Apindo Minta Pemberlakuan UMP/UMK Ditunda
DENPASAR,NusaBali
Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali meminta penundaan pemberlakuan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan UMK Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
Untuk UMP sebagaimana Keputusan Nomor 847/03-M/HK/2022, sedang keputusan UMK Kabupaten/Kota Nomor 869/03-M/HK/2022. Permohonan penundaan tersebut hingga Permohonan HUM atas Permenaker 18/2022 diputus oleh Mahkamah Agung.
Ketua DPP Apindo Bali I Nengah Nurlaba menyampaikan Selasa (6/12). ”Tadi kami sudah langsung datang bersurat ke Kantor Gubernur menyampaikan surat permohonan (penundaan) itu,” ucap Nurlaba.
Sebelum ke Kantor Gubernur, Apindo Bali menggelar rapat di Sekretariat Apindo Bali di Jalan Menuh, Kerenang, Denpasar. Usai rapat itulah, Nurlaba bersama pengurus bidang hukum Apindo Bali menuju Kantor Gubernur Bali, menyampaikan permohonan penundaan penerapan UMP dan UMK tahun 2023.
“Itu kan UMP akan berlaku nanti awal tahun baru (2023). Karena ini kami minta penundaan itu,” ucap Nurlaba Sebelumnya besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Bali ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Nomor 847/03-M/HK/2022 tertanggal 24 November 2022. Besarnya Rp 2.713.672,28.
Sedang ketentuan tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 869/03-M/HK/2022, tanggal 2 Desember 2022.
\
Besarannya berbeda-beda dari kabupaten/kota di Bali. Kabupaten Jembrana Rp 2.738.698,00. Tabanan Rp 2.824.613,12. Badung Rp 3.163.837,32. Gianyar Rp 2.837.680,02. Kabupaten Klungkung Rp 2.714.642,00. Karangasem Rp 2.730.264,15, Buleleng Rp 2.716.206,49. Dan Kota Denpasar UMK-nya Rp 2.994.646,14. *K17
1
Komentar