Bea Cukai Amankan 50 Ton Amonium Nitrat
Amonium nitrat terindikasi sebagai bahan dasar pembuatan bahan peledak. 10 orang ABK yang mengangkut bahan kimia tersebut diamankan.
DENPASAR, NusaBali
Pihak Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Ngurah Rai, berhasil mengamankan 10 anak buah kapal (ABK) yang kedapatan mengangkut 1.500 sak pupuk yang mengandung amonium nitrat, dengan berat total 50 ton. Amonium nitrat terindikasi sebagai bahan dasar pembuatan bahan peledak.
Penangkapan terhadap 10 ABK tersebut dilakukan saat mereka melintas di perairan Selat Sulawesi dengan menarik satu buah kapal yang berisi bahan kimia tersebut.
Ada pun identitas 10 ABK tersebut adalah, Ambo Saka, 38, Massawari, 60, Ahmad, 36, Mahmud, 39, Jaenuddin, 57, Herman, 40, Muhammad Kasim, 45, Asmin, 27, Jasman, 44, dan Husain Hasani, 37. Sebagian besar kru kapal yang diamankan ini berasal dari Sulawesi.
Informasi yang berhasil dihimpun, terungkapnya 10 ABK tersebut setelah petugas patroli menaruh curiga dengan kapal yang melintas di perairan Selat Sulawesi, Sabtu (13/5) malam. Kapal tersebut menarik sebuah kapal kayu lainnya yang tak memiliki kru. Nah, saat petugas gabungan dari tim khusus Polda Bali dan Bea Cukai kemudian memberhentikan kapal tersebut dan melakukan pemeriksaan, diketahui di dalam kapal yang ditarik tersebut terdapat 1.500 sak pupuk dengan berat bersih 50 ton. Atas temuan itu, para ABK ini langsung diamankan untuk diinterogasi lebih lanjut.
“Dua kapal (kapal penarik dan kapal pengangkut) itu sudah kami rapatkan ke Dermaga Timur, Pelabuhan Benoa. Sedangkan ABK-nya saat ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut,” jelas sumber di kepolisian, Minggu (14/5) siang.
Kapal dan ABK tersebut tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Minggu sekitar pukul 00.05 Wita. Kapal dalam penjagaan ketat dari petugas kepolisian, sebaliknya para ABK langsung dibawa ke ruang bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea dan Cukai Bali, Jalan Airport Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.
“Ada tiga orang yang ditengarai sebagai nakhoda kapal dan dua orang lainnya yang bertanggungjawab atas temuan ini. Anggota masih lakukan penyelidikan terkait tujuan pupuk ini, asal, dan juga pemilik kapalnya. Saat ini masih dalam pendalaman semuanya,” tutur sumber di kepolisian.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai Bali Budi Harjanto, membenarkan terkait tangkapan tersebut. Tetapi dia enggan menyebutkan secara rinci terendusnya kapal pengangkut puluhan ton bahan peledak ini. “Iya, semuanya (ABK) masih diperiksa. Besok (hari ini) akan kami rilis semuanya,” ujarnya. * dar
Pihak Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Ngurah Rai, berhasil mengamankan 10 anak buah kapal (ABK) yang kedapatan mengangkut 1.500 sak pupuk yang mengandung amonium nitrat, dengan berat total 50 ton. Amonium nitrat terindikasi sebagai bahan dasar pembuatan bahan peledak.
Penangkapan terhadap 10 ABK tersebut dilakukan saat mereka melintas di perairan Selat Sulawesi dengan menarik satu buah kapal yang berisi bahan kimia tersebut.
Ada pun identitas 10 ABK tersebut adalah, Ambo Saka, 38, Massawari, 60, Ahmad, 36, Mahmud, 39, Jaenuddin, 57, Herman, 40, Muhammad Kasim, 45, Asmin, 27, Jasman, 44, dan Husain Hasani, 37. Sebagian besar kru kapal yang diamankan ini berasal dari Sulawesi.
Informasi yang berhasil dihimpun, terungkapnya 10 ABK tersebut setelah petugas patroli menaruh curiga dengan kapal yang melintas di perairan Selat Sulawesi, Sabtu (13/5) malam. Kapal tersebut menarik sebuah kapal kayu lainnya yang tak memiliki kru. Nah, saat petugas gabungan dari tim khusus Polda Bali dan Bea Cukai kemudian memberhentikan kapal tersebut dan melakukan pemeriksaan, diketahui di dalam kapal yang ditarik tersebut terdapat 1.500 sak pupuk dengan berat bersih 50 ton. Atas temuan itu, para ABK ini langsung diamankan untuk diinterogasi lebih lanjut.
“Dua kapal (kapal penarik dan kapal pengangkut) itu sudah kami rapatkan ke Dermaga Timur, Pelabuhan Benoa. Sedangkan ABK-nya saat ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut,” jelas sumber di kepolisian, Minggu (14/5) siang.
Kapal dan ABK tersebut tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Minggu sekitar pukul 00.05 Wita. Kapal dalam penjagaan ketat dari petugas kepolisian, sebaliknya para ABK langsung dibawa ke ruang bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea dan Cukai Bali, Jalan Airport Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.
“Ada tiga orang yang ditengarai sebagai nakhoda kapal dan dua orang lainnya yang bertanggungjawab atas temuan ini. Anggota masih lakukan penyelidikan terkait tujuan pupuk ini, asal, dan juga pemilik kapalnya. Saat ini masih dalam pendalaman semuanya,” tutur sumber di kepolisian.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai Bali Budi Harjanto, membenarkan terkait tangkapan tersebut. Tetapi dia enggan menyebutkan secara rinci terendusnya kapal pengangkut puluhan ton bahan peledak ini. “Iya, semuanya (ABK) masih diperiksa. Besok (hari ini) akan kami rilis semuanya,” ujarnya. * dar
Komentar