Menjadi Guru SLB adalah Panggilan Hati
DENPASAR, NusaBali
Mendidik siswa menjadi sosok manusia seutuhnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Guru butuh kesabaran meladeni anak-anak yang sedang masa pertumbuhannya. Terlebih bagi guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB), yang mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.
Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Denpasar Drs I Ketut Sumartawan MPhil SNE, di sela perayaan Hari Guru Nasional 2022 di sekolahnya, Jumat (25/11), mengatakan menjadi guru anak berkebutuhan khusus merupakan panggilan hati.
“Guru-guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus harus lebih mengedepankan hati nurani dibandingkan materi yang diberikan,” ujar Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB se-Bali ini.
Sumartawan mengatakan, guru-guru SLB harus memiliki keyakinan dengan jalan hidup yang dipilihnya untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Sebab, keyakinan tersebut berguna saat menghadapi para siswa yang membutuhkan perhatian lebih.
Menurut Sumartawan tidak sedikit juga guru yang ingin mengabdikan dirinya mengajar di sekolah luar biasa. Saat ini di sekolah yang dipimpinnya memiliki 28 orang guru. Lima di antaranya adalah guru honorer yang digaji menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Menariknya lima orang staf guru yang mengajar di SLBN 1 Denpasar merupakan alumni mereka. Mereka setelah lulus SMALB melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Menurut Sumartawan, idealnya guru yang mengajar di SLB memang memiliki kualifikasi minimal sarjana Pendidikan Luar Biasa.
Sama seperti di sekolah reguler, lanjut Sumartawan, guru-guru honorer di SLB juga mengharapkan pengangkatan oleh pemerintah setidaknya menjadi guru berstatus PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Namun tahun ini SLBN 1 Denpasar hanya kebagian satu formasi guru PPPK.
Sumartawan mengatakan terpaksa merekrut guru honorer karena jumlah guru PNS yang tersedia tidak mencukupi untuk membimbing 231 siswa yang tersebar di tingkat SDLB, SMPLB, dan SMALB.
Perayaan Hari Guru Nasional 2022 di SLBN 1 Denpasar berlangsung sederhana. Di tengah mengikuti ujian sekolah, para siswa masih berkesempatan memberikan penghargaan kepada guru-guru mereka dengan memberikan bunga, cokelat, ataupun hadiah lainnya. *cr78
1
Komentar