Ujian Bahasa Indonesia Tak Diikuti 12 Siswa
Sebanyak dua belas orang siswa absen dalam pelaksanaan Ujian Sekolah di tingkat SD/MI di Kabupaten Buleleng pada Senin (15/5) pagi kemarin.
SINGARAJA, NusaBali
Sembilan orang di antaranya disebut berhenti, dan tiga orang dalam keadaan sakit. Secara umum pelaksanaan ujian di jenjang SD Kabupaten Buleleng berjalan dengan lancar dengan mata ujian Bahasa Indonesia. Tingkat Ketidakhadiran pun dinilai cukup rendah oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, jika dibandingkan dengan total peserta ujian mencapai 11.922 orang, dari 502 SD/MI Negeri dan Swasta.
“Tidak ada kendala berarti, mereka yang tidak bisa hadir hari ini akan mengikuti ujian susulan, tingkat kehadiran sangat tinggi,” ujar Suyasa di sela-sela pemantauan pelaksanaan ujian di hari pertama. Pelaksanaan ujian sekolah tahun ini sepenuhnya memang diakomodir oleh pihak sekolah. Hanya saja 20 persen dari jumlah soal diberikan oleh pusat.
Sedangkan untuk kelulusan siswa, berada sepenuhnya di pihak sekolah. Kelulusan siswa pun akan dibahas melalui rapat dewan guru dengan melihat keseharian siswa yang bersangkutan dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah selama enam tahun. Karena menurutnya sistem pendidikan saat ini lebih mengedepankan karakteristik dan integritas dari siswa yang akan menuntaskan pendidikan di setiap jenjang.
Meski demikian pihaknya terus mengarahkan agar sekolah tidak menjadikan peluang tersebut sebagai ajang mencari nama. Tidak ada sekolah yang meloloskan seluruh siswanya hanya dengan alasan ingin terlihat baik di masyarakat luas. Proses kelulusan pun diharapkan terjadi secara murni sehingga kedepannya dapat menjadi pembelajaran bagi siswa. *k23
“Tidak ada kendala berarti, mereka yang tidak bisa hadir hari ini akan mengikuti ujian susulan, tingkat kehadiran sangat tinggi,” ujar Suyasa di sela-sela pemantauan pelaksanaan ujian di hari pertama. Pelaksanaan ujian sekolah tahun ini sepenuhnya memang diakomodir oleh pihak sekolah. Hanya saja 20 persen dari jumlah soal diberikan oleh pusat.
Sedangkan untuk kelulusan siswa, berada sepenuhnya di pihak sekolah. Kelulusan siswa pun akan dibahas melalui rapat dewan guru dengan melihat keseharian siswa yang bersangkutan dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah selama enam tahun. Karena menurutnya sistem pendidikan saat ini lebih mengedepankan karakteristik dan integritas dari siswa yang akan menuntaskan pendidikan di setiap jenjang.
Meski demikian pihaknya terus mengarahkan agar sekolah tidak menjadikan peluang tersebut sebagai ajang mencari nama. Tidak ada sekolah yang meloloskan seluruh siswanya hanya dengan alasan ingin terlihat baik di masyarakat luas. Proses kelulusan pun diharapkan terjadi secara murni sehingga kedepannya dapat menjadi pembelajaran bagi siswa. *k23
1
Komentar