Antrean Solar di Klungkung Terkendali, Pembelian Dibatasi
SEMARAPURA, NusaBali.com - Kelangkaan solar di beberapa SPBU di Bali sejak Minggu (4/12/2022), tidak terlihat di Klungkung. Setidaknya SPBU Nomor 54.807.01 di Jalan Ngurah Rai, Semarapura, Klungkung, Selasa (6/12/2022), terlihat antrean wajar dan kendaraan angkutan barang terutama truk dan pick up tidak sampai mengular.
Bahkan kata Staf Pengawas di SPBU di Jalan Ngurah Rai, Klungkung, I Wayan Karas mengatakan stok bio solar di SPBU ini masih aman dan per Selasa (6/12/2022) truk tangki BBM pun sudah menyalurkan BBM ke bak penampungan.
“Ini kan karena diinfo dari Pertamina Pusat bahwa bio solar untuk kuota Bali itu sudah habis terutama di SPBU Jalan Ngurah Rai, Klungkung. Tetapi dari kemarin-kemarin kita memang sudah ada stok dan hari ini semua sudah mendapatkan stok bio solar lagi,” ujar Staf Pengawas I Wayan Karas ditemui di sela-sela kesibukannya, Selasa (6/12/2022) sore.
Ia juga menjelaskan, kelangkaan BBM terutama bio solar yang menyebabkan antrean panjang di SPBU daerah lainnya disebabkan karena situasi ekonomi saat ini yang sudah mulai lancar.
“Biasanya hitung-hitungan dari BPH Migas itu tidak habis dan tidak langka. Tetapi melonjaknya pembelian bio solar ini mulai dari bulan Agustus akibat kebangkitan ekonomi yang sudah mulai lancar,” ujarnya.
Walaupun stok solar aman, tetapi antrean kendaraan yang ingin membeli bio solar masih terpantau aman dan tidak membuat ruas jalan menjadi macet.
Setiap harinya, truk tangki BBM membawa sekitar 6.000 liter bio solar dan biasanya omset sehari mencapai 3.000-4.000 liter per hari.
Untuk menanggulangi kelangkaan bio solar, I Wayan Karas menuturkan pihaknya tetap membatasi setiap pembelian bio solar kepada pengendara.
“Kita sudah diberikan arahan dari Pertamina pusat itu maksimal memberikan 60 liter dalam satu truk roda enam. Tetapi tidak sampai 60 liter, paling tidak hanya sampai 30-40 liter agar per truk agar semuanya dapat dan itu adalah angka maksimal,” ujarnya.
Walaupun antrean pembelian bio solar terpantau aman dan lancar, antrean pada pembelian bahan bakar jenis Pertalite masih terpantau padat.
“Antrean di Pertalite lumayan ramai karena entitas motor di Klungkung lumayan banyak dan juga mobil-mobil. Tetapi kondisi ini memang sudah biasa. Karena perbandingan harga juga jauh karena Pertalite itu Rp 10.000 ribu per liter dan Pertamax Rp 13.900 per liter,” tandasnya.
I Wayan Karas pun berharap, pasokan BBM terutama bio solar dari Pertamina pusat untuk kuota di SPBU Bali bisa terus dilancarkan.
“Karena apapun istilahnya sekarang sudah tidak corona dan ekonomi sudah lancar. Jadi semoga kelangkaan ini tidak lama dan saya yakin tahun depan tidak ada kelangkaan bio solar lagi,” pungkas I Wayan Karas. *ris
Komentar