SMAN 2 Denpasar Pamerkan Hasil Pembelajaran Proyek Siswa
DENPASAR, NusaBali
SMA Negeri 2 Denpasar mengadakan Pameran Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah setempat, Jalan PB Sudirman Denpasar pada 1 - 2 Desember 2022.
Pameran ini merupakan bentuk apresiasi sekolah terhadap capaian para siswa dalam mengimplementasikan salah satu bagian Kurikulum Merdeka. SMAN 2 Denpasar mulai tahun ajaran 2022/2023 telah menerapkan Kurikulum Merdeka di kelas X. Salah satu pendekatan dalam Kurikulum Merdeka yakni Project Based Learning (PjBL). PjBL merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan para siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kemampuan melalui kegiatan problem solving dan investigasi.
“Setelah diberikan ruang kreativitas, maka anak didik menciptakan produk-produk yang kali ini dipamerkan,” ujar Ketua Panitia Pameran sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 2 Denpasar Dra Tri Sulistyaningsih MPd, Jumat (2/12).
Pameran yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengangkat tema ‘Menumbuhkan Budaya Entrepreneurship Guna Menciptakan Entrepreneur Muda yang Kreatif dan Inovatif’.
Selama enam bulan dilaksanakan PjBL di SMAN 2 Denpasar mengedepankan pembentukan karakter kewirausahawan.
Ada 115 kelompok siswa yang ikut memamerkan hasil karyanya yang dapat dikelompokkan menjadi kerajinan dan pengolahan.
“Dari kelas X yang berjumlah 13 kelas ada 115 kelompok dengan produk yang berbeda-beda tentunya. Terbagi menjadi dua hari, hari pertama 58 kelompok dan hari kedua 57 kelompok,” ungkap Tri.
Salah satu produk PjBL yang berhasil dibuat siswa adalah kue brownies yang sudah meraih omzet mencapai Rp 1,2 juta. Brownies yang topingnya bisa dipilih oleh customer ini dipasarkan melalui media sosial. Kelompok lainnya mampu mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromatherapy dengan omzet sudah mencapai sekitar Rp 300.000.
“Kita memberi apresiasi para siswa yang selama ini dituntut berpikir kritis dan mengembangkan kreativitasnya,” kata Tri.
Pameran turut dihadiri pengawas sekolah, komite sekolah, dan perwakilan orangtua siswa. Kegiatan pameran juga diisi dengan refleksi tentang pembelajaran Kurikulum Merdeka dari peserta didik dan guru, serta sejumlah hiburan yang dibawakan para siswa.
Untuk diketahui, Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Profil Pelajar Pancasila sesuai visi dan misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2020-2024. *cr78
“Setelah diberikan ruang kreativitas, maka anak didik menciptakan produk-produk yang kali ini dipamerkan,” ujar Ketua Panitia Pameran sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 2 Denpasar Dra Tri Sulistyaningsih MPd, Jumat (2/12).
Pameran yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengangkat tema ‘Menumbuhkan Budaya Entrepreneurship Guna Menciptakan Entrepreneur Muda yang Kreatif dan Inovatif’.
Selama enam bulan dilaksanakan PjBL di SMAN 2 Denpasar mengedepankan pembentukan karakter kewirausahawan.
Ada 115 kelompok siswa yang ikut memamerkan hasil karyanya yang dapat dikelompokkan menjadi kerajinan dan pengolahan.
“Dari kelas X yang berjumlah 13 kelas ada 115 kelompok dengan produk yang berbeda-beda tentunya. Terbagi menjadi dua hari, hari pertama 58 kelompok dan hari kedua 57 kelompok,” ungkap Tri.
Salah satu produk PjBL yang berhasil dibuat siswa adalah kue brownies yang sudah meraih omzet mencapai Rp 1,2 juta. Brownies yang topingnya bisa dipilih oleh customer ini dipasarkan melalui media sosial. Kelompok lainnya mampu mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromatherapy dengan omzet sudah mencapai sekitar Rp 300.000.
“Kita memberi apresiasi para siswa yang selama ini dituntut berpikir kritis dan mengembangkan kreativitasnya,” kata Tri.
Pameran turut dihadiri pengawas sekolah, komite sekolah, dan perwakilan orangtua siswa. Kegiatan pameran juga diisi dengan refleksi tentang pembelajaran Kurikulum Merdeka dari peserta didik dan guru, serta sejumlah hiburan yang dibawakan para siswa.
Untuk diketahui, Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Profil Pelajar Pancasila sesuai visi dan misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2020-2024. *cr78
Komentar