2 Ibu Hamil di Bangli Reaktif HIV/AIDS
Dengan pencegahan ARV, maka anak yang baru lahir nantinya tidak tertular HIV/AIDS.
BANGLI, NusaBali
Dinas Kesehatan Bangli telah memeriksa ada tidaknya penularan HIV/AIDS pada ibu hamil di Kabupaten Bangli. Tercatat, sejak awal Januari – Nopember 2023, ada 2.311 ibu hamil menjalani pemeriksaan. Hasilnya, dua di antaranya reaktif HIV/AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes)Bangli dr I Nyoman Arsana mengatakan sesuai dengan program nasional, ada pemeriksaan beberapa penyakit bagi ibu hamil. Di antaranya, spilis, HIV/AIDS, hingga hepatitis. Pemeriksaan HIV/AIDS pada ibu hamil tujuannya untuk mencegah munculnya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru. "Ibu hamil memiliki risiko melahirkan anak dengan beberapa penyakit bawaan. Oleh sebab itu ada beberapa pemeriksaan yang dijalani," jelasnya Kamis (1/12).
Lanjutnya, ketika hasil pemeriksaan ibu hamil di awal ditemukan reaktif, maka bisa dilakukan upaya pencegahan dengan antiretroviral (ARV). Dengan pencegahan ARV, maka anak yang baru lahir nantinya tidak tertular HIV/AIDS.
Menurut dr Arsana, sejak Maret 2022, RSU Bangli telah membuka pelayanan HIV/AIDS. "Selama ini untuk mendapatkan ARV masyarakat harus mendatangi rumah sakit di Gianyar. Setelah dibuka layanan ini di Bangli, maka dapat mendekatkan layanan pada masyarakat," ujarnya.
Jelas dr Arsana, layanan yang diberikan meliputi konseling, pengambilan obat, dan sebagainya. Dari awal buka hingga kini tercatat ada 18 pasien HIV/AIDS yang rutin berobat. "Kasus HIV/AIDS ini bagaikan fenomena gunung es,’’ ujarnya. Maka dari itu, dia menyarankan pada masyarakat yang merasa berisiko agar datang ke pelayanan kesehatan. *esa.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes)Bangli dr I Nyoman Arsana mengatakan sesuai dengan program nasional, ada pemeriksaan beberapa penyakit bagi ibu hamil. Di antaranya, spilis, HIV/AIDS, hingga hepatitis. Pemeriksaan HIV/AIDS pada ibu hamil tujuannya untuk mencegah munculnya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru. "Ibu hamil memiliki risiko melahirkan anak dengan beberapa penyakit bawaan. Oleh sebab itu ada beberapa pemeriksaan yang dijalani," jelasnya Kamis (1/12).
Lanjutnya, ketika hasil pemeriksaan ibu hamil di awal ditemukan reaktif, maka bisa dilakukan upaya pencegahan dengan antiretroviral (ARV). Dengan pencegahan ARV, maka anak yang baru lahir nantinya tidak tertular HIV/AIDS.
Menurut dr Arsana, sejak Maret 2022, RSU Bangli telah membuka pelayanan HIV/AIDS. "Selama ini untuk mendapatkan ARV masyarakat harus mendatangi rumah sakit di Gianyar. Setelah dibuka layanan ini di Bangli, maka dapat mendekatkan layanan pada masyarakat," ujarnya.
Jelas dr Arsana, layanan yang diberikan meliputi konseling, pengambilan obat, dan sebagainya. Dari awal buka hingga kini tercatat ada 18 pasien HIV/AIDS yang rutin berobat. "Kasus HIV/AIDS ini bagaikan fenomena gunung es,’’ ujarnya. Maka dari itu, dia menyarankan pada masyarakat yang merasa berisiko agar datang ke pelayanan kesehatan. *esa.
Komentar