Survei BPS: Bali Wilayah Paling Aman dari Tindak Kejahatan
DENPASAR, NusaBali.com - Provinsi Bali menjadi wilayah yang relatif paling aman se-Indonesia, karena hanya 0,20% penduduknya yang pernah menjadi korban kejahatan pada tahun 2021.
Persentase warga Pulau Dewata menjadi korban kejahatan merupakan yang terendah secara nasional, dimana di Indonesia sebanyak 0,47% penduduknya telah menjadi korban kejahatan pada periode 1 Januari - 31 Desember 2021 lalu.
Hal ini bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diadakan Badan Pusat Statistik (BPS) dan telah dirilis dalam publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS pada bulan November 2022.
Korban kejahatan ini, menurut definisi BPS, ialah seseorang yang diri atau harta bendanya mengalami/terkena tindak kejahatan atau usaha/percobaan tindak kejahatan seperti pencurian, pencurian dengan kekerasan, pelecehan seksual, penganiayaan, atau lainnya.
Sedangkan menurut data yang sama, persentase korban kejahatan tertinggi berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni 9 dari 10 penduduk di NTB mengaku pernah menjadi korban kejahatan atau 0,98% dari total penduduknya.
Menanggapi hal tersebut, menurut Akademisi Universitas Udayana yang juga pengamat sosial I Gede Kamajaya menilai, rendahnya tingkat kejahatan di Pulau Dewata menurut survei BPS ini, dikarenakan ada semacam ideologi dalam pola pikir kognisi masyarakat Bali yang berpedoman bahwa jika berbuat kejahatan akan mendapatkan balasan yang serupa.
"Hal ini menjadi sesuatu hal yang baik, karena keseimbangan hubungan antar manusia menjadi laku penting dalam struktur budaya penduduk di Bali. Inipun kemudian menjadi semacam ideologi besar yang mendorong perilaku masyarakatnya untuk menjaga ketentraman daerahnya dari tindak kejahatan, apalagi Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia, maka keamanan menjadi syarat mutlak," tutur I Gede Kamajaya, Selasa (29/11/2022).
Lebih lanjut menurut Dosen Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Unud ini menambahkan, peran sigap petugas keamanan desa adat (pecalang) dan aparat penegak hukum dalam mengamankan wilayahnya juga tak kalah penting sehingga data positif dari BPS soal tingkat keamanan tersebut bisa tercapai.
"Terpenting janganlah berpuas diri, dan terus ditingkatkan pada segala lini kehidupan bermasyarakat, apalagi Bali juga telah sukses menyelenggarakan G20 lalu dengan aman, dan ini menjadi vibrasi positif untuk membangkitkan pariwisata Bali yang telah sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19 lalu," tandasnya.
Sementara itu secara garis besar, data publikasi dalam Susenas BPS 2022 ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan data-data sosial ekonomi termasuk juga data tindak kejahatan, dan perlindungan sosial.
Data-data tersebut disajikan pada tingkat nasional dan provinsi oleh BPS, sehingga dapat memungkinkan perbandingan antar wilayah di Indonesia.*aps
Komentar