Antrean Solar Mengular di SPBU, Diduga Dipicu Aturan Pembatasan Kuota BBM Solar
Bahkan ada sopir yang harus mengantre hingga berjam-jam, seperti yang disampaikan sopir truk I Made Suweca yang sudah mendatangi dua SPBU namun kosong.
TABANAN, NusaBali
Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Bali pada, Senin (5/12) dipenuhi antrean, terutama kendaraan jenis truk, pick up, bus dan jenis kendaraan angkutan barang lainnya yang berbahan bakar solar. Antrean yang mengular hingga jalan di luar areal SPBU juga menyebabkan kemacetan arus lalulintas di sejumlah lokasi.
Di Tabanan puluhan truk terlihat antre. Potret antrean panjang seperti terlihat di SPBU Jalan Bypass Ir Soekarno. Para sopir sudah mengantre sejak pukul 10.00 Wita. Antrean terjadi karena stok solar langka. Mereka menunggu antre sampai di pinggir jalan hingga di dalam SPBU. Bahkan petugas keamanan pun harus mengatur lalu lintas.
Salah seorang sopir truk, Zainul mengatakan dirinya mengantre sejak pukul 10.00 Wita. Dirinya berangkat dari Provinsi Lampung untuk mengirim batu alam ke Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. “Saya sudah mengantre dari jam 10-an,” ujarnya.
Kata dia, pihak SPBU sudah menyanggupi akan pengisian solar sekitar pukul 12.00 Wita. Truk tangki BBM pun sudah berada di lokasi untuk menyalurkan BBM ke bak penampungan. "Jadi kita nunggu saja untuk prosesnya," jelas Zainul.
Antrean panjang juga terpantau di SPBU Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri. Bahkan ada sopir yang mengantre berjam-jam. Seperti yang disampaikan sopir truk I Made Suweca. Dia sudah mendatangi dua SPBU namun kosong. "Makanya saya ke sini (SPBU Kediri) ikut mengantre," ujarnya. Kata Suweca, karena harus mengantre dia sendiri sudah dua jam antri, padahal dia harus mengambil telur ke Kabupaten Bangli. "Sudah dua jam antre padahal mau ambil telur ke Bangli," imbuhnya.
Sementara itu seorang petugas SPBU I Ketut Mandia mengatakan stok kosong solar sudah terjadi sejak, Sabtu (4/12) dini hari. Dirinya tak mengetahui pasti penyebab kosongnya solar. "Solar kosong sejak Sabtu, namun kalau sampai mengantre baru hari ini," jelasnya. Dengan antrean ini para sopir pasti harus memerlukan kerja ekstra. Apalagi volume solar yang datang tidak menentu. "Misalnya sekarang datang 16 ton, bisa saja besoknya setengah," akunya.
Antrean panjang kendaraan juga terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Badung, Senin kemarin. Berdasarkan informasi di lapangan, pemicunya diduga karena adanya pembatasan untuk membeli solar dan pertalite dari Pertamina. Beberapa SPBU yang cukup krodit di antaranya SPBU Kapal dan SPBU Lukluk yang berada di Jalan Utama Denpasar-Gilimanuk.
Diduga karena pembatasan tersebut, kendaraan pun mengantre untuk mendapatkan bahan bakar. Aparat kepolisian pun sudah menurunkan beberapa personelnya untuk mengatur arus lalulintas. Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam (SDA) Setda Badung Made Adi Adnyana didampingi Kasubag SDM Energi dan Air Putu Puspita saat dikonfirmasi tidak menampik jika memang sempat terjadi kemacetan di beberapa SPBU. "Betul. Beberapa SPBU krodit, bahkan beberapa kendaraan sempat mengantre. Namun hingga sore sudah mulai normal," katanya.
Adi Adnyana menyebut, pihaknya sudah langsung melakukan crosscheck ke beberapa SPBU. Dari pihak SPBU menyebutkan semua itu ada pembatasan. Akan tetapi, pembatasan apa yang dimaksud masih belum jelas. "Katanya ada pembatasan. Pembatasan ini yang belum kami pastikan, apa pembatasan penggunaan, pengiriman atau bagaimana," ucapnya.
Menurut analisanya, ketika sudah ada solar atau pertalite yang bersubsidi, maka kendaraan akan mengisi BBM. Sehingga ini menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan. Hingga saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Pertamina terkait masalah tersebut. Namun sampai saat ini belum mendapat tanggapan. “Nanti saya informasikan lebih lanjut. Info sementara karena ada pembatasan saja," pungkasnya.
Tak hanya di Tabanan dan Badung, kondisi serupa juga terjadi di Kota Denpasar. Seperti di di SPBU Tjok Agung Tresna, SPBU Jalan Hangtuah, SPBU Jalan Gatot Subroto, dan SPBU lainnya. Seperti di SPBU Jalan Gatot Subroto dekat perempatan Ubung. Kemacetan di SPBU mengular hingga di Jalan Gatot Subroto di depannya sehingga menimbulkan kemacetan cukup parah. Kondisi ini seperti terlihat pada pukul 18.00 Wita sore kemarin.
Menanggapi antrean di sejumlah SPBU di Bali Pjs Manager Commrel dan CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Cholishon Liwajhillah menyampaikan keadaan tersebut karena kuota solar di SPBU di daerah tersebut sudah habis. Dikatakannya, Pertamina menyalurkan solar subsidi sesuai dengan aturan kuota yang telah ditetapkan BPH Migas.
Peruntukan solar subsidi, dikatakan Cholishon berdasarkan Peraturan Presiden No 191/2014. Dalam Perpres tersebut telah ditetapkan konsumen yang berhak menggunakan solar subsidi.
Cholishon menambahkan Pertamina terus melakukan upaya dan koordinasi dengan pihak terkait dan SPBU agar pelayanan BBM kepada masyarakat berjalan normal. Di antaranya pengalihan kuota antar kota maupun kabupaten agar distribusi solar merata. Sehubungan dengan hal itu, pihaknya mengatakan telah membuat laporan kepada regulator serta menunggu arahan selanjutnya. *des, ind, k17
Di Tabanan puluhan truk terlihat antre. Potret antrean panjang seperti terlihat di SPBU Jalan Bypass Ir Soekarno. Para sopir sudah mengantre sejak pukul 10.00 Wita. Antrean terjadi karena stok solar langka. Mereka menunggu antre sampai di pinggir jalan hingga di dalam SPBU. Bahkan petugas keamanan pun harus mengatur lalu lintas.
Salah seorang sopir truk, Zainul mengatakan dirinya mengantre sejak pukul 10.00 Wita. Dirinya berangkat dari Provinsi Lampung untuk mengirim batu alam ke Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. “Saya sudah mengantre dari jam 10-an,” ujarnya.
Kata dia, pihak SPBU sudah menyanggupi akan pengisian solar sekitar pukul 12.00 Wita. Truk tangki BBM pun sudah berada di lokasi untuk menyalurkan BBM ke bak penampungan. "Jadi kita nunggu saja untuk prosesnya," jelas Zainul.
Antrean panjang juga terpantau di SPBU Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri. Bahkan ada sopir yang mengantre berjam-jam. Seperti yang disampaikan sopir truk I Made Suweca. Dia sudah mendatangi dua SPBU namun kosong. "Makanya saya ke sini (SPBU Kediri) ikut mengantre," ujarnya. Kata Suweca, karena harus mengantre dia sendiri sudah dua jam antri, padahal dia harus mengambil telur ke Kabupaten Bangli. "Sudah dua jam antre padahal mau ambil telur ke Bangli," imbuhnya.
Sementara itu seorang petugas SPBU I Ketut Mandia mengatakan stok kosong solar sudah terjadi sejak, Sabtu (4/12) dini hari. Dirinya tak mengetahui pasti penyebab kosongnya solar. "Solar kosong sejak Sabtu, namun kalau sampai mengantre baru hari ini," jelasnya. Dengan antrean ini para sopir pasti harus memerlukan kerja ekstra. Apalagi volume solar yang datang tidak menentu. "Misalnya sekarang datang 16 ton, bisa saja besoknya setengah," akunya.
Antrean panjang kendaraan juga terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Badung, Senin kemarin. Berdasarkan informasi di lapangan, pemicunya diduga karena adanya pembatasan untuk membeli solar dan pertalite dari Pertamina. Beberapa SPBU yang cukup krodit di antaranya SPBU Kapal dan SPBU Lukluk yang berada di Jalan Utama Denpasar-Gilimanuk.
Diduga karena pembatasan tersebut, kendaraan pun mengantre untuk mendapatkan bahan bakar. Aparat kepolisian pun sudah menurunkan beberapa personelnya untuk mengatur arus lalulintas. Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam (SDA) Setda Badung Made Adi Adnyana didampingi Kasubag SDM Energi dan Air Putu Puspita saat dikonfirmasi tidak menampik jika memang sempat terjadi kemacetan di beberapa SPBU. "Betul. Beberapa SPBU krodit, bahkan beberapa kendaraan sempat mengantre. Namun hingga sore sudah mulai normal," katanya.
Adi Adnyana menyebut, pihaknya sudah langsung melakukan crosscheck ke beberapa SPBU. Dari pihak SPBU menyebutkan semua itu ada pembatasan. Akan tetapi, pembatasan apa yang dimaksud masih belum jelas. "Katanya ada pembatasan. Pembatasan ini yang belum kami pastikan, apa pembatasan penggunaan, pengiriman atau bagaimana," ucapnya.
Menurut analisanya, ketika sudah ada solar atau pertalite yang bersubsidi, maka kendaraan akan mengisi BBM. Sehingga ini menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan. Hingga saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Pertamina terkait masalah tersebut. Namun sampai saat ini belum mendapat tanggapan. “Nanti saya informasikan lebih lanjut. Info sementara karena ada pembatasan saja," pungkasnya.
Tak hanya di Tabanan dan Badung, kondisi serupa juga terjadi di Kota Denpasar. Seperti di di SPBU Tjok Agung Tresna, SPBU Jalan Hangtuah, SPBU Jalan Gatot Subroto, dan SPBU lainnya. Seperti di SPBU Jalan Gatot Subroto dekat perempatan Ubung. Kemacetan di SPBU mengular hingga di Jalan Gatot Subroto di depannya sehingga menimbulkan kemacetan cukup parah. Kondisi ini seperti terlihat pada pukul 18.00 Wita sore kemarin.
Menanggapi antrean di sejumlah SPBU di Bali Pjs Manager Commrel dan CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Cholishon Liwajhillah menyampaikan keadaan tersebut karena kuota solar di SPBU di daerah tersebut sudah habis. Dikatakannya, Pertamina menyalurkan solar subsidi sesuai dengan aturan kuota yang telah ditetapkan BPH Migas.
Peruntukan solar subsidi, dikatakan Cholishon berdasarkan Peraturan Presiden No 191/2014. Dalam Perpres tersebut telah ditetapkan konsumen yang berhak menggunakan solar subsidi.
Cholishon menambahkan Pertamina terus melakukan upaya dan koordinasi dengan pihak terkait dan SPBU agar pelayanan BBM kepada masyarakat berjalan normal. Di antaranya pengalihan kuota antar kota maupun kabupaten agar distribusi solar merata. Sehubungan dengan hal itu, pihaknya mengatakan telah membuat laporan kepada regulator serta menunggu arahan selanjutnya. *des, ind, k17
1
Komentar