KPI Berharap Pemutusan Siaran Analog di Bali Sebelum Tahun 2023
DENPASAR, NusaBali.com – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio berharap analog switch-off (ASO) di Bali sudah dilakukan sebelum memasuki tahun 2023.
Harapan ini disampaikan oleh Agung Suprio ketika ditemui NusaBali.com usai menghadiri malam Anugerah Penyiaran Bali tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Arts Centre Denpasar pada Rabu (30/11/2022).
“Bali mungkin (ASO) pada tahap ketiga,” ungkap Agung Suprio.
Setelah pada tahap pertama dilakukan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya pada November lalu, wilayah Jawa dan Kepulauan Riau diproyeksikan menjadi wilayah sasaran ASO pada tahap kedua. Kemudian pada tahap ketiga, KPI berharap semua daerah sudah beralih ke siaran digital.
“Ini tergantung Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika), tetapi kami berharap sebelum tahun baru semuanya sudah cut-off,” kata mantan aktivis kelahiran Jakarta.
Agung Suprio menegaskan bahwa Indonesia sudah jauh tertinggal dari mayoritas negara di dunia dalam bidang penyiaran. Negara-negara tersebut sebagian besar sudah beralih ke siaran digital. Oleh karena itu, semua insan penyiaran baik nasional maupun daerah, mau tidak mau harus siap dengan ekosistem baru ini.
Dengan siaran digital ini, Agung menjelaskan bahwa pemirsa akan disediakan konten siaran yang lebih variatif lantaran jumlah stasiun televisinya akan menjadi lebih banyak. Selain itu, konten-konten yang bersifat kedaerahan juga diharapkan dapat lebih banyak terakomodasi melalui siaran digital.
“Nah, ini kesempatan kita untuk memanifestasikan budaya melalui siaran digital dengan konten dan kemasan program yang lebih variatif,” tandas Agung Suprio.
Sementara itu, sejak awal ASO direncanakan kerap kali terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai kepastian penghentian siaran analog. ASO tahap pertama sempat dikabarkan dilaksanakan pada pertengahan semester pertama tahun 2022 namun akhirnya diundur hingga akhir tahun.
Dalam proses peralihan siaran analog ke digital ini, KPI berperan dalam proses sosialisasi dan konsolidasi antara lembaga penyiaran dengan program yang dijalankan Pemerintah Pusat melalui Kominfo RI ini. *rat
“Bali mungkin (ASO) pada tahap ketiga,” ungkap Agung Suprio.
Setelah pada tahap pertama dilakukan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya pada November lalu, wilayah Jawa dan Kepulauan Riau diproyeksikan menjadi wilayah sasaran ASO pada tahap kedua. Kemudian pada tahap ketiga, KPI berharap semua daerah sudah beralih ke siaran digital.
“Ini tergantung Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika), tetapi kami berharap sebelum tahun baru semuanya sudah cut-off,” kata mantan aktivis kelahiran Jakarta.
Agung Suprio menegaskan bahwa Indonesia sudah jauh tertinggal dari mayoritas negara di dunia dalam bidang penyiaran. Negara-negara tersebut sebagian besar sudah beralih ke siaran digital. Oleh karena itu, semua insan penyiaran baik nasional maupun daerah, mau tidak mau harus siap dengan ekosistem baru ini.
Dengan siaran digital ini, Agung menjelaskan bahwa pemirsa akan disediakan konten siaran yang lebih variatif lantaran jumlah stasiun televisinya akan menjadi lebih banyak. Selain itu, konten-konten yang bersifat kedaerahan juga diharapkan dapat lebih banyak terakomodasi melalui siaran digital.
“Nah, ini kesempatan kita untuk memanifestasikan budaya melalui siaran digital dengan konten dan kemasan program yang lebih variatif,” tandas Agung Suprio.
Sementara itu, sejak awal ASO direncanakan kerap kali terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai kepastian penghentian siaran analog. ASO tahap pertama sempat dikabarkan dilaksanakan pada pertengahan semester pertama tahun 2022 namun akhirnya diundur hingga akhir tahun.
Dalam proses peralihan siaran analog ke digital ini, KPI berperan dalam proses sosialisasi dan konsolidasi antara lembaga penyiaran dengan program yang dijalankan Pemerintah Pusat melalui Kominfo RI ini. *rat
1
Komentar