Bom Bunuh Diri di Bandung, 1 Polisi Tewas dan 10 Korban Luka-luka
Bomber Astana Anyar Terafiliasi JAD
Pelaku Agus Muslim pernah ditangkap saat peristiwa bom di Cicendo, Bandung pada 2017 dan menjalani masa tahanan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
BANDUNG, NusaBali
Markas Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12) pukul 08.30 WIB diguncang ledakan bom bunuh diri. Sebanyak 11 orang menjadi korban dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri ini. Dari 11 orang itu, sebanyak 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi. Pelaku (Bomber) yang kemudian diketahui bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim,34, teridentifikasi berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan Agus Sujatno alias Agus Muslim merupakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Menurut Jenderal Listyo Sigit pelaku berstatus ‘masih merah’ dalam program deradikalisasi.
"Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan di LP Nusakambangan. Jadi artinya, dalam tanda kutip masuk kelompok 'masih merah'. Proses deradikalisasi membutuhkan teknik dan taktik berbeda," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam jumpa pers, di Kota Bandung, Rabu kemarin. Kapolri mengatakan sosok Agus Muslim ini masih susah diajak bicara dan cenderung menghindar.
"Jadi yang bersangkutan masih susah diajak bicara. Cenderung menghindar," katanya. Dia menuturkan Agus Muslim pernah ditangkap saat peristiwa bom di Cicendo Kota Bandung pada 2017 dan menjalani masa tahanan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Yang bersangkutan dihukum empat tahun. Dan bulan September 2021, bebas," kata dia. Agus Muslim juga teridentifikasi berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Jenderal Listyo Sigit menjelaskan identifikasi itu diperoleh melalui pemeriksaan sidik jari dan pengenalan wajah (face recognition). Kelompok JAD yang diikuti Agus Muslim, tambahnya, berbasis di Bandung, Jawa Barat. Oleh karena itu, Jenderal Listyo memerintahkan timnya untuk mendalami dan mencari orang-orang atau kelompok yang diduga terafiliasi dengan kelompok Agus tersebut. "Seluruh tim satgas sudah diperintahkan bergerak," ujar Listyo. Agus Sujatno,34, diketahui beralamat di Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kemarin Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjenguk para korban luka dalam peristiwa bom bunuh diri Mapolsek Astana Anyar. Para korban luka kini dirawat di RS Immanuel, Bandung, Jawa Barat. "Hari ini (kemarin) terjadi peristiwa bom bunuh diri yang mengakibatkan tidak hanya korban pelaku bunuh diri yang meninggal. Namun ada beberapa anggota yang terluka dan satu meninggal dunia," kata Jenderal Listyo Sigit dalam kunjungannya.
Dia menyampaikan duka cita atas gugurnya Aiptu Anumerta Sofyan Didu. Dia mendoakan Aiptu Sofyan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Di samping itu, mantan Kapolda Banten ini menyemangati para korban luka agar kondisinya lekas pulih.
Selain Aiptu Sofyan yang gugur, 9 personel polisi terluka. Dan satu warga sipil juga terluka. "Oleh karena itu tentunya dalam kesempatan ini saya selaku pimpinan Polri menyampaikan bela sungkawa, turut berduka cita terhadap almarhum semoga diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan tentunya seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," ujar Kapolri.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga meninjau langsung tempat kejadian perkara kejadian bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat. Dalam tinjauannya, dia menegaskan bahwa telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran personel kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa bom bunuh diri tersebut.
"Tentunya ini semua didalami. Sehingga kita minta kepada seluruh rekan-rekan untuk bisa bantu kami dan tim agar bisa menuntaskan secara maksimal. Seluruh tim dan satgas sudah diperintahkan untuk semua bergerak," tegasnya.
Sementara Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, diduga membawa dua unit bom ke lokasi. Satu bom yang meledak itu diduga melekat di tubuh pelaku. Sedangkan satu bom lainnya ditemukan di sekitar lokasi dalam kondisi belum meledak. "Tadi ada satu yang diledakkan pelaku, dan ada satu yang kita ledakan," ucap Irjen Suntana.
Menurutnya, satu bom yang ditemukan itu kemudian 'didisposal' oleh anggota Gegana Brimob dengan cara diledakkan di tempat yang aman. Adapun proses disposal itu terjadi sekitar pukul 10.45 WIB. Proses disposal itu menyebabkan dentuman yang keras terdengar di sekitar lokasi. Suntana mengatakan proyektil dari ledakan bom itu diduga berupa paku tembok hingga paku payung. Polisi pun menurutnya masih mengidentifikasi bahan peledak yang digunakan pelaku bom bunuh diri.
Menurut Irjen Suntana ada 11 orang yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri ini. Dari 11 orang itu, sebanyak 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi. "Ada 11 orang menjadi korban, terdiri 10 anggota Polri dan satu warga sipil. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan," kata Suntana kepada wartawan di sekitar Mapolsek Astanaanyar.
Kapolda menjelaskan peristiwa bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astanaanyar sedang melaksanakan apel pagi. Saat itu, pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi. "Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Suntana.
Kapolda pun memohon waktu untuk bisa mengungkap kejadian bom bunuh diri tersebut karena saat ini polisi masih fokus memastikan lokasi maupun lingkungan sekitar Mapolsek Astanaanyar steril. "Sesudah ini mohon waktu, polisi akan melaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara) berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan termasuk sidik jari, untuk memastikan identitas dari pelaku bom bunuh diri," katanya.
Polisi mengkonfirmasi bahwa sepeda motor bebek biru dengan tulisan kertas 'KUHP adalah hukum syirik/kafir. Perangi para penegak hukum setan' disertai logo ISIS adalah milik pelaku bom Astana Anyar Bandung. Pelat nomor polisi sepeda motor itu berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah. "Sedang kami dalami nanti kita identikkan dengan hasil dan sidik jari pelakunya ini sedang kita identifikasi untuk daerah dari mana, tapi pelat nomornya ini AD itu wilayah Surakarta," kata Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana. *ant
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan Agus Sujatno alias Agus Muslim merupakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Menurut Jenderal Listyo Sigit pelaku berstatus ‘masih merah’ dalam program deradikalisasi.
"Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan di LP Nusakambangan. Jadi artinya, dalam tanda kutip masuk kelompok 'masih merah'. Proses deradikalisasi membutuhkan teknik dan taktik berbeda," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam jumpa pers, di Kota Bandung, Rabu kemarin. Kapolri mengatakan sosok Agus Muslim ini masih susah diajak bicara dan cenderung menghindar.
"Jadi yang bersangkutan masih susah diajak bicara. Cenderung menghindar," katanya. Dia menuturkan Agus Muslim pernah ditangkap saat peristiwa bom di Cicendo Kota Bandung pada 2017 dan menjalani masa tahanan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Yang bersangkutan dihukum empat tahun. Dan bulan September 2021, bebas," kata dia. Agus Muslim juga teridentifikasi berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Jenderal Listyo Sigit menjelaskan identifikasi itu diperoleh melalui pemeriksaan sidik jari dan pengenalan wajah (face recognition). Kelompok JAD yang diikuti Agus Muslim, tambahnya, berbasis di Bandung, Jawa Barat. Oleh karena itu, Jenderal Listyo memerintahkan timnya untuk mendalami dan mencari orang-orang atau kelompok yang diduga terafiliasi dengan kelompok Agus tersebut. "Seluruh tim satgas sudah diperintahkan bergerak," ujar Listyo. Agus Sujatno,34, diketahui beralamat di Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kemarin Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjenguk para korban luka dalam peristiwa bom bunuh diri Mapolsek Astana Anyar. Para korban luka kini dirawat di RS Immanuel, Bandung, Jawa Barat. "Hari ini (kemarin) terjadi peristiwa bom bunuh diri yang mengakibatkan tidak hanya korban pelaku bunuh diri yang meninggal. Namun ada beberapa anggota yang terluka dan satu meninggal dunia," kata Jenderal Listyo Sigit dalam kunjungannya.
Dia menyampaikan duka cita atas gugurnya Aiptu Anumerta Sofyan Didu. Dia mendoakan Aiptu Sofyan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Di samping itu, mantan Kapolda Banten ini menyemangati para korban luka agar kondisinya lekas pulih.
Selain Aiptu Sofyan yang gugur, 9 personel polisi terluka. Dan satu warga sipil juga terluka. "Oleh karena itu tentunya dalam kesempatan ini saya selaku pimpinan Polri menyampaikan bela sungkawa, turut berduka cita terhadap almarhum semoga diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan tentunya seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," ujar Kapolri.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga meninjau langsung tempat kejadian perkara kejadian bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat. Dalam tinjauannya, dia menegaskan bahwa telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran personel kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa bom bunuh diri tersebut.
"Tentunya ini semua didalami. Sehingga kita minta kepada seluruh rekan-rekan untuk bisa bantu kami dan tim agar bisa menuntaskan secara maksimal. Seluruh tim dan satgas sudah diperintahkan untuk semua bergerak," tegasnya.
Sementara Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, diduga membawa dua unit bom ke lokasi. Satu bom yang meledak itu diduga melekat di tubuh pelaku. Sedangkan satu bom lainnya ditemukan di sekitar lokasi dalam kondisi belum meledak. "Tadi ada satu yang diledakkan pelaku, dan ada satu yang kita ledakan," ucap Irjen Suntana.
Menurutnya, satu bom yang ditemukan itu kemudian 'didisposal' oleh anggota Gegana Brimob dengan cara diledakkan di tempat yang aman. Adapun proses disposal itu terjadi sekitar pukul 10.45 WIB. Proses disposal itu menyebabkan dentuman yang keras terdengar di sekitar lokasi. Suntana mengatakan proyektil dari ledakan bom itu diduga berupa paku tembok hingga paku payung. Polisi pun menurutnya masih mengidentifikasi bahan peledak yang digunakan pelaku bom bunuh diri.
Menurut Irjen Suntana ada 11 orang yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri ini. Dari 11 orang itu, sebanyak 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi. "Ada 11 orang menjadi korban, terdiri 10 anggota Polri dan satu warga sipil. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan," kata Suntana kepada wartawan di sekitar Mapolsek Astanaanyar.
Kapolda menjelaskan peristiwa bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astanaanyar sedang melaksanakan apel pagi. Saat itu, pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi. "Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Suntana.
Kapolda pun memohon waktu untuk bisa mengungkap kejadian bom bunuh diri tersebut karena saat ini polisi masih fokus memastikan lokasi maupun lingkungan sekitar Mapolsek Astanaanyar steril. "Sesudah ini mohon waktu, polisi akan melaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara) berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan termasuk sidik jari, untuk memastikan identitas dari pelaku bom bunuh diri," katanya.
Polisi mengkonfirmasi bahwa sepeda motor bebek biru dengan tulisan kertas 'KUHP adalah hukum syirik/kafir. Perangi para penegak hukum setan' disertai logo ISIS adalah milik pelaku bom Astana Anyar Bandung. Pelat nomor polisi sepeda motor itu berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah. "Sedang kami dalami nanti kita identikkan dengan hasil dan sidik jari pelakunya ini sedang kita identifikasi untuk daerah dari mana, tapi pelat nomornya ini AD itu wilayah Surakarta," kata Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana. *ant
1
Komentar