Remaja Hilang di Bendungan Titab Ditemukan Meninggal
Ditemukan 100 Meter dari TKP, Jenazah Langsung Dikubur
SINGARAJA, NusaBali
Kadek Rangga Mahardika,13, remaja asal Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, yang sempat hilang saat memasang jaring ikan di Bendungan Titab, Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng akhirnya ditemukan, Jumat (2/12) siang.
Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jasadnya ditemukan mengambang sejauh 100 meter dari lokasi dilaporkan hilang. Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan SAR Buleleng, Dudi Librana mengatakan pencarian hari kedua dilakukan mulai pukul 05.30 Wita. Dengan melibatkan petugas gabungan Basarnas, Pol Air Polres Buleleng, Polsek Busungbiu, dibantu warga setempat serta keluarga korban. Pencarian dilakukan dengan penyisiran sungai menggunakan perahu karet. Sebanyak dua orang petugas Basarnas juga dikerahkan untuk melakukan pencarian dengan tehnik menyelam.
Setelah beberapa jam dilakukan pencarian, korban akhirnya ditemukan sekitar pukul 11.05 Wita kemarin. Dudi menyebutkan, saat ditemukan korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. Jasad korban ditemukan mengambang oleh warga yang ikut melakukan pencarian. Posisinya berjarak sekitar 100 meter ke arah hilir dari lokasi korban dilaporkan tenggelam. "Korban ditemukan 100 meter ke arah hilir dari lokasi terjadinya musibah. Penemuannya muncul secara tiba-tiba ditemukan warga yang berada di pesisir sungai," ujar Dudi.
Kata Dudi, saat pencarian kondisi perairan dalam kondisi keruh. Pencarian dilakukan hingga ke dalam satu sampai tiga meter dengan kondisi dasar berlumpur. Sementara itu, Kapolsek Busungbiu, AKP Ketut Wisnaya menyampaikan usai dievakuasi jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Tabanan. "Jenazahnya akan langsung dikuburkan oleh pihak keluarganya. Tadi langsung dibawa ke rumah duka dan kami kawal," ungkapnya.
Sementara pasca dievakuasi, sesuai dresta Desa Adat Bantiran jenazah korban yang meninggal salah pati langsung dibawa ke setra (kuburan) untuk dikubur tanpa dibawa ke rumah duka. Kelian Dinas Banjar Ambang, Desa Bantiran, I Wayan Deli Artana mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 11.00 Wita. Pasca ditemukan langsung dilakukan penguburan ke setra tanpa jenazah dibawa pulang ke rumah.
"Karena sesuai dresta kami, warga yang meninggal salah pati memang jenazah langsung dibawa ke setra. Di setra dimandikan baru dikubur," ujarnya. Kata dia, proses penguburan yang dilakukan pun belum menggunakan upakara lengkap. Upakara lengkap baru akan dilakukan setelah 1 bulan 7 hari pasca dikubur tersebut. "Jadi upacara lengkap akan dilakukan setelah 1 bulan 7 hari, itu dresta kami di Desa Adat Bantiran kalau ada yang meninggal salah pati," jelasnya.
Sampai saat ini diakui Kelian Deli Artana keluarga masih berduka terutama kedua orangtuanya I Wayan Mardika dan Suartini. Apalagi korban siswa SMPN 1 Pupuan ini anak laki-laki satu-satunya. "Korban saudara 3 orang, kakak dan adiknya perempuan," terangnya. *mz, des
Komentar