mencari pelanggan saat mencari sumber air baru. “Dengan kondisi ini kami masih laba. Sebab kami terus mencari pelanggan potensial dan selalu bersinergi,” beber Oka Sedana. Oka Sedana menegaskan, meski selama 10 tahun belum menaikkan tarif ke pelanggan, PDAM belum ada rencana penyesuaian tarif. “Kami masih fokus untuk pemberian pelayanan kepada masyarakat agar konsumsi air minum bisa berjalan lancar,” tandas Oka Sedana.*7 d
1
Komentar