Spot Foto Cantik Hasil Kreativitas Siswa SMAS Candimas Pancasari, Buleleng
Dibentuk dari Ribuan Ecobrick Hasil Pengolahan Sampah Plastik
SMAS Candimas Pancasari juga berencana akan mengembangkan pengolahan sampah plastik yang tidak bisa diolah menjadi ecobrick, terutama gelas plastik hingga styrofoam.
SINGARAJA, NusaBali - Ada yang unik di sudut halaman Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Candimas Pancasari, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Ribuan ecobrick (bata ramah lingkungan dari sampah plastik) tersusun rapi dibentuk menyerupai binatang, benda, dan tulisan. Ada yang berbentuk kupu-kupu, burung, kursi hingga tulisan nama sekolah. Garapan apik itu adalah bagian dari gerakan Bela Batik (Bersih Sekolahku, Bebas Sampah Plastik).
Kepala Sekolah (Kasek) SMAS Candimas Pancasari, Luh Sami Asih pada, Sabtu (3/12) mengatakan proyek pengelolaan sampah plastik ini berawal dari kondisi di sekitar sekolah yang kotor. Kasek Sami Asih menyebut awalnya murid belum mampu melakukan pemilahan sampah hingga pengelolaan masih sangat minim. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) juga tidak tersedia. Sehingga sampah-sampah plastik dan organik menumpuk di halaman belakang sekolah.
Sesuai dengan program Gubernur Bali tentang pengolahan sampah berbasis sumber, perwakilan murid berdiskusi untuk melakukan penanganan sampah plastik. “Dari sana murid kami berpikir untuk mengolah sampah plastik dengan aman dan bisa bernilai ekonomi. Kami sangat menghargai pendapat murid. Kemudian bersama murid kami menyusunnya menjadi projek penguatan profil pelajar Pancasila (kokurikuler) dengan tema gaya hidup berkelanjutan ” ucap Sami Asih.
Program pengelolaan sampah itu kemudian dituangkan dalam proyek murid kelas XI yang telah menerapkan kurikulum merdeka. Kebetulan SMAS Candimas Pancasari merupakan satu-satunya SMA swasta yang ditetapkan sebagai pelaksana sekolah penggerak (PSP) angkatan 1 pada tahun 2021 lalu. Gerakan Bela Batik (bersih sekolahku, bebas sampah plastik) ini, dikemas dalam proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema ‘gaya hidup berkelanjutan’.
Projek penguatan profil pelajar pancasila merupakan salah satu bagian dari pembelajaran kokurikuler dalam kurikulum merdeka. Misi ini pun akan terus dikembangkan ke depannya. Sehingga tidak hanya berdampak pada lingkungan sekolah saja, tetapi juga pada Desa Pancasari. “Daerah Pancasari ini adalah hulunya Buleleng sebagai penyuplai air yang bersumber dari danau. Tentu kami ingin lingkungan Pancasari ini bersih dari sampah plastik. Selain juga di sini kawasan pariwisata, yang perlu dijaga kebersihan dan keasriannya,” imbuh dia.
Penanaman disiplin positif bagi warga sekolah juga diharapkannya membias di lingkungan tempat tinggal murid. Menanamkan disiplin positif pada murid dalam membuang, memilah dan mengolah sampah menjadi benda yang bermanfaat dan bernilai ekonomis diakui Sami Asih bukan hal yang mudah. Namun setengah tahun berjalan, disiplin positif ini mulai tertanam di diri anak didiknya, hingga projek spot foto dari ecobrick berhasil dituntaskan.
SMAS Candimas Pancasari juga berencana akan mengembangkan kembali pengolahan sampah plastik yang tidak bisa diolah menjadi ecobrick, terutama gelas-gelas plastik hingga styrofoam. Keberhasilan pengolahan sampah melalui ecobrick ini juga sudah dikomunikasikan sekolah kepada rekanan untuk melakukan kerja sama. Produksi ecobrick murid SMAS Candimas akan dibeli oleh rekanan bersama dengan sampah-sampah dari kertas. Tentu hal ini akan mendatangkan nilai ekonomi untuk murid yang dapat digunakan untuk sekadar membeli keperluan sekolah.
Sementara itu projek spot foto dari ecobrick ini digarap seluruh murid kelas XI. Masing-masing kelas memiliki tugas untuk menuntaskan proyeknya dengan membuat satu spot foto. Seorang murid Dewa Ayu Suci Pradnyan mengatakan projek ecobrick ini disiapkan selama satu semester penuh. Dia dan seluruh muridnya bersepakat untuk membuat spot foto berbentuk kupu-kupu. Sedikitnya ada 300 botol air mineral tanggung yang berisi sampah kering rata-rata 200 gram untuk dibentuk kupu-kupu.
Selama pembuatan projek menurutnya yang masih menjadi kendala adalah pengumpulan sampah plastik bersih dan kering mengingat belakangan Pancasari sudah memasuki musim hujan. Murid-murid melakukan pemilahan dari kelas dan mereka pun mengumpulkan sampah-sampah plastik dari sampah kantin sekolah. Beberapa juga dibawa dari rumah. Sampah-sampah plastik itu kemudian dicuci dan dikeringkan sebelum dimasukkan di botol air mineral.
“Dari projek ini kami paham cara mengolah sampah plastik menjadi produk yang bermanfaat. Selain juga bisa membantu mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah dan di rumah, ini juga mempercantik halaman sekolah,” jelas Suci. Spot Foto ini pun disepakati 4 rombongan belajar di kelas XI SMAS Candimas, melihat tren anak muda terkini yang suka berswafoto maupun foto grup. Spot Foto ini juga diharapkan menjadi hiburan sekaligus promosi sekolah secara tidak langsung ketika warga sekolah mengunggah fotonya di media sosial. 7 k23
1
Komentar