Ruwat Semesta, Desa Adat Batuan Gelar Tawur Nawa Gempang
GIANYAR, NusaBali
Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar akan menyelenggarakan Tawur Nawa Gempang Penyapuh Jagat Kertih pada Sukra Wage Wariga, Jumat (9/12) pagi.
Pecaruan dengan sarana ulam Kebo, Kambing, Godel, Kera Hitam, Angsa, dan beberapa satwa lainnya ini dipusatkan di Catus Pata atau Traffic Light Simpang Batuan.
Ruas jalan dari arah selatan dan barat akan ditutup selama dua hari mulai, Kamis (8/12). Sementara jalan nasional dari arah timur ke utara menuju Patung Bayi Sakah atau sebaliknya tetap dibuka dengan pengaturan lalu lintas dari kepolisian. Guna menghindari kemacetan, masyarakat pengguna jalan diharapkan mencari jalur alternatif.
Bendesa Adat Batuan I Nyoman Megawan bersama Wakil Bendesa I Wayan Sudha di sela persiapan Tawur Nawa Gempang, Selasa (6/12) menjelaskan upacara Butha Yadnya ini baru pertama kali digelar dan bersifat insidentil. "Tujuannya untuk meruwat alam semesta beserta isinya," jelas Bendesa Nyoman Megawan.
Menjadi istimewa karena pelaksanaan Tawur Nawa Gempang digelar dalam suasana momentum peringatan 1.000 tahun ditulisnya Prasasti Baturan oleh Raja Marakata pada 26 Desember Tahun 1022-26 Desember 2022 masehi (944 caka-1944 caka) yang jatuh tepat pada, Senin (26/12) nanti. "Karena dalam perjalanan abad ke abad, kita tidak tahu apa yang terjadi seratus bahkan seribu tahun yang lalu. Mungkin terjadi kepancabaya di fase itu. Saatnya sekarang kita akumulasi, ruwat secara universal alam semesta beserta isinya lewat upacara Penyapuh Jagat Kertih yang di dalamnya digelar Tawur Nawa Gempang," jelas Wakil Bendesa I Wayan Sudha menambahkan.
Dalam pelaksanaan Tawur Nawa Gempang ini, seluruh Krama Desa Adat Batuan diminta untuk nyokot atau mengambil tanah di setiap sudut mata angin pekarangan rumah. Tanah tersebut dibawa saat prosesi Pecaruan dikumpulkan menjadi satu untuk diruwat. "Tanah ini simbol pekarangan rumah krama yang turut kita doakan, dibersihkan dan disucikan secara niskala. Lebih-lebih jika dalam perjalanan pernah terjadi berbagai peristiwa pancabaya, misalnya pembunuhan, mati salah pati ulah pati, kebakaran maupun bahaya lain," jelas Wayan Sudha, penisunan ASN Pemkab Gianyar ini.
Tawur Nawa Gempang pula menjadi rangkaian Panca Yadnya yang digelar Desa Adat Batuan di tahun istimewa ini. Dewa Yadnya digelar bertepatan dengan Piodalan Ratu Puseh lan Ratu Desa Pura Desa Adat Batuan yang jatuh pada Saniscara Kliwon Wariga atau Tumpek Uduh, Sabtu (10/12). Rsi Yadnya diwujudkan dengan Punia beras dan busana untuk Pamangku dan Sulinggih.
Sementara Manusia Yadnya akan direalisasikan dalam kegiatan sosial Menek Kelih dan Metatah Massal pada, Minggu (11/12) nanti. "Manusa Yadnya ini terbuka untuk umat sedharma meskipun dari luar desa. Sudah ada sekitar 75 orang yang daftar, ada dari Ketewel, Guwang, Batuan Kaler dan ada Bule dari Jerman yang akan ikut Metatah. Tidak dipungut biaya, namun jika peserta mau Punia dipersilahkan," jelas Wayan Sudha, Prajuru asal Banjar Jeleka ini. *nvi
Komentar