Angka Stunting di Badung Turun Jadi 4,44 Persen
MANGUPURA, NusaBali.com – Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SGI), angka stunting di Kabupaten Badung mengalami penurunan menjadi 4,44 persen pada tahun Oktober 2022 dari 8,70 persen pada tahun 2021.
Kabar ini cukup menggembirakan bagi Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Badung.
Sebelumnya pada acara Festival GenRe (Generasi Berencana) di Lapangan Kurusetra, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan pada Selasa (30/8/2022) lalu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo sempat memuji Kabupaten Badung dengan angka stunting terendah di Indonesia.
Pada bulan Agustus tersebut, dikatakan angka stunting di Badung berkisar pada angka 8 persen. Dr Hasto menegaskan bahwa Kabupaten Badung berada jauh dari rata-rata nasional, yaitu 24 persen.
“Ini betul-betul merupakan best practice yang ada di Badung ini dan Bali secara umum,” ungkap dr Hasto yang juga mantan Bupati Kulon Progo, Yogyakarta.
Namun, pencapaian tersebut ternyata tidak membuat Wabup Suiasa jemawa. Pada rapat kerja review kinerja penurunan angka stunting di Rumah Jabatan Wakil Bupati, Puspem Badung pada Senin (28/11/2022), Suiasa kembali menggedor jajaran TPPS Kabupaten Badung.
Wabup Badung asal Desa Pecatu, Kuta Selatan ini memerintahkan jajarannya untuk lebih kreatif dan inovatif menemukan solusi penurunan angka stunting. Kinerja yang baik itu diminta Suiasa berjalan mulai dari tahap sosialisasi, eksekusi program, dan keakuratan pemetaan anggaran.
“Ke depan semuanya agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam menyusun strategi sosialisasi, program yang tepat sasaran, dan proporsional dalam menentukan anggaran,” kata Suiasa kepada jajaran TPPS Kabupaten Badung.
Dalam kesempatan yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr Made Padma Puspita dan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil AA Ngurah Arimbawa tersebut, Suiasa bertekad agar angka stunting 4,44 persen tersebut diturunkan lagi hingga akhir tahun 2022 ini.
Kata Suiasa, tantangan penurunan angka stunting ini berada pada kondisi demografi Kabupaten Badung yang sangat beragam di setiap wilayah. Selain itu, tingkat mobilitas warga dan pertumbuhan penduduk di Badung yang tinggi dari tahun ke tahun menjadi faktor pertimbangan tersendiri dalam menyusun strategi.
“Meskipun dengan tantangan itu, kita optimis angka 4,44 persen ini bisa diturunkan lagi hingga bulan Desember mendatang. Terima kasih untuk seluruh anggota tim yang sudah berkontribusi pada penurunan angka stunting di Badung,” tandas Suiasa. *rat
Sebelumnya pada acara Festival GenRe (Generasi Berencana) di Lapangan Kurusetra, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan pada Selasa (30/8/2022) lalu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo sempat memuji Kabupaten Badung dengan angka stunting terendah di Indonesia.
Pada bulan Agustus tersebut, dikatakan angka stunting di Badung berkisar pada angka 8 persen. Dr Hasto menegaskan bahwa Kabupaten Badung berada jauh dari rata-rata nasional, yaitu 24 persen.
“Ini betul-betul merupakan best practice yang ada di Badung ini dan Bali secara umum,” ungkap dr Hasto yang juga mantan Bupati Kulon Progo, Yogyakarta.
Namun, pencapaian tersebut ternyata tidak membuat Wabup Suiasa jemawa. Pada rapat kerja review kinerja penurunan angka stunting di Rumah Jabatan Wakil Bupati, Puspem Badung pada Senin (28/11/2022), Suiasa kembali menggedor jajaran TPPS Kabupaten Badung.
Wabup Badung asal Desa Pecatu, Kuta Selatan ini memerintahkan jajarannya untuk lebih kreatif dan inovatif menemukan solusi penurunan angka stunting. Kinerja yang baik itu diminta Suiasa berjalan mulai dari tahap sosialisasi, eksekusi program, dan keakuratan pemetaan anggaran.
“Ke depan semuanya agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam menyusun strategi sosialisasi, program yang tepat sasaran, dan proporsional dalam menentukan anggaran,” kata Suiasa kepada jajaran TPPS Kabupaten Badung.
Dalam kesempatan yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr Made Padma Puspita dan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil AA Ngurah Arimbawa tersebut, Suiasa bertekad agar angka stunting 4,44 persen tersebut diturunkan lagi hingga akhir tahun 2022 ini.
Kata Suiasa, tantangan penurunan angka stunting ini berada pada kondisi demografi Kabupaten Badung yang sangat beragam di setiap wilayah. Selain itu, tingkat mobilitas warga dan pertumbuhan penduduk di Badung yang tinggi dari tahun ke tahun menjadi faktor pertimbangan tersendiri dalam menyusun strategi.
“Meskipun dengan tantangan itu, kita optimis angka 4,44 persen ini bisa diturunkan lagi hingga bulan Desember mendatang. Terima kasih untuk seluruh anggota tim yang sudah berkontribusi pada penurunan angka stunting di Badung,” tandas Suiasa. *rat
Komentar