RSU Negara Dilengkapi Dialisis Center
Maksimalkan Layanan Pasien Cuci Darah
NEGARA, NusaBali
Rumah Sakit Umum (RSU) Negara menambah layanan Gedung Dialisis Center.
Gedung ini untuk memaksimalkan layanan cuci darah dan mendekatkan pelayanan pasien gagal ginjal asal Jembrana. Pasien ini sebelumnya mencari layanan ke Denpasar karena belum tersedianya layanan memadai di Jembrana.
Pengoperasian layanan Gedung Dialisis Center diresmikan oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Jumat (25/11). Dalam kesempatan yang sama juga diresmikan gedung Laboratorium Biomolekular dan Mikrobiologi. Turut serta hadir dalam acara peresmian tersebut, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Sekda Jembrana I Made Budiasa, serta Ketua Komisi III DPRD Jembrana I Dewa Putu Mertayasa.
Bupati Tamba sangat mengapresiasi Direkrut RSU Negara yang meningkatkan berbagai layanan di RSU milik Pemkab Jembrana ini. Adanya Gedung Dialisis Center ini, tentunya sangat bermanfaat untuk mayarakat Jembrana yang butuh penanganan segera. Termasuk mendekatkan layanan kepada masyarakat yang memiliki keluarga yang harus rutin melakukan cuci darah.
"Bagi saudara kita yang mengalami gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah, sebelumnya harus ke Denpasar untuk mendapat pelayanan medis dan itu memerlukan biaya yang sangat tinggi. Sekarang bisa kita layani di sini dengan kapasitas 24 mesin (hemodialisis). Kalau dioperasikan dua kali, bisa melayani sampai 48 pasien per hari," ujar Bupati Tamba.
Seusai catatan pihak RSU Negara, sambung Bupati Tamba, saat ini ada sekitar 125 warga Jembrana yang rutin memerlukan layanan cuci darah. Namun tidak menutup kemungkinan di luar jumlah itu juga masih ada yang belum tercatat. "Tapi dengan dibukanya gedung ini, mudah-mudahan yang belum tercatat bisa datang dan bisa disembuhkan. Semoga saudara-saudara kita yang selama ini menderita gagal ginjal bisa tertangani di Jembrana sehingga sangat efesien dari segi biaya dan dekat dengan keluarga," ucap Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.
Direktur RSU Negara dr Ni Putu Eka Indrawati mengatakan, pada Gedung Dialisis Center ini memiliki dua layanan. Selain ada layanan cuci darah atau Hemodialisis (HD) di tempat, kini juga ada layanan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Layanan CAPD sendiri, merupakan prosedur cuci darah tanpa mesin yang bisa dilakukan sambil beraktivitas normal. Prosedur yang juga disebut dialisis peritoneal ini dilakukan melalui operasi pemasangan tabung fleksibel ke dalam rongga perut.
"Sekarang kita juga sudah melayani CAPD. Nantinya pasien diharapkan menggunakan cara ini. Jadi pasien tidak cuci darah di sini, tetapi dengan CAPD. CAPD itu nanti mereka dipasangkan alat di sini, dan mereka langsung bisa fleksibel cuci darah di rumah. Ada berupa cairan saja yang dikirimkan ke rumahnya. Itu lebih bagus, lebih mudah. Dan yang pasien baru diharapkan pakai itu karena cost-nya lebih rendah," ucap Eka Indrawati.
Eka Indrawati menambahkan, untuk proses cuci darah di rumah sakit, juga memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dengan dibangunnya Gedung Dialisis Center ini, pihaknya pun berupaya untuk meningkatkan kenyamanan bagi para pasien dan penunggunya. "Proses uci darah itu 4-5 jam. Untuk itu, kita buat gedung yang lebih nyaman, baik itu pasien maupun penunggu pasien karena prosesnya yang cukup lama," ujar Eka Indrawati.
Terkait Laboratorium Biomolekular dan Mikrobiologi yang juga diresmikan Jumat kemarin, Eka Indrawati mengatakan, laboratorium itu termasuk salah mencakup tentang pelayanan tes PCR (polymerase chain reaction) Covid-19. Sebelumya untuk layanan PCR itu, kini dipindah ke bawah dan disediakan layanan PCR drive thru.
Eka Indrawati menambahakan, Laboratorium Mikrobiologi ini juga dapat melayani kebutuhan rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Untuk kebutuhan rumah sakit, bisa melayani pengecekan resistensi antibiotik. "Misalnya ada pasien yang dirawat tidak sembuh-sembuh dengan antibiotik, dicek ternyata resisten dengan antibiotik yang sebelumnya sehingga digunakan antibiotik lain. Untuk di luar rumah sakit, bisa melayani restoran dan hotel untuk sterilisasi ruangan. Itu bisa kami periksa. Misalnya untuk restoran, kepada tukang masak bisa kita swab dan kita lakukan pemeriksaan lab untuk mengetahui sehat atau bagaimana," ucap Eka Indrawati.*ode
1
Komentar