Harapkan Tingkat Okupansi Stabil
Setelah KTT G20, The Nusa Dua Transisi ke Pariwisata Normal
MANGUPURA, NusaBali
Perhelatan KTT G20 memberikan dampak signifikan bagi kawasan The Nusa Dua. Ditunjuk sebagai salah satu venue KTT G20, kawasan The Nusa Dua mencatat tingkat okupansi tembus 85 persen.
Kini saat event bertaraf internasional selesai dihelat, ITDC selaku pengelola kawasan The Nusa Dua mulai transisi ke pariwisata normal atau pariwisata murni.
“Kami dengan seluruh tenant/akomodasi di kawasan sedang menyiapkan program-program. Mungkin minggu depan, kami akan memulai untuk hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebagai transisi setelah kegiatan KTT G20,” kata General Manager The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita, Selasa (29/11).
Menurut dia, saat KTT G20 sempat terjadi lonjakan tingkat okupansi dalam kawasan The Nusa Dua. Bahkan angkanya sempat mencapai 85 persen. Peningkatan ini diakui selain karena penyelenggaraaan KTT G20, juga karena banyaknya side event yang kebetulan juga dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua. “Dari 60 persen, okupansi naik ke 70 persen, bahkan saat KTT G20 okupansi rata-rata di kawasan mencapai 85 persen,” sebut Ardita.
Agar tingkat okupansi tetap stabil, lanjut Ardita, berbagai upaya sedang dilakukan dengan membikin sejumlah program. “Mudah-mudahan ini tetap terjaga, karena traffic di bandara sangat berpengaruh pada tingkat hunian di dalam ataupun luar kawasan The Nusa Dua,” kata Ardita.
Selama masa transisi ini, kata Ardita, harapan utama tentunya agar kasus Covid-19 tidak kembali muncul dan melonjak, sehingga kondisi tersebut kemudian bisa disusul pencabutan status pandemi. Selain itu, dia juga berharap tidak ada pembatasan wisatawan mancanegara oleh pemerintah masing-masing. Terlebih KTT G20 sekaligus menjadi bukti bagaimana kondisi Indonesia termasuk Bali yang sesungguhnya.
“Dengan adanya KTT G20, para kepala negara sudah melihat sendiri bagaimana kita di sini. Begitu pula setingkat menteri, yang juga sudah melihat apa yang dilakukan Indonesia, dan bagaimana kondisi Bali. Semoga hal tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi mereka untuk kemudian memberikan kemudahan warga negaranya melakukan perjalanan ke Bali,” harap Ardita. *dar
“Kami dengan seluruh tenant/akomodasi di kawasan sedang menyiapkan program-program. Mungkin minggu depan, kami akan memulai untuk hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebagai transisi setelah kegiatan KTT G20,” kata General Manager The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita, Selasa (29/11).
Menurut dia, saat KTT G20 sempat terjadi lonjakan tingkat okupansi dalam kawasan The Nusa Dua. Bahkan angkanya sempat mencapai 85 persen. Peningkatan ini diakui selain karena penyelenggaraaan KTT G20, juga karena banyaknya side event yang kebetulan juga dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua. “Dari 60 persen, okupansi naik ke 70 persen, bahkan saat KTT G20 okupansi rata-rata di kawasan mencapai 85 persen,” sebut Ardita.
Agar tingkat okupansi tetap stabil, lanjut Ardita, berbagai upaya sedang dilakukan dengan membikin sejumlah program. “Mudah-mudahan ini tetap terjaga, karena traffic di bandara sangat berpengaruh pada tingkat hunian di dalam ataupun luar kawasan The Nusa Dua,” kata Ardita.
Selama masa transisi ini, kata Ardita, harapan utama tentunya agar kasus Covid-19 tidak kembali muncul dan melonjak, sehingga kondisi tersebut kemudian bisa disusul pencabutan status pandemi. Selain itu, dia juga berharap tidak ada pembatasan wisatawan mancanegara oleh pemerintah masing-masing. Terlebih KTT G20 sekaligus menjadi bukti bagaimana kondisi Indonesia termasuk Bali yang sesungguhnya.
“Dengan adanya KTT G20, para kepala negara sudah melihat sendiri bagaimana kita di sini. Begitu pula setingkat menteri, yang juga sudah melihat apa yang dilakukan Indonesia, dan bagaimana kondisi Bali. Semoga hal tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi mereka untuk kemudian memberikan kemudahan warga negaranya melakukan perjalanan ke Bali,” harap Ardita. *dar
Komentar