Art Shop di Pantai Jerman Wadah Eks Pedagang Acung
MANGUPURA, NusaBali.com – Wisatawan yang berada di Pantai Jerman, lebih menikmati keindahan pantai berlokasi dekat kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pasalnya, wisatawan tidak akan terusik maraknya pedagang acung yang biasa dijumpai di destinasi wisata.
Dulunya, Pantai Jerman ini memang banyak dijumpai para pedagang acung yang menawarkan berbagai souvenir dan jasanya untuk wisatawan. Namun semenjak 2019, para pedagang acung ini sudah disediakan art shop, kios-kios untuk barang dagangannya.
Art shop berjumlah puluhan kios ini dibangun dengan dana hibah dari Pemerintah Kabupaten Badung. Art Shop tersebut kini dikelola oleh Unit Usaha Baga Utsaha Padruwen Desa Adat Kuta (BUPDA), Banjar Segara, Desa Adat Kuta.
Berlokasi di area tengah Pantai Jerman, 28 kios untuk pedagang art shop, 8 kios untuk pedagang kuliner, dan kurang lebih 15 lapak kecil yang baru terbentuk karena pandemi.
Pengelola Pantai Jerman, I Wayan Astika mengungkapkan art shop terbentuk untuk memfasilitasi para pedagang acung yang dulu menjual barangnya di sekitaran Pantai Jerman.
“Jadi mereka dibuatkan tempat di satu lokasi agar tidak mengacung dan mengganggu wisatawan. Jadi pemerintah memberikan lokasi yang layak untuk mereka berjualan, begitu pula untuk usaha kuliner juga dibuatkan tempat yang layak,” ujar Pengelola Pantai Jerman, I Wayan Astika, Sabtu (3/12/2022).
Pedagang acung yang dulunya mencari nafkah lengkap dengan baju lengan panjang dan topi melingkar di kepalanya agar menghindari panas terik matahari kini bisa duduk manis menunggu para pembeli.
Dilihat dari pantauan NusaBali, para pedagang di Art Shop Pantai Jerman yang rata-rata dijaga oleh para wanita paruh baya, namun keramahannya dalam menyambut para pembeli masih terdengar jelas.
Dagangan yang tergantung rapi di ruko art shop Pantai Jerman memberikan kesan epik untuk memudahkan para pembeli melihat-lihat produk yang dijual, dibandingkan harus mengacung untuk menjajal dagangannya.
Salah satu pedagang Art Shop, Ni Nyoman Budiasih mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung, Banjar Segara, Kuta dan pihak lainnya yang telah memberikan fasilitas yang baik, bersih, dan rapi untuk para pedagang.
“Semenjak pandemi turis masih ada, tetapi tidak seramai dulu sebelum pandemi. Astungkara bulan Desember ini pengunjung semakin meningkat dan masalah tempat astungkara kita masih diberikan oleh pemerintah dan ini sudah luar biasa yang dulunya kita jualan di trotoar sekarang bisa jualan di sini. Mudah-mudahan langkah ke depan pariwisata bisa bangkit lagi,” ujar wanita yang akrab disapa Jro Kencana Wati ini.
Wanita kelahiran 1968 ini juga membeberkan jika event yang diselenggarakan pada Bhinneka Pantai Jerman Culture Festival pada 18-20 November 2022 dan 25-27 November 2022 silam memberikan perubahan penjualan yang sangat pesat.
“Saya mohon pemerintah bisa mengadakan lagi event-event seperti itu di sini karena sangat menunjang sekali dan itu baru langkah awal semoga bisa kembali ada lagi,” tandasnya.
Dalam sehari keuntungan yang ia dapatkan pun tidak menentu tergantung jumlah turis yang melancong ke Pantai Jerman.
Harga produk yang ditawarkan pun sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 150 ribu yang masih terjangkau untuk kalangan wisatawan asing maupun lokal. Setidaknya dalam sehari ia bisa menjual hampir 5-6 pcs bahkan lebih.
“Sehari bisa terjual 5-6 pcs. Tetapi sekarang hanya bisa menjual 2-3 pcs saja. Tidak kenapa, syukuri saja,” ujarnya.
Selaras dengan hal tersebut, Penjaga Toko Self Love Beach, Made Sulastri juga beranggapan yang sama tentang lokasi strategis Art Shop Pantai Jerman yang tak jauh dengan pesisir pantai. Produk yang ia jual rata-rata untuk kebutuhan wisatawan yang ingin surfing pun laris manis ketika ombak sedang bagus di bulan Mei hingga Agustus.
“Penjualan ya kalau ombaknya bagus dan produk saya brand surfing, kalau lagi ada yang surfing ada saja yang beli. Kalau sekarang ombaknya lagi jelek jadi tidak ada yang surfing,” ujar wanita asal Banjar Segara, Kuta.
Selain menjual barang kebutuhan untuk surfing, ia juga memberikan jasa penyewaan papan surfing seharga Rp 100 ribu tanpa batas waktu pemakaian.
“Rata-rata per minggu ada dua sampai 3 item terjual. Kalau penyewaan rata-rata juga 3 papan tersewa. Ombak paling bagus itu di bulan Mei sampai Agustus. Kalau saat ini musim hujan dan berangin pasti sepi yang menyewa,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, tak jauh dari lokasi art shop, salah satu pedagang kuliner, Ida Ayu Tapini, mengaku telah berjualan di Pantai Jerman tepatnya di pintu masuk Pantai Jerman sejak tahun 1986. Namun sejak dilakukan penataan Pantai Jerman, ia harus di relokasi dan berdagang di lokasi baru yakni di kios area tengah Pantai Jerman.
“Sebelumnya jualan tahun 1986, dulu saya berjualan di pintu masuk pantai ini. Akhirnya pindah ke sini tahun 2019. Bersyukur sekarang dikasih tempat yang bagus. Selanjutnya semoga tetap seperti ini, tidak ada lagi Covid-19, astungkara saat ini sudah mendapatkan hasil pendapatan semenjak ada event festival di Pantai Jerman,” ujar Owner Warung Ibu Dayu, Ida Ayu Tapini.
Konsumennya pun berasal dari berbagai kalangan baik wisatawan lokal dan ataupun wisatawan mancanegara. “Penghasilan tidak menentu, kadang-kadang bisa naik atau turun tidak menetap, kadang dapat Rp 600 ribu atau Rp 300 ribu tergantung banyak tamunya saja,” ujarnya.
Ida Ayu Tapini pun berharap kondisi perekonomian di Bali selanjutnya bisa kembali pulih seperti sebelum virus Covid19 melanda Bali dan pelaku usaha bia berjalan dengan lancar seperti sedia kala.
Untuk mengelola kawasan Art Shop Pantai Jerman dan juga lokasi kios kuliner tetap terjaga, Unit Usaha BUPDA, Banjar Segara, Desa Adat Kuta tetap memberlakukan biaya sewa oleh semua kios yang ditempati untuk membayar pegawai kebersihan.
Walaupun berbayar, Pengelola Pantai Jerman, I Wayan Astika mengungkapkan pihaknya akan terus berupaya untuk memberikan dobrakan baru agar bisa menarik wisatawan berkunjung ke Pantai Jerman.
“Kita selaku pengelola, tugas kita dipengelola itu mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Kita mempunyai rencana salah satunya akan melakukan pertunjukan kecak, lalu pantainya yang bersih, dan nanti ada event-event lain. Semoga saja nanti ada wisatawa yang datang. Jadi pergerakan perekonomiannya akan naik, itu harapan kami,” harap I Wayan Astika. *ris
1
Komentar